Kemenaker: Para Pencari Kerja, Ikutilah Program Pemagangan
Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI berusaha menjawab tantangan besar masa depan pencari kerja Indonesia, dengan menyukseskan program pemagangan. Staf Khusus Menaker RI Caswiyono Rusydie Cakrawangsa menyebut tiga tantangan yang akan dihadapi Indonesia salam waktu dekat antara lain, bonus demografi yang akan terjadi pada 2030, revolusi era industri 4.0 dan pandemi COVID-19. Kata dia, saat bonus demografi, akan ada 2,9 juta anak muda usia produktif yang siap kerja dan akan terus meningkat pada 2030. Baca juga: Pemagangan untuk Kurangi Pengangguran "Ini seperti pedang bermata dua, kalau bisa mengelolanya dengan memberikan pelatihan ketrampilan dan lapangan kerja, maka akan menjadi berkah. Jika kita tidak bisa mengelola akan menjadi musibah, karena akan terjadi ledakan pengangguran,” ujar Caswiyono, dalam sosialisasi pemagangan oleh Direktorat Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan (Binalatvogan) Kemnaker RI, di Ballroom Hotel Grand Senyiur Balikpapan, Kamis sampai Sabtu (19-22/11/2021) lalu. Caswiyono menyebut, Kemnaker mengajak semua pihak untuk menyukseskan program pemagangan. Sementara itu, pemerintah terus melakukan persiapan dengan memberikan pelatihan-pelatihan. Termasuk akan melakukan merevisi dan mempersiapkan kebijakan yang mendukung. "Tentu ada perbedaan mendasar karakteristik dari tiap era, antara generasi kolonial, milenial dan zelenial yang saat ini sudah mulai terlihat," katanya kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN). Tantangan menghadapi revolusi industri 4.0, kata dia, bisa dilihat dari hasil riset yang dilakukan McKinsey Global Institute. Yakni akan ada 23 juta macam pekerjaan yang hilang. Tapi pekerjaan yang baru muncul bisa lebih banyak. Diperkirakan ada 46 juta pekerjaan baru tumbuh. “Misalnya Youtuber, game maker, desainer dan ini luar biasa. Anak-anak yang masih muda, nanti akan mendapatkan pekerjaan yang saat ini masih belum ada, dan ini adalah tantangan lembaga pendidikan dan lembaga ketrampilan. Kalau tidak bisa mempersiapkan maka akan tertinggal,” kata Mas Caswi, sapaan akrabnya. Tantangan lainnya yakni pandemi COVID-19 yang merusak tatanan kehidupan. Mas Caswi menilai imbas adanya COVID-19 sangat luar biasa. Terjadi penurunan ekonomi yang cukup besar karena banyak pemutusan tenaga kerja dan terjadi peningkatan angka pengangguran. “Untuk mengatasi hal ini tidak bisa bekerja sendiri, pemerintah butuh kolaborasi antara dunia industri dan juga berbagai lini bidang,” katanya. Direktur Bina Latvogan Kemenaker RI Muhammad Ali menyebut, Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah telah mencanangkan tahun 2021-2022 sebagai tahun apprenticeship. Dengan sosialisasi ini, maka diharapkan akan banyak perusahaan yang membuka pintu pemagangan mandiri. “Bagi perusahaan yang sudah melaksanakan pemagangan dalam negeri saya berharap bisa memaksimalkan pelaksanaan pemagangan. Dan bagi perusahaan yang belum melaksanakan bisa melaksanakan pemagangan,” katanya. Mantan Kepala BBPLK Medan itu menilai program pemagangan adalah jembatan yang paling pas antara para pencari kerja, untuk masuk dalam dunia kerja. Di mana para pemuda yang berkompetensi bisa merasakan gairah pekerjaan sesuai bidangnya masing-masing. Sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia akan bisa bersaing di masa industri yang serba digital seperti sekarang. Di tempat yang sama, Kadisnaker Balikpapan Ani Mufidah mengapresiasi sosialisasi pemagangan yang langsung dilaksanakan Kemenaker RI. Adapun proses pemagangan di Balikpapan masih tweus berjalan. Meski pandemi masih membayangi setiap penentuan kebijakan pemerintah di daerah. Namun Disnaker Balikpapan disebutnya cukup berhasil melaksanakan pemagangan di daerah. Ani menerangkan, sejauh ini ada 15 paket program pemagangan di Balikpapan, yang diterima dari Kemenaker RI. "Berdasarkan data yang dicatat Disnaker Balikpapan, ada 90 persen, terserap di dunia kerja. Mayoritas masuk di industri perhotelan," imbuhnya. (ryn/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: