Bantu Alat Pengolah Coklat dan Bibit Kakao ke Petani
Berau, Nomorsatukaltim.com - Pemerintah Kabupaten Berau semakin serius mengembangkan komoditas kakao. Selain memperluas lahan tanam, upaya meningkatkan produksi bahan utama pembuat coklat terus dilakukan. Salah satunya melalui Dinas Perkebunan (Disbun) yang akan memberikan bantuan sarana produksi (Saprodi) berupa alat pengolah kakao. Bantuan ini diberikan kepada kelompok ibu-ibu di Labanan Makarti Kecamatan Teluk Bayur. Sebagai upaya mendukung pembuatan coklat olahan. Hal itu disampaikan oleh Kepada Disbun Berau, Lita Handini. Ia mengatakan, Pemkab Berau berkomitmen terhadap pengembangan potensi kakao melalui program pemberian bantuan stimulan. Selaras dengan misi meningkatkan ekonomi masyarakat dengan optimalisasi sektor hilir sumber daya alam dan pertanian dalam arti luas. “Bantuan sarana produksi tahun ini tetap ada, salah satunya alat pengolahan kakao pasca panen,” ungkapnya. Dijelaskannya, produk olahan coklat dari 10 anggota kelompok ibu-ibu di Labanan Makarti tersebut masih dalam skala kecil. Merupakan binaan lintas sektor dari Disbun, DPMK hingga pihak ketiga. Pihaknya mendukung secara penuh agar bisa menjadi produk lokal khas Berau. “Mereka sudah punya alat pengolahan, tapi masih skala kecil. Kami mau menambah alat yang belum mereka punya sehingga diharapkan mampu menambah jumlah olahan lebih banyak lagi,” jelasnya. “Dan kualitas olahannya juga semakin baik jadi layak untuk dipasarkan secara luas. Insya Allah pada triwulan ketiga alat itu bisa direalisasikan,” imbuhnya. Sesuai arahan kepala daerah yang ingin agar produk olahan coklat saat ini bisa menjadi pendamping pariwisata. Wisatawan yang datang ke Berau bisa membawa oleh-oleh coklat olahan. Produk olahan tersebut seperti, dodol coklat, kukis, hingga coklat bar. Dalam sehari paling banyak mengolah sebanyak 2 kilogram coklat. Menyesuaikan kapasitas alat yang dimiliki. Sejauh ini, produk tersebut hanya bisa dibeli berdasarkan pesanan yang masuk saja. Seperti, ketika ada event atau acara yang membutuhkan produk lokal untuk dipasarkan. “Itu yang sedang kita rintis. Mudah-mudahan bisa terwujud dalam skala yang lebih besar lagi. Dan yang memesan tidak hanya kalangan terbatas saja,” terangnya. Sementara, bahan baku yang diambil sebagian kecil berasal dari petani lokal di sana. Jika bahan baku tidak tersedia, mereka mengambil dari petani di Rantau Panjang atau di Berau Cocoa. Pihaknya mendorong masyarakat di Kampung Labanan Makarti untuk menambah luasan kebun kakao. Dan mereka sudah menyiapkan lahan kas desa yang siap dikembangkan tanaman kakao seluas 1,5 hektare. Disbun juga berencana memberikan bantuan bibit sebanyak 1.500 bibit. Yang diharapkan dalam dua tahun sudah bisa dipanen. “Jadi targetnya mereka bisa mandiri dan tidak membeli bahan baku keluar lagi karena bisa panen sendiri dan diolah sendiri,” paparnya. (*) Reporter: Amnil Izza
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: