Penataan Ruang Berwawasan Mitigasi untuk Minimalisir Dampak Bencana Alam

Penataan Ruang Berwawasan Mitigasi untuk Minimalisir Dampak Bencana Alam

Balikpapan, Nomorsatukaltim.com – Penataan ruang berwawasan mitigasi bencana diperlukan untuk meminimalisir dampak bencana alam. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebaran kejadian bencana alam di Indonesia selama  1 Januari – 12 Desember 2022 sebanyak 3.350 kejadian yang didominasi cuaca ekstrim, banjir dan tanah longsor. “Banjir menempati urutan teratas dengan 1.436 kejadian, disusul bencana cuaca ekstrim sebanyak 999, tanah longsor sebanyak 612, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 250, gempa bumi sebanyak 26, gelombang pasang dan abrasi sebanyak 22, kekeringan sebanyak 4 dan erupsi gunung api sebanyak 1 kejadian,” ungkap Prasinta Dewi, Deputi Bidang Pencegahan BNPB pada acara Konferensi Nasional Jurnalis Lingkungan Hidup di Jakarta (20/1/2023). Konferensi nasional itu mengangkat topik “Mitigasi Bencana Berbasis Konservasi Ekosistem dan Tata Ruang”. Bencana di daerah terpencil mendorong BNPB untuk berkordinasi dengan pejabat setempat dan secara kontinu melakukan edukasi kepada warga lokal agar mampu melakukan mitigasi. Penataan ruang kawasan rawan bencana terbukti dapat dilakukan melalui pemanfaatan ruang pada level mikro. Sejumlah manfaatnya adalah penghindaran (menghindari pembangunan di daerah rawan bencana), pengamanan (mengamankan daerah terbangun di daerah rawan bencana), pemindahan lokasi (memindahkan lokasi kegiatan budidaya dari lokasi rawan bencana ke lokasi lebih aman), pembatasan intensitas ruang, dan perencanaan lokasi tapak serta konstruksi bangunan. Upaya ini tentunya membutuhkan peran serta seluruh pemangku kepentingan di tingkat pusat maupun daerah, dan mempercepat adopsi gagasan, mengaktifkan aspek-aspek risiko bencana, serta upaya pencegahan. Hal tersebut telah dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Siak, yang dilanda kebakaran lahan gambut pada sepanjang periode 2017-2019. Inovasi yang dilakukan adalah dengan membuat sekat kanal di halaman belakang rumah yang juga menjadi habitat ideal untuk ikan gabus berprotein tinggi. Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) Gita Syahrani mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Siak yang nyata dalam mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan. “Ekosistem di tiap kabupaten harus tetap terjaga, khususnya terkait kualitas tanah serta air yang baik, sebagai upaya pencegahan sekaligus untuk dapat menghasilkan ekonomi baru. Masyarakat lokal harus didorong dan didukung untuk turut menjaga dan merawat lingkungannya, yang berarti juga melakukan upaya memitigasi bencana, sekaligus menciptakan sumber penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan warga,” jelasnya. (*) Sumber: siaran pers

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: