Nilai Ekspor Sawit Bisa Tembus Rp 592 Triliun

Nilai Ekspor Sawit Bisa Tembus Rp 592 Triliun

Nomorsatukaltim.com – Kementerian Pertanian Indonesia, memprediksi nilai ekspor sawit tahun 2022 ini, diperkirakan mencapai US$38 miliar atau setara Rp 592 triliun (kurs Rp 15.600). Demikian diutarakan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Andi Nur Alamsyah. Hal ini dipicu tren positif  harga CPO sepanjang tahun 2022, yang berdampak positif bagi pendapatan devisa ekspor sawit. “Ekspor produk sawit sampai akhir tahun ini akan menyumbangkan devisa mencapai US$ 38 miliar, lebih besar dibanding perolehan devisa tahun 2021. Dari data BPS, ekspor produk sawit menghasilkan devisa sebesar US$ 30,34 miliar pada 2021,” ujar Andi, menyatir dari sawitIndonesia, Rabu (21/12/2022). Andi menjelaskan, ekspor komoditas sawit sampai Oktober 2022 (angka sementara) tercatat sebesar US$ 26,35 miliar. Industri kelapa sawit juga menyerap tenaga kerja sekitar 17 juta orang, yang terserap di sektor on farm maupun off farm. “Pembangunan wilayah tidak bisa terlepaskan dari peran perkebunan sawit, wilayah sentra perkebunan kini menjadi pusat perekonomian di wilayahnya,” jelasnya. Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri GAPKI, Fadhil Hasan, menjelaskan ekspor produk sawit didominasi produk turunan, sedangkan minyak sawit hanya 20% sebagai kontribusi berjalannya kebijakan hilirisasi. Pertumbuhan ekspor selama tiga tahun terakhir menunjukkan tren menurun terutama akibat pandemi. Di semester I tahun 2022 ekspor mengalami disruspi dan turun tajam akibat kebijakan restriksi dan larangan ekspor, namun pulih di semester II tahun 2022, meski tidak bisa mengkompensasi sepenuhnya. Sedangkan ekspor di tahun 2021 mencatatkan pertumbuhan positif dibanding tahun 2020 kecuali India, Spanyol, negara-negara Asia, Italia dan Bangladesh serta negara Eropa lainnya. Di sisi lain, sampai Agustus 2022 ekspor mencatatkan perrtumbuhan positif ke negara-negara India, US, dan timur tengah tapi negative ke negara-negara lainnya termasuk Tiongkok, Spanyol, EU dan Asia. Sebagai pengingat, sejak tahun 2018 subsektor perkebunan di Kaltim, didominasi komoditi kelapa sawit yang mencapai 88,19 persen. Sehingga sangat dominan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat. Hingga saat ini ekonomi Kaltim yang dibangkitkan  kelapa sawit telah menduduki urutan ketiga penyumbang Produk Domestik Regional Bruta (PDRB), yang berada dibawah batubara serta minyak dan gas bumi. Dilansir situs Pemprov Kaltim, sedikitnya ada 1,2 juta hektare sawit, dari jumlah itu terdapat tanaman yang belum menghasilkan seluas 375 ribu hektare. Sedangkan tanaman yang menghasilkan 788 ribu hektare. Dari total itu rata-rata telah menghasilkan 2,5 hingga 3 juta ton CPO pertahun. (rap)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: