Sekolah Sawit di Kabupaten Paser Upaya Tingkatkan Manajemen Kebun

Sekolah Sawit di Kabupaten Paser Upaya Tingkatkan Manajemen Kebun

Paser, Nomorsatukaltim.com - Sekolah sawit menjadi salah satu strategi Kabupaten Paser meningkatkan pemahaman manajemen kebun. Gagasan itu menguat, akibat masih minimnya pengetahuan petani tentang manajemen kebun, terutama perihal pemupukan. Rencana pembentukan sekolah sawit di Kabupaten Paser digagas perusahaan umum daerah setempat, yakni Perumda Prima Jaya Taka, Pupuk Kaltim dan Gerbang Tani. "Gagasan ini muncul setahun terakhir ini," kata Direktur Perumda Prima Jaya Taka, Fitriansyah, Rabu (4/1/2023). Selaku distributor pupuk, dikatakan Fitriansyah Perumda Prima Jaya Taka tak hanya menjual, namun juga memiliki tanggung jawab bagaimana berkontribusi untuk manajemen kebun. "Yang kemudian memanfaatkan pupuk untuk meningkatkan produktivitas," sambungnya. Sejauh ini bersama Pupuk Kaltim telah berbagi cerita dengan petani sawit yang berada di sekitar Kecamatan Batu Engau, Batu Sopang, Long Ikis, Muara Samu, serta Kecamatan Pasir Belengkong. "Belum sepenuhnya petani (sawit) memahami kapan harus memupuk dan pupuk jenis apa yang cocok," sebut Fitriansyah. Data Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, rata-rata produksi sawit swadaya sekira 14 ton per hektare per tahun. Sementara terdapat perbedaan dengan perusahaan swasta yang produksinya 21 hingga 24 ton per hektare per tahun. "Dengan adanya sekolah sawit ini semakin meningkatkan produktivitas hasil perkebunan kelapa sawit yang lebih baik lagi," tuturnya. Terpisah, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Paser, Djoko Bawono mengungkapkan petani sawit di Paser saat ini belum sepenuhnya mengetahui tentang pemupukan yang benar. "Berbeda dengan Malaysia yang telah menerapkan intensifikasi pemupukan," beber Djoko. Kata Djoko, berdasarkan data tata ruang Kabupaten Paser luasan lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 250.000 hektare. Secara produktivitas hasil kebun swadaya hanya 15 ton per hektare per tahun. "Angka ini sangat rendah dibandingkan dengan perusahaan yang mencapai 21 sampai 22 per ton per hektare per tahun. Ini diperlukan pemahaman pemupukan yang benar. Sehingga hasilnya (produktivitas) bisa naik," tandas Djoko. (*)   Reporter: Ahmad Syamsir Awal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: