Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Didominasi Jasa Kesehatan dengan Angka 13,34 Persen

Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Didominasi Jasa Kesehatan dengan Angka 13,34 Persen

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Kaltim tidak ingin terus-terusan bergantung pada emas hitam. Sektor industri dan perdagangan terus digenjot. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan Pendapatan Domerstik Regional Bruto (PDRB) di dua sektor ini tumbuh positif.

Kepala Disperindagkop-UMKM Kaltim Yadi Robyan Noor mengatakan, sektor pertambangan dan penggalian masih mendominasi struktur PDRB Kaltim. Meski pun pertumbuhan ekonominya lambat. Berdasar data BPS Kaltim, sektor penyumbang PDRD tertinggi selama 2021 lalu dimulai dari pertambangan (45,05 persen), industri pengolahan (17,81 persen), konstruksi (8,95 persen), pertanian, kehutanan dan perikanan (8,48 persen) dan perdagangan (5,96 persen). Tapi angka pertumbuhan ekonominya, kata dia, justru tidak seimbang. Pertumbuhan tertinggi didominasi jasa kesehatan (13,34 persen), informasi dan komunikasi (7,96 persen), konstruksi (4,41 persen) dan perdagangan (3,77 persen). Faktor kunci tumbuhnya industri perdagangan adalah aktivitas ekspor dan impor. Dinas perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM Kaltim menjadi leading sector. “Kalau dalam industri tugas kami adalah mencarikan pasarnya. Baik itu pasar lokal, regional bahkan global,” terang Robyan, kepada Disway National Network (DNN), Jumat (11/2/2022). Dan itu juga mencakup semua jenis industri. Baik yang kecil, menengah, atau industri besar sekali pun. Untuk industri kecil dan menengah, peran UMKM dan koperasi dimaksimalkan. Hasilnya sekitar 56.000 tenaga kerja sudah terserap di bidang ini. Para pelaku usaha juga diberi pembekalan agar bisa menghasikan produk berstandar SNI. Hal lain yang digenjot adalah mendorong para mahasiswa untuk menjadi entrepreneur. Para mahasiswa akan dibimbing berjualan melalu e-commerce. Bekerjasama dengan platform belanja online shoppe. “Namanya Kampus Shoppee, nanti anak-anak muda akan dikawal untuk bisa berjualan,” katanya. Itu khusus yang mikro. Untuk bidang makro, Disperindagkop-UMKM juga fokus mengembangkan tiga kawasan industri strategis provinsi. Yaitu kawasan industri Kariangau-Buluminung di Teluk Balikpapan; kawasan industri dan pelabuhan (KIPI) Maloy di Kutim; dan kawasan Danau Semayang, Danau Jempang dan sekitarnya di Kukar-Kubar. Masing-masing kawasan industri memiliki spesialisasi berbeda. Kariangau fokus pada investasi industri pengolahan, direct call peti kemas dan jaringan infrastruktur. Maloy fokus pada industri pengolahan kelapa sawit dan industri turunannya. Sementara Danau Jempang fokus pada ekowisata dan perikanan. Bahkan, untuk urusan industri, Kaltim termasuk penyumbang ekspor non migas tertinggi kedua nasional selama 2021. Perannya hampir 10,7 persen selama 2021. Berada di bawah Jawa Timur yaitu 14,8 persen. “Kaltim ini tidak ingin terus mengandalkan SDA. Industri non SDA juga ingin digenjot. Makanya kami lakukan penguatan industri di mana-mana.” Setiap kabupaten/kota juga diminta memetakan potensi industri unggulan mereka. Pemetaan itu masuk dalam Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP), yang mengacu pada Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota (RPIK). Dari situ akan terbaca kawasan industri mana yang akan dikembangkan bersama provinsi. Sehingga memudahkan untuk lakukan hilirisasi. “Kariangau contohnya. Sehingga nanti industri sudah tidak lagi tanyakan di mana lokasi industrinya, tapi sudah ada grand design lewat pemetaan itu,” imbuh Roby. (boy/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: