Tenang Ces, Tarif Angkot di Balikpapan Cuma Isu
Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Dewasa ini, nasib supir angkutan kota (angkot) di Balikpapan sudah tak menentu. Pandemi dan gempuran transportasi online semakin bikin susah mereka. Kini, muncul isu tarif angkot bakal naik demi memperbaiki pendapatan pengemudi angkot.
Berdasar informasi yang tersebar, tarif angkot di Balikpapan akan dinaikkan menjadi Rp 6.500 dari sebelumnya Rp 5 ribu. Jika ini benar, maka akan menimbulkan dua kemungkinan. Supir dapat memenuhi kebutuhan operasionalnya, atau malah penumpang yang akan beralih ke moda transportasi alternatif.
Agar tak terjadi spekulasi liar, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Balikpapan Mubar Yaya membantah isu tersebut. Menurutnya usulan kenakan tarif angkot tidak pernah dibicarakan sebelumnya.
"Enggak ada itu, nggak benar. Kalau naik pasti kami tahu dan harus melapor ke Dinas Perhubungan (Dishub)," ujarnya, Selasa (2/11).
Meski demikian, Mubar mengakui bahwa kondisi saat ini banyak dikeluhkan para supir angkot. Sebab para supir angkot, kata dia, kesulitn untuk memenuhi kebutuhannya operasionalnya sehari-hari. Misalnya terkait kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM). Sehingga banyak dari para supir menginginkan adanya kajian untuk kenaikan tarif.
"Sudah ada yang mengeluh masalah tarif. Yang jelas biasanya kalau ada gejolak perubahan harga BBM mereka meminta untuk menaikkan tarif," tukasnya.
Permintaan para supir terkait kenaikan tarif memang menjadi sorotan Organda. Sebab sudah sejak lebih lima tahun belum ada penyesuaian tarif lagi. Ia berharap agar segera diadakan pembicaraan dengan dinas terkait untuk membahas penyesuaian tarif.
"Biasanya dibicarakan ke Dishub dulu, lalu kalau sudah resmi baru ditetapkan di dalam SK. Memang sudah lama tarif itu enggak naik, jadi mungkin sopir ingin naik. Kami juga akan ikut masuk kalau ada pembahasan itu," ungkapnya.
Namun demikian, rencana menaikkan tarif angkot juga mendapat tanggapan dari berbagai lapisan masyarakat Balikpapan. Misalnya Riska, warga Balikpapan Utara, mengangggap bahwa keberadaan angkot masih diperlukan.
Terutama bagi Ibu Rumah Tangga (IRT) yang suka berbelanja ke pasar. Namun dengan kecanggihan teknologi sekarang, maka ada banyak pilihan alternatif trsportasi umum, seperti Gojek, Grab dan lainnya.
"Kita kan memang masih perlu ya. Karena tarif angkot lebih murah dan bisa mengantar kita dengan bawaan belanja yang banyak," ujarnya.
Bila memang nantinya ada kenaikan tarif, kata dia, maka sebaiknya diperhatikan agar tarifnya tetap lebih murah dari transportasi online.
"Kalau bisa tetap lebih murah. Idealnya ya kira-kira Rp 7 ribu sampai Rp 10 ribu masih masuk. Saya tetap naik angkot karena sering terbantu kalau bawa banyak barang," imbuhnya. RYN/AVA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: