Cuca Ekstrem Pengaruhi Produksi Pertanian Balikpapan

Cuca Ekstrem Pengaruhi Produksi Pertanian Balikpapan

Nomorsatukaltim.com – Sepekan belakangan, cuaca eksrtem melanda Kota Balikpapan. Intensitasi curah hujan yang sangat tinggi disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah titik diterjang banjir. Namun kondisi tersebut kadang diselingi panas yang sangat menyengat. Fenomena tersebut ternyata mempengaruhi sebagian proses produksi pertanian di beberapa wilayah Kota Balikpapan. Hal itu dijelaskan Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Balikpapan, Sri Wahjuningsih, Selasa (21/3/2023). Ia mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem pastinya berpengaruh terhadap proses produksi pertanian. Namun pengaruh yang ditimbulkan tidak terlalu besar. “Dampak perubahan iklim yg ekstrem pastinya akan berpengaruh ke penurunan produksi karena ada serangan hama atau penyakit terhadap tanaman, baik buah maupun sayur sayuran,” paparnya saat ditemui. Wanita yang kerap disapa Sri, mengungkapkan pula terkait beberapa lahan pertanian yang rawan terpapar ketika cuaca ekstrem melanda Kota Balikpapan. Di wilayah Kecamatan Balikpapan Timur ada sembilan lahan dengan jenis tanaman hortikultura dan padi. Sedangkan pada wilayah Kecamatan Balikpapan Utara, terdapat empat lahan pertanian dengan jenis komoditas yang sama, yaitu kangkung. “Selain pertanian, yang rawan terdampak di Balikpapan Utara itu sektor budidaya ikan lele. Yang terletak di Karang Joang dengan luas lahan 630 M persegi mas,” tuturnya. Sri mengimbau kepada para petani dan nelayan yang menjadi pelaku langsung di lapangan untuk selalu waspada terhadap cuaca ekstrem yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Seperti menyiapkan langkah atau sistem lain yang dapat melindungi hasil produksi pertanian. Perubahan iklim yang tak menentu, dinilai cukup mengganggu para pelaku usaha budidaya ikan lele di Balikpapan. Terutama terkait perkembangan dan hasil produksi menjelang panen. Tak hanya pertanian, tapi juga berpengaruh terhadap budidaya ikan. Seperti pelaku usaha budidaya ikan lele Balikpapan, Rusli, yang mengaku usahanya terdampak cuaca buruk yang tidak menentu. “Sekarang cuacanya buruk dengan kemarau dan hujan yang tak menentu. Ini berdampak pada usaha kita,” ujarnya. Apalagi dampak cuaca buruk itu sampai membuat ternak lelenya bertumbangan. “Dampaknya kalau cuaca ektrem banyak ikan yang mati, Mas. Kalau biasanya mungkin bisa dihitung hanya 2 atau 3 yang mati. Kalau iklim cuaca lagi amburadul, itu belasan bisa mati dalam sebulan. Belum lagi ukuran ikannya jadi kecil kan karena siklus udara nya,” jelas Rusli. Ia pun berharap agar cuaca selalu cerah dan baik seperti sebelumnya. (*) Reporter: Muhammad Taufik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: