Penelik Partikelir

Penelik Partikelir

Nomorsatukaltim.com - NETIZEN Indonesia memang hebat. Sangat berbakat. Khususnya dalam mengungkap sebuah perkara. Kemampuannya bak detektif. Bahkan, terkadang melampaui penyelidik. Tak jarang, justru ikut menentukan hasil penyidikan. Banyak skandal yang terungkap berkat tingginya rasa kepo mereka. Pembaca juga tahu. Salah satu hasil ‘penyelidikan’ warga sosial media yang paling besar adalah: terungkapnya skandal mantan Kadivpropam Polri, Ferdy Sambo. Coba saja kalau jari netizen tak ikut cawe-cawe. Kita bakalan ikut saja skenario Sambo. Kehebatan warga ‘konoha’, sekali lagi terbukti. Belum selesai soal Sambo, muncul kasus-kasus lain yang tak kalah heboh. Seperti kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kematian mahasiswa Universitas Indonesia. Suara netizen berhasil mengubah hasil pengusutan para detektif (baca:penyidik) Polri. Hingga seorang perwira pertama korps baju cokelat menjalani pemeriksaan internal. Terhangat ialah perkara yang menyeret nama pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Berawal dari penganiayaan seorang remaja Senin (20/2/2023) malam, terungkap masalah lain yang tak kalah besar. Soal gaya hidup pejabat. Serta kepatuhan petinggi yang mengurusi pajak, namun tak taat pajak. “Sedih sekali, David, anak teman saya Jo @seeksixsuck yang lulusan Pesantren Inggris Assalam Bogor dianiaya sampai koma, sudah tidak sadar 2 hari.” “Ini David anak baik itu, lagi ngajari adik-adiknya ngaji di Assalam. Pelakunya sudah ditahan tapi keluarganya yang katanya berduit coba-coba intervesi.” tulisan Mohamad Guntur Romli itulah yang menjadi awal mula terbongkarnya aib sang pejabat. Cuitan Guntur Romli yang dikenal aktif di Twitter, kontan membuat heboh penghuni aplikasi ‘burung biru’. Apalagi,  ia juga mengungkap upaya polisi menutupi jejak barang bukti. “Ini mobil yang dipakai Mario Dandy waktu menganiaya David, Rubicon dengan plat palsu. Tiba-tiba mobil yang sudah disita di Polsek Pesanggrahan hilang. Ada intervensi apa?” katanya sambal menyertakan sebuah foto jeep mewah  itu. Belakangan, setelah viral, mobil itu kembali lagi dengan nomor polisi yang sudah berganti. Hanya hitungan jam, netizen Indonesia melakukan penelusuran, profiling, dan spill pelaku yang disebut Guntur Romli. Hingga akhirnya terungkap bagaimana perilaku terduga penganiaya,  siapa orang tuanya, dan bagaimana jejak kekayannya. Benar-benar dikuliti! Netizen mengungkap diduga pelaku sebagai anak pejabat eselon II di Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan. Dari sana kemudian terungkap fakta bahwa mobil itu menunggak pembayaran pajak. Kecaman Sri Mulyani Peristiwa itu bikin Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani angkat suara. Selain mengecam kekerasan yang dilakukan, gaya hidup mewah yang dilakukan keluarga Kemenkeu dapat menggerus kepercayaan terhadap integritas Lembaga. "Kemenkeu mengecam gaya hidup mewah yang dilakukan oleh keluarga jajaran Kemenkeu yang menimbulkan erosi kepercayaan terhadap integritas Kementrian Keuangan dan menciptakan reputasi negatif kepada seluruh jajaran Kemenkeu yang telah dan terus bekerja secara jujur, bersih dan profesional," ungkap Menkeu melalui akun instragram pribadinya, @smindrawati, Rabu (22/2/2023). Sri Mulyani akan terus melakukan langkah konsisten untuk menjaga integritas seluruh jajaran Kementerian Keuangan dengan menerapkan tindakan disiplin bagi mereka yang melakukan korupsi dan pelanggaran integritas. “Kepercayaan publik adalah hal esensial dan fondasi yang harus dijaga bersama dan tidak boleh dikompromikan oleh seluruh jajaran Kemenkeu,” tambah dia. Kasus penganiayaan terjadi di Kompleks Grand Permata, Cluster Boulevard, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (20/2/2023). Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary Syam, menyebut, pelaku telah ditangkap dan ditahan. "Tersangka MDS telah ditahan," ujar Ade. Kasus ini sekali lagi membuktikan kejelian detektif netizen Indonesia dalam membongkar praktik ketidakadilan di negeri ini. Belum terlambat bagi aparat penegak hukum untuk berbenah, agar kinerja mereka tidak diambil alih penelik-penelik partikelir. (*)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: