Ngopi Sore Bahas Penanganan Bencana, Rasyidi: Kami Butuh Dukungan Masyarakat 

Ngopi Sore Bahas Penanganan Bencana, Rasyidi: Kami Butuh Dukungan Masyarakat 

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Indonesia sebagai negara yang memiliki wilayah luas, memang tidak luput dari ancaman bencana. Baik bencana yang sifatnya alam maupun non alam. Bencana non alam ini biasanya diakibatkan oleh kegagalan teknologi. Misalnya saja terjadi bencana kebakaran besar di sebuah pabrik yang lokasinya tak jauh dari permukiman warga.

Dalam obrolan program ‘Ngopi Sore’ garapan Dinas Kominfo Kaltim bekerjasama dengan Disway Kaltim-Kaltara episode 81, tema penanganan bencana menjadi topik hangat. Kali ini menghadirkan Achmad Rasyidi, selaku Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Provinsi Kaltim dengan Dandung Artomo, selaku Koordinator Forum Tagana Kaltim. Kegiatan yang dipandu host cantik, Vika Ravenska, itu disiarkan langsung secara streaming di Kantor Dinas Sosial Provinsi Kaltim, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda. Dan mendapat respons positif dari warganet. “Di wilayah Kaltim khususnya Samarinda ini memang jauh dari ancaman bencana gempa bumi, erupsi. Tetapi ada bencana lain seperti banjir, tanah longsor hingga angin puting beliung pernah dialami masyarakat,” kata Rasyidi. Poinnya adalah, bahwa tiada hari tanpa solidaritas. Sehingga membantu para penyintas bencana ini tidak hanya dilakukan di wilayah sendiri, tapi antara provinsi hingga lintas pulau pun sudah dilakoni Dinsos Kaltim bersama Tagana. Sementara itu, Dandung Artomo yang memiliki kapasitas sebagai Tagana Utama mengaku kerap kali dikirim ke luar daerah dalam rangka program kemanusiaan. Misalnya saja pada saat erupsi Gunung Sinabung, gempa di Palu, gempa di Lombok dan berbagai wilayah lainnya. “Belum lama ini kami juga mengirim unit ke Provinsi Kalimantan Selatan dalam rangka membantu penyintas banjir. Kami membuat dapur umum untuk menopang kebutuhan dasar masyarakat di dua kecamatan,” jelasnya dalam dialog Ngopi Sore. Achmad Rasyidi dalam dialog ini memaparkan bahwa memang dalam penanagan bencana, pemerintah tidak bisa sendiri. Perlu ada keterlibatan pihak lain, misalnya dunia usaha, lingkungan sekitar wilayah bencana, hingga pernanan masyarakat itu sendiri. “Perlu dukungan masyarakat intinya. Ketika masyarakat tidak mendukung, program penanganan bencana tentunya tidak dapat berjalan secara maksimal,” tukasnya. Lebih lanjut Rasyidi menuturkan, untuk memaksimalkan keterlibatan masyarakat di lapangan utamanya dalam penanganan bencana yang terjadi, Dinas Sosial Provinsi Kaltim telah membuat program ‘Kampung Siaga Bencana’. Di Kaltim, Dinsos telah membuat sebanyak 12 Kampung/Desa Siaga bencana. Tujuannya yaitu memberikan pengetahuan tentang kebencanaan kepada masyarakat yang berada di permukiman tersebut. “Nantinya ketika terjadi bencana, masyarakat sudah paham apa yang harus dilakukan dan ditindaklanjuti. Bukan justru panik, hingga banyak mengalami kerugian,” jelasnya. Dandung yang juga terlibat dalam program Kampung Siaga Bencana ini menambahkan, pemberian pengetahuan itu tidak hanya sekedar teoritis saja. Namun, pihaknya juga melakukan simulasi teknis penanganan bencana. “Harapan kami melalui yang dilakukan ini, masyarakat lebih paham dan dapat mengurangi risiko ketika terjadi bencana,” paparnya. Dandung berharap, program-program ini juga tidak hanya disampaikan kepada orang dewasa saja. Namun, pemberian pengetahuan ini juga diberikan kepada anak di usia dini. Sehingga pemahaman siaga bencana bisa dipahami seluruh kalangan. Obrolan berdurasi 60 menit itu cukup menarik, menuai respons positif warganet. Sejumlah pertanyaan melalui kolom komentar Live Instagram Diskominfo Kaltim bermunculan. Satu per satu pertanyaan pun dijawab narasumber Ngopi Sore yang disiarkan setiap hari Kamis pukul 16.00 Wita itu. (sam/dah)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: