Pembangunan RSUD Korpri Kaltim Molor 2 Bulan, Ini Penyebabnya

Pembangunan RSUD Korpri Kaltim Molor 2 Bulan, Ini Penyebabnya

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Pembangunan  Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Korpri Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim)yang berlokasi di kawasan Stadion Sempaja Samarinda dipastikan akan mengalami keterlambatan.

Terlihat, progres pembangunannya masih berkisar 60-an persen. Komisi III DPRD Kaltim pun melakukan peninjauan langsung ke lokasi pada Selasa 21 Desember 2021.

Ketika rombongan Komisi III masuk ke dalam ruang rapat. Terlihat beberapa tukang sedang menumpuk batu-batu sebagai tumpuan pagar. Ada pula yang mengerjakan konstruksi di lantai II.

Konstruksi bangunan yang kelihatan ‘bangunannya’ hanya di lantai 1 saja. Akses jalan saja masih berlumpur dan becek. Jika ingin meninjau ke bangunannya, perlu menggunakan sepatu boots.

Sebelumnya, pembangunan rumah sakit ini dimulai 27 September 2021. Di mana, Gubernur Kaltim Isran Noor meletakkan batu pertama di lokasi. Proyek pembangunan memakan dana Rp 43,3 Miliar.

Direncanakan, RSUD Korpri akan berbentuk sebagai bangunan 3 lantai. Penyelesaian bangunan ini ditargetkan akhir tahun 2021. Namun, sayangnya, hingga pertengahan bulan Desember 2021 ini pembangunan rumah sakit ini meleset.

Disampaikan oleh Ketua Komisi III DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud, ada beberapa faktor lambatnya pembangunan rumah sakit ini. Faktor paling utama adalah curah hujan tinggi yang terus mengguyuri Kota Samarinda. Selain itu, kontraktor kesusahan dalam mendapatkan bahan material.

“Curah hujan yang tinggi, bahan material yang susah, dan seterusnya. Ya mungkin karena keterlambatan penurunan anggaran atau pembahasan anggaran, jadi dampaknya seperti saat ini.”

“Ini sudah terlambat, sudah akhir tahun, kita bisa lihat sendiri bangunannya belum sampai daripada 50 persen. Dengan segala macam problem (masalah) yang selalu berulang. Yang berulang-ulang tidak diantisipasi,” kritik Politisi Partai Golkar ini.

Selain itu, Hasanuddin juga membocorkan kepada Disway News Networks (DNN) bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim tidak pernah melakukan pembahasan tentang perencanaan pembangunan RSUD Korpri kepada Komisi III.

Menurutnya, keterlambatan ini adalah dampak kurangnya komunikasi antar Pemprov Kaltim dengan Komisi III. Di posisi saat ini, Hasanuddin mengakui Komisi III hanya bisa melihat dan meninjau perkembangan pembangunan rumah sakit ini.

“Harapannya ke depan, setiap pembangunan yang berhubungan dengan kemitraan dibahas dengan kemitraan. Biar kita bisa membahas dari awal,” pintanya.

Di kesempatan yang sama, Project Manager PT Telaga Pasir Kuta (TPK) Erik Hermanus membeberkan hambatan yang dialami selama proses pembangunan. PT TPK ini sebagai kontraktor yang memenangkan lelang proyek RSUD Korpri ini. Erik mengatakan, ada beberapa perubahan yang membuat adanya keterlambatan.

Hambatan pertama, terdapat perubahan panjang tiang pancang. Sebelumnya, tiang pancang yang dibutuhkan panjangnya 12 meter. Namun, pada saat uji sondir atau soil test, PT TPK mendapatkan lokasi mempunyai kedalaman lapisan tanah 24 meter.  Kedua, kondisi  lahan yang berlumpur dan curah hujan tinggi menyebabkan kendala dalam pemancangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: