YLKI Soroti Kenaikan Harga Pangan
Nomorsatukaltim.com – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), menyoroti kenaikan harga pangan yang telah berlangsung lama. Kenaikan tersebut dikhawatirkan bisa membenani konsumen. Sekretaris YLKI, Agus Suyatno, mengatakan kenaikan harga menjelang Ramadhan masih dimaklumi lantaran menunjukan kegiatan ekonomi yang tengah tumbuh. "Tapi kalau kemudian melambung tidak terkendali dan tidak adil bagi konsumen, ini menjadi preseden kegagalan pengendalian harga bahan pokok bagi konsumen, terutama masyarakat kelas bawah," ujar Agus, sebagaimana dilaporkan ROL, Senin (6/3/2023). Salah satu harga bahan pangan pokok yang masih cukup tinggi adalah beras. Panel Harga Badan Pangan Nasional mencatat rerata harga beras medium sampai Senin masih sekitar Rp 11.790 per kg. Untuk beras premium harganya mencapai Rp 13.520 per kg. Tren harga beras medium dan premium tak jauh berbeda dari rerata harga pekan lalu. Selain itu harga minyak goreng masih berkisar Rp 15 ribu per liter untuk minyak goreng curah dan Rp 17 ribu untuk minyak goreng kemasan sederhana. Agus mengatakan, biasanya pemerintah langsung mengambil jalan pintas lewat operasi pasar ketika terjadi gejolak harga. Namun, yang disayangkan langkah operasi pasar itu dilakukan sekadar memenuhi kewajiban program tanpa ada target manfaat yang jelas dan konkret. "Itu hanya program yang dijalankan tanpa pernah memikirkan berapa banyak masyarakat bawah yang mendapatkan manfaat. Begitu operasi pasar dilempar, selesai. Jadi tidak jelas, hanya sekadar program berjalan," ujarnya. Ia menilai pemerintah masih punya kelemahan karena tak punya cadangan pangan yang mencukupi. Hanya beras yang dikelola secara penuh oleh Bulog, namun itu pun masih kerap mengalami masalah. Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo berharap upaya pengendalian inflasi dengan menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan dilakukan optimal bersama seluruh pemangku kepentingan. Ia mengharapkan agar persoalan seperti kelangkaan bahan pangan pokok tidak terulang terlebih menjelang bulan Ramadhan. Dalam sambutannya pada Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan 2023, Minggu (5/3/2023) Perry menyingung soal komoditas beras yang beberapa waktu terakhir seolah menghilang dari pasar. Kemudian diikuti kelangkaan minyak goreng yang berdampak kenaikan harga. "Kemarin saja, beras naik di mana-mana. Padahal berasnya ya, ada. Berasnya ada kok tiba-tiba bisa menghilang, lalu minyak goreng. Itu beberapa yang harus kita kendalikan, sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri," kata Perry seperti dikutip melalui kanal Youtube Bank Indonesia. Pemerintah menargetkan laju inflasi secara umum tahun ini sebesar 3,6 persen. Namun, Perry mengatakan, hingga paruh pertama 2023 kemungkinan angka inflasi masih tetap di atas lima persen. Penurunan inflasi hingga di bawah empat persen diproyeksi akan dicapai pada paruh kedua tahun ini. (*/ Rol)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: