Bencana Mengintai di Perairan Anggana
Nomorsatukaltim.com - Wilayah perairan Anggana di Kabupaten Kutai Kartanegara perlu mendapat perhatian ekstra. Berulang kali kecelakaan terjadi di jalur pelayaran utama angkutan batu bara. Kecelakaan air kembali terjadi di kawasan perairan Anggana, Kutai Kartanegara. Sebuah Kapal Motor (KM) bernama Bunga Lestari 09 karam pada Selasa (7/12) dinihari. Tiga orang hilang, 30 ton batu bara ikut tenggelam. Peristiwa itu terjadi akibat gelombang besar menghantam kapal yang ditumpangi 6 orang itu. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 03.00 WITA menyebabkan tiga anak buah kapal (ABK) dinyatakan hilang. Ketiga korban yang masih dalam pencarian Tim SAR tersebut diketahui merupakan warga Kecamatan Samarinda Seberang. Masing-masing bernama Sanggu (30), Wawan (29) dan Akbar (30). Sedangkan tiga ABK selamat dalam kecelakaan tersebut, kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Mereka berhasil diselamatkan nelayan setelah terombang ambing selama hampir enam jam. Ketiga korban selamat tersebut adalah Darmansyah (24) warga asal Kecamatan Anggana, Kukar. Kemudian Ansar Anca (21) dan Alam (30) warga Samarinda Seberang. Kepala Basarnas Kelas A Balikpapan Melkianus Kotta ketika dikonfirmasi media ini menyampaikan, jajarannya kini telah dikerahkan untuk melakukan upaya pencarian korban. "Kami sedang lakukan upaya pencarian. Ada tiga orang ABK, bernama Sanggu, Wawan dan Akbar belum ditemukan," ungkap Melkianus melalui pesan tertulisnya. Lanjut Melkianus menyampaikan perihal kronologi kejadian. Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 03.00 WITA. KM Bunga Lestari bermuatan 30 ton batu bara yang dinakhodai Sanggu bermaksud berlayar kembali ke muara sungai. Namun sesampai di perairan Tanjung Pemerung Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara, mereka diadang cuaca buruk. Angin dan gelombang besar menghantam KM Bunga Lestari 09. "Air kemudian masuk di bagian depan kapal. Membuat kapal hilang kendali dan tenggelam di perairan," terang Melkianus kepada Disway Kaltim. Melkianus menerangkan, akibat kejadian itu tiga orang hilang tenggelam. Sedangkan tiga ABK lainnya berhasil diselamatkan nelayan yang melintas di perairan tersebut. "Tiga orang berhasil diselamatkan nelayan setelah 6 jam kemudian," sambungnya. Pihaknya telah memberangkatkan rescue Basarnas Unit Siaga SAR Samarinda sejak Selasa (7/12) malam untuk melakukan operasi SAR. "Tim membawa peralatan SAR lengkap untuk melakukan pencarian di hari kedua hari ini, bersama unsur SAR gabungan lainnya," pungkasnya.
SUDAH BERULANG KALI
Berdasarkan catatan Disway Kaltim, kecelakaan yang terjadi di perairan Sungai Mahakam sudah terjadi sebanyak 5 kali. Pada (14/3/2021) sekitar pukul 05.00 WITA, KM Al Nur 02 bermuatan batu bara tenggelam di sekitar Pulau Kambing, Perairan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Seorang ABK bernama Gastom (25) asal Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) ditemukan tewas, dua hari kemudian. Kapal diduga tenggelam akibat kelebihan muatan. Dua pekan kemudian, kapal klotok pengangkut batu bara juga karam di Perairan Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar). Peristiwa terjadi pada Senin (29/3/2021) sekitar pukul 05.00 WITA. Dua ABK bernama Wahyu dan Ansar berhasil diselamatkan, sedangkan ABK lainnya bernama Rahmad (45) dinyatakan hilang. Lagi-lagi, kelebihan muatan menjadi penyebab kecelakaan. Pada Sabtu (10/4/2021), sebuah kapal jenis Self Propelled Oil Barge (SPOB) tenggelam di perairan sungai Mahakam kawasan Jembatan Mahkota 2, Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Samarinda. Kapal SPOB Mulya Mandiri 07, yang sedang berada di perairan Jembatan Mahkota II bersiap tambat di dermaga Teluk Cinta Samarinda Seberang. Namun belum sempat tambat, melintas kapal kayu yang menyebabkan ombak menghantam Mulya Mandiri 07. Akibatnya, kapal tenggelam. Delapan orang ABK selamat, satu orang meninggal dunia. Pada Rabu (2/6/2021), satu unit kapal feri penyeberangan motor tenggelam di perairan Sungai Mahakam. Tepatnya perairan yang menghubungkan Desa Sanggulan menuju Desa Teratak, Kecamatan Sebulu. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan mendapat laporan tenggelamnya kapal penyuplai air di perairan Balikpapan, pada Sabtu (17/7/2021) sekitar pukul 23.45 WITA. Dua kru kapal berhassil diselamatkan oleh kapal yang melintas. Rombongan pemancing tenggelam di perairan Desa Sungai Meriam, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara, pada Minggu (29/8/2021) dini hari. Akibatnya, dua dari sembilan penumpang kapal kelotok dinyatakan tewas. Pada Kamis (28/10), Kapal Motor (KM) Karisma Rizki 05 yang memuat 120 ton pupuk itu tenggelam ketika berupaya menyelamatkan diri di segmen Sungai Kledang Kecamatan Samarinda Seberang. Seorang penumpang dan dua anak buah kapal (ABK) berhasil menyelamatkan diri. Kapal tujuan Mahakam Ulu bertolak dari Dermaga Pasar Pagi, sekitar pukul 11 WITA, namun tak lama kemudian para ABK menyadari lambung kapal bocor. Air dengan cepat menenggelamkan kapal lantaran pompa tak berfungsi. Dua hari kemudian kKapal pengangkut sembako tujuan Tarakan, Kalimantan Utara, hilang kontak di perairan Muara Pantoean, Kutai Kartanegara. Kapal yang berangkat dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, hilang dari radar pada Minggu (31/10). Belakangan, KM Arahman ditemukan di sekitar perairan Balikpapan. Kecelakaan palign tragis terjadi di Kaltara pada Senin (7/6/2021). Speedboat (SB) atau kapal cepat “Rian” dari Tarakan menuju Desa Atap, Sembakung, Nunukan, terbalik di perairan Desa Pelaju. Kapal tersebut mengangkut 30 penumpang. Lima di antaranya ditemukan meninggal dunia. Pada Sabtu, 20 November 2011, satu keluarga yang sedang menuju resepsi, tenggelam di perairan Desa Separi, Kecamatan Tenggarong Seberang. Perahu ces yang mmereka tumpangi digulung gelombang yang berasal dari kapal lain yang melintas. Dua orang selamat, dua lainnya hilang dalam peristiwa itu.PERINGATAN GELOMBANG
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi ekstrem di sejumlah pesisir. Peirngatan gelombang tinggi ekstrem dan air pasang maksimum berpeluang terjadi di sejumlah wilayah pesisir Indonesia sampai besok, Kamis (9/12), hari ini. Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo mengatakan, peringatan dini BMKG terkait gelombang tinggi ekstrem dan pasang maksimum di kawasan pesisir Indonesia ini dikeluarkan berdasarkan pantauan kondisi atmosfer terkini. Dalam keterangan tertulisnya, sejak tanggal 6 desember 2021 lalu, ada pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin aktif di Laut Cina Selatan. Kondisi ini memberikan dampak yang signifikan pada peningkatan tinggi gelombang laut di wilayah Perairan Natuna. Selain itu, kondisi kecepatan angin signifikan berkisar 25-30 knot terpantau di Samudera Pasifik timur Filipina,yang juga memberikan dampak terhadap peningkatan gelombang di wilayah utara Indonesia bagian timur. "Hal ini juga bersamaan dengan fase bulan baru (pasang maksimum) dan kondisi Periggee (jarak terdekat bulan ke bumi) yang berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih sinifikan dan potensi banjir pesisir," jelas Eko. Dengan adanya kondisi-kondisi tersebut, peringatan dini BMKG akan potensi gelombang tinggi hingga banjir ini dapat ditingkatkan kewaspadaannya. Kondisi tersebut secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambah garam dan perikanan darat. Oleh karena itu, BMKG mengingatkan agar masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan serta melakukan mitigasi segera. Terkait peringatan dini BMKG terhadap potensi dampak gelombang tinggi ini, kata Eko, diharapkan agar masyarakat yang tinggal di kawasan sering terdampak banjir rob, harusnya sudah lebih cerdas lagi dalam menyiapkan diri dan mengantisipasi potensi kejadian-kejadian serupa ini di periode-periode ke depan. (*)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: