Rumput Laut Balikpapan Tembus Pasar Surabaya dan Makassar

Rumput Laut Balikpapan Tembus Pasar Surabaya dan Makassar

Nomorsatukaltim.com - Ketua Kelompok Tani Bahari, Sarni menilai potensi rumput laut di Balikpapan sangat menjanjikan. Bahkan untuk penjualannya sudah bisa menembus pasar luar  daerah, seperti Surabaya dan Makassar.

"Per kilogram sekitar Rp 35 ribu Mas, kami juga mempunyai konsumen tetap dari luar kota selain dalam kota, seperti Surabaya dan Makassar," jelasnya.

Sarni merintis kelompik budidaya rumput laut sejak tahun 2005. Sampai kini, banyak maayarakat tertarik untuk bergabung dalam produksi runput laut.

Masyarakat yang bergabung tak hanya petani dan ibu-ibu, tapi ada pula pelajar. Setiap panen, mereka bisa meraup sekitar 25 ton dengan bandrol Rp 35 ribu per kilogram.

“Budidaya rumput laut ini sangat menjanjikan dan memang untuk menyejahterakan petani nelayan, bahkan kami sudah kirim ke sejumlah daerah,” jelas Sarni.

Ia menjelaskan selama sebulan, total produksi rumput laut mencapai satu ton. Atau setara dengan lima pikulan orang dewasa dalam skala keluarga.

Sarni bilang potensi kekayaan perairan Balikpapan komoditas rumput laut, selain total produksi yang tinggi, harganya juga fantastis.

"Sangat dirasakan manfaat ekonomi produksinya. Sampai saat ini Kelompok Bahari telah mempunyai konsumen tetap dari dalam kota seperti supermarket dan implementasi konsumsi keluarga,' terang Sarni.

Sarni membeberkan maksud dan tujuannya bergelut di bidang budidaya rumput laut.

Ia menjelaskan bahwa apa yang digemarinya saat ini berangkat dari hobi sejak kecil dari kepulauan Sulawesi Tenggara daerah Buton.

Hingga di Balikpapan, ia mencoba untuk mendirikan budidaya rumput laut secara mandiri dengan mendatangkan satu ton dari Kota Baru, dengan tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir.

Sarni mengisahkan sebelum mengembangkan di wilayah Lamaru, ia mulai menekuni budidaya rumput laut sejak 18 tahun lalu di Teluk Waru, Balikpapan Barat.

Setahun berikutnya kisaran tahun 2006–2007 mengembangkan lagi ke pesisir Teritip dan membentuk tiga kelompok tani.

Enam bulan berjalan, ia mampu menghasilkan rumput laut kering sebanyak 6 ton dengan jumlah anggota 18 orang.

Menurutnya lertama kali rumput laut Balikpapan keluar daerah, dari kelompok tani budidaya rumput laut Teritip.

Setelah itu, ia pindah lagi di belakang Asrama Haji Manggar hingga usahanya terus berkembang sampai sekarang.

Sarni mengaku bangga saat ini telah mampu membimbing masyarakat yang tidak mempunyai kegiatan sampai akhirnya tertarik dalam dunia budidaya rumput laut.

"Alhamdulillah kebanggan hadir dari diri saya dapat merangkul masyarakat untuk bergelut di bidang budidaya rumput laut. Yang awalnya sangat minim, akhirnya sudah lumayan ramai," paparnya.

Kelompok Budidaya Bahari berharap agar pemerintah tetap saling berkolaborasi dengan para pembudidaya. Tujuannya untuk mengembangkan budidaya komoditas rumput laut.

"Apalagi rumput laut punya potensi yang begitu besar bagi perekonomian masyarakat maupun kota. Selain itu bisa menjaga habitat perairan,' ujar Sarni.

Ia mengakui selama menjalani usaha tersebut ada kendala yang dihdapai. Semisal cuaca ekstrem dan hujan deras. Yang berdampak menurunnya hasil produksi rumput laut.

Meski begitu, hal tersebut tidak membuatnya mundur. Kendala itu dijadikannya sebagai tantangan.

Apalagi, sambung Sarni, petani rumput laut di Balikpapan masih sangat minim lantaran belum menegtahui hasil menggiurkan yang diperolehnya. Untuk itu, ia membuka diri bagi masyarakat yang ingin bergabung dalam kelompok budidaya rumput laut.

Sarni berharap kelak bisa mempersatukan kelompok-kelompok nelayan untuk bersinergi mengembangkan produksi rumput laut. Tujuannya memberi alternatif bagi masysrakat yang ingin meningkatkan perekonomiannya.

"Apalagi rumput laut punya potensi besar bagi perekonomian masyarakat," papar Sarni. (*)

Reporter: Muhammad Taufik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: