Smart Farming Diproyeksikan sebagai Pertanian Masa Depan

Smart Farming Diproyeksikan sebagai Pertanian Masa Depan

Nomorsatukaltim.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian menggaungkan urgensi smart farming untuk meningkatkan produktivitas. Smart farming diproyeksikan sebagai pertanian masa depan. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, saat ini era teknologi digital, sehingga para generasi muda perlu beradaptasi memanfaatkan peluang dan memenangkan kompetisi. "Pertanian saat ini tidak sama lagi dengan pertanian sebelumnya. Kita masuk pertanian internet of thinking, menggunakan artificial intelegent, satelit. Pertanian itu keren," ujar Mentan, belum lama ini. Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menyampaikan, smart farming telah terbukti mampu menggenjot produktivitas pertanian. Sekaligus meningkatkan kualitas dan kontinuitas produk pertanian. "Karena itu saya yakin dengan smart farming produktivitas bisa kita genjot, kualitas bisa kita perbaiki, dan kontinuitas produk bisa kita jamin," ujar Dedi. Ia mengatakan dalam sistem pertanian ini ada pemanfaatan produk bioteknologi, biosains, biofertilizer, biopestisida. Contohnya pemanfaatan high yiedling variety atau varietas yang berpotensi hasil tinggi. "Pertanian itu dimulai dari benih dan dari varietas yang berpotensi hasil tinggi. Kalau bibit dan benihnya asal-asalan apalagi hoaks, maka pasti hasilnya juga hoaks. Kalau kalian mau bertani, maka pastikan dulu benihnya berkualitas dan berpotensi produktivitas tinggi," ujarnya. Menurutnya dalam konsep pertanian juga ada pemanfaatan alat mesin pertanian. Ada pula pemanfaatan internet of things, big data, artificial intelligence, robot construction, dan sensor. "Kita sudah memasuki era 4.0, segala sesuatunya otomatis. Segalanya sesuatunya menggunakan internet dari hulu hingga hilir. Dari hulu memilih benih dan bibit yang berkualitas cukup menggunakan robot. Bicara ukuran benih, robot bisa menyeleksi benih yang bagus," jelas Dedi. "Bahkan sekarang irigasi juga bisa dihubungkan dengan Iot. Putra-putri Indonesia sekarang sudah mampu membuat smart irrigation system untuk usaha tani cabai dan sayuran lainya," sambungnya. Sekretaris Umum Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI), Ahmad Junaedi mengamini jika konsep ini akan menjadi pertanian masa depan Indonesia. "Smart farming akan menjadi pertanian masa depan kita," ujarnya. Ahmad mengatakan, smart farming mampu menghasilkan produktivitas dan kualitas yang sangat tinggi. Selain itu kontinuitas bisa terjamin, sehingga bisa bersaing dengan produk-produk dari luar negeri. "Biasanya kalau teknologi pertanian konvensional yang biasa saja, ya, akan banyak pembatas. Produktivitas tidak bisa terlalu tinggi, kualitas juga bermasalah, kontinuitas fluktuatif. Dengan smart farming, kita bisa mengatasi persoalan pasokan," ujarnya. (*/Kkn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: