Buen Festival IV Digelar Semi Virtual

Buen Festival IV Digelar Semi Virtual

PPU, nomorsatukaltim.com - Tertunda 2 tahun, gelaran andalan di Penajam Paser Utara (PPU), Buen Festival bakal dilaksanakan 2021 ini. Meski ada konsep yang berbeda, namun makna dari acara tidak sama sekali bergeser. Buen Festival adalah sebuah perhelatan hari raya kebudayaan masyarakat Benuo Taka. Digelar pertama kali di 2016 ini. Berada di Desa Bangun Mulya Kecamatan Waru. Diadakan dengan semangat kegotongroyongan. Secara swadaya warga bersinergi antar komunitas se-kabupaten. Acara ini memang hanya setingkat desa. Namun gaungnya telah mencapai nasional bahkan internasional. Makanya beberapa kali menjadi perhatian seniman mancanegara. Baca juga: Solusi Memajukan Wisata PPU, Interkoneksi Buen, dalam bahasa Suku Paser yang artinya bagus atau baik. Merupakan idiom yang pas, karena tanah ini merupakan sebuah entitas kearifan lokal suku Paser. Menjadi sebuah penali dari keragaman suku yang ada di PPU. Meski diilhami dari budaya lokal Suku Paser, festival ini juga menurut sertakan suku-suku lainnya yang ada di PPU. Di antaranya Jawa, Banjar, Toraja, Batak, dan beberapa suku lainnya. Dalam tiga kali penyelenggaraan, festival ini telah dihadiri seniman, artis, budayawan lokal dan nasional. Ada Trie Utami, Didik Nini Towok, Tebo Aumbara, Ganzer Lana, Agus Wayan, Ali Gardy, Bachtiar Janan, dan masih banyak lagi. Pun seniman luar negeri, di antaranya Guilless Saissi dari Perancis, Junichi Ushui dari Jepang, Juoan Carlos dari Argentina, Rodriego Parejo dari Italia, serta Goran dan Sandra dari Slovenia. Menariknya, mereka semua hadir tanpa dibayar. Murni partisipasi dan keinginan untuk mempelajarinya budaya lokal. Selain untuk menunjukkan wajah, tujuan dari Buen Festival ini ialah sebagai upaya masyarakat untuk menghidupkan ruang-ruang kampung. Sebagai lumbung ide. Mengajak warga untuk lebih mandiri, kreatif dalam spirit berkebudayaan. Pandemi menjadi alasan pelaksanaan pada dua tahun berturut-turut tertunda. Jadwal gelaran biasanya memang setiap akhir tahun. Makanya pada akhir 2019, saat COVID-19 mulai merebak, kegiatan itupun batal terlaksana. Namun semangatnya berbeda tahun ini. Pandemi justru dianggap menjadi alasan gelaran ini wajib ada. Panitia kegiatan sudah terbentuk. Dijadwalkan mulai 17 - 19 Desember 2021. Gelaran Buen Festival ke-IV tahun ini mengangkat tema Uwat Berayak Taka Kate, yang berarti, bangkit bersama kita bisa. Sekretaris panitia, yang juga Sekretaris Desa Bangun Mulya, Yuni Nurhayati Aka mengatakan festival ini dimaksudkan untuk menghidupkan kembali spirit kebersamaan dan kegotongroyongan. Utamanya dalam kehidupan berbudaya. "Kondisi seperti ini, perlu dilakukan upaya lebih untuk kembali menghidupkan semangat itu. Juga untuk melakukan percepatan pengembangan wisata budaya di PPU. Yang nantinya berdampingan pada peningkatan perekonomian masyarakat di sekitar," jelas dia dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Kemudian, situasi pandemi ini juga turut merubah konsep pagelaran. Maka itu panitia merumuskan formula baru. Menyesuaikan pola kegiatan agar tetap sesuai dengan standar penerapan protokol kesehatan (prokes). Yuni menyebutkan dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, saat ini siapapun tetap dapat. Secara maya, bukan fisik. "Oleh karena itu, konsep kegiatan saat ini diadakan secara virtual event. Itu inovasi yang sangat dibutuhkan agar kita tetap dapat menyelenggarakan acara ini, tanpa gangguan pandemi COVID-19," terang dia. Sejatinya acara ini akan berkonsep semi virtual. Kegiatan panggung seni akan terpusat pada satu titik lokasi saja. Bertempat di Balai Desa Bangun Mulya, dan akan disiarkan secara langsung melakukan jejaring Facebook, YouTube dan tv kabel lokal. Adapun pentas seni yang diadakan di antaranya, tari, teater, puisi, sulap, pencak silat, rebana, kuda lumping, gandrung, kuntulan, parade band dan masih banyak lagi. Tapi, tak semua gelaran hanya ada secara digital. Jadi masih ada sajian lain yang boleh didatangi masyarakat umum. Bakal ada pameran produk-produk lokal yang diisi oleh banyak pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari PPU. Termasuk produk andalan daerah, Batik Sekar Buen. Jadi, pengunjung masih diperbolehkan datang untuk menyaksikan festival secara langsung. Dengan catatan, menerapkan prokes ketat. Pun vaksinasi menjadi persyaratan mutlak untuk bisa hadir. Kendati demikian, konsep itu masih bisa berubah. Panitia saat ini tengah berkoordinasi dengan Satgas COVID-19 PPU, untuk pelaksanaannya. Yuni mengatakan masih ada opsional untuk Buen Festival dilaksanakan seperti yang sudah-sudah. "Bisa saja dilaksanakan seperti biasanya, namun masih menunggu keputusan status PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) pada Desember nanti. Semoga saja situasi COVID-19 mendukung nanti," sebut dia. Meskipun gelaran nanti dilaksanakan berbeda, Yuni memastikan makna dari festival tak bergeser sedikitpun. Masih tetap dalam visi dan misi kegiatan untuk memajukan masyarakat PPU. "Masih sama, hanya caranya saja yang berbeda. Perbedaan ini juga sebagai inovasi dalam menunjukkan ekspresi kebangkitan kesenian dan kebudayaan masyarakat PPU saat ini," ungkap dia. RSY/ZUL

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: