Ngopi Sore: Wirausaha Itu Keren

Ngopi Sore: Wirausaha Itu Keren

SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Wirausaha butuh keberanian. Hal itu dikisahkan dua wirausahawan muda yang berbagi cerita membangun usaha. Rela meninggalkan zona nyaman, dan memilih medan perjuangan. Tak selamanya, rumput tetangga yang hijau lebih menyenangkan. Bagi Iqbal Saputra, menjalani wirausaha butuh keberanian dan konsistensi. Berani menempuh risiko, sekaligus mengambil keputusan untuk tetap konsisten pada jalur yang dipilih. “Berani fokus dan jangan mudah terbawa angin. Rumput tetangga hijau belum tentu menyenangkan," ucap Iqbal kepada Kiky Marietha. Pengusaha kebab beku (frozen kebab) ini meyakini, fokus dengan pilihan usaha akan membuat seseorang semakin kreatif. Dalam program Ngobrol Pintar dan Insiratif (Ngopi Sore) kolaborasi Diskominfo dan Disway News Network (DNN), mantan karyawan bank pemerintah itu mengisahkan perjalanan bisnisnya. Dia bilang, berbisnis atau wirausaha tak cukup jika hanya sekadar niat. Juga diperlukan keberanian dan optimisme yang tinggi. “Karena kegagalan datang berulang-ulang kali. Sehingga jadi dilema, tetap lanjut atau setop,” katanya dalam gelar wicara yang mengangkat tema “Berwirausaha Itu Keren”. Jauh sebelum menjadi wirausahawan, Iqbal Saputra berkarier di perbankan. Ia tercatat sebagai pegawai di salah satu bank plat merah. Hanya saja, ia merasa ada yang bisa digali dan dikembangkan pada dirinya. "Ya ada minat wirausaha yang harus saya salurkan," kata Iqbal, Kamis (28/10). Hingga akhirnya ia memberanikan diri berwirausaha. Meski diawal-awal kerap mengalami kegagalan. Iqbal tak pernah patah semangat. Dirinya terus mencoba dan melakukan evaluasi. Gagal, coba lagi, gagal lagi dan coba lagi. Hingga akhirnya ia bergabung dalam komunitas wirausaha. Di situlah Iqbal mendapatkan banyak pelajaran bagaimana membangun bisnis pada era sekarang ini. Mengingat dirinya bisa berbagi cerita dengan pelaku-pelaku UMKM di Kaltim "Di situlah tempat kami mengembangkan diri dan belajar lagi. Karena kenyataannya perkembangan bisnis sekarang sudah bergeser, lebih banyak memanfaatkan platform digital," sambungnya. Iqbal yang berwirausaha kebab frozen itu bilang, dalam berbisnis juga harus memahami atau beriringan dengan perkembangan teknologi. Jika dipisahkan dan dipandang sebelah mata dikatakannya sangat disayangkan sekali. "Untuk saat ini, saya merasa anak-anak muda perlu terlibat dalam bisnis. Sebagai bukti pemuda mandiri. Apalagi peluang kerja pun sangat terbatas. Misalkan hanya fokus dengan melamar kerja dan sebagainya, bakal banyak persaingan. Jadi anak muda mau keren usaha juga," imbuhnya. Banyak yang ingin berwirausaha, namun tak jarang mereka bingung. Takut gagal. Dituturkan Iqbal, jika harus selalu semangat dan tidak pantang menyerah. Kemudian memilih keyakinan kuat, bahwa apa yang dilakukan pasti berhasil. Selain itu juga memperhatikan tantangan, karena lambat laun kompetitor semakin banyak. "Perlu keberanian untuk siap gagal. Jangan tidak (ada peningkatan) sampai tiga bulan malah berhenti. Karena kesuksesan berwirausaha setiap orang punya momentum sendiri-sendiri. Ya dengan banyaknya pesaing juga harus lebih kreatif dan inovatif lagi," jelasnya. Serta fokus pada bisnis yang dimulai sejak awal. Misal kopi. Bukan malah bergeser atau ganti usaha, hanya karena jenis jualan baru lebih laku. "Ya perlu fokus. Kalau bisnis kopi, ya kopi saja. (Racikan dan penyajian) dibenerin dan harus selalu mengembangkan diri. Berani fokus dan jangan mudah terbawa angin," ucap Iqbal. Sementara itu, Ulik Chodratillah memiliki usaha bunga flanel. Melayani costumer dengan pesan sesuai keinginan. Ia aktif berwirausaha sejak 2017. Pilihan usahanya dilakukan setelah melakukan riset pasar. "Saat itu saya lihat peluangnya sangat besar sekali, dan belum ada yang menjual modelnya (bunga flanel) seperti itu," ungkap dia. Sehingga dia berupaya mengembangkan usahanya, di samping itu, Ulik selalu belajar menambah keahlian. Ia bilang seiring berjalan sempat kepikiran mengganti dan mencoba usaha baru.  Namun itu tak benar-benar diwujudkannya. Dirinya tetap bertahan berwirausaha bunga flanel. "Mungkin karena di tahun pertama itu sudah melakukan riset pasar. Terus eksperimen satu dan lainnya, ternyata peluangnya semakin bagus. Jadi bertahanlah," akunya. Pandemi juga cukup memberikan dampak bagi usahanya. Di mana sebelumnya memiliki dua karyawan, kini tinggal dia seorang diri. Meski begitu, Ulik tetap bersyukur, orderan tetap ada. "Ya pandemi ini membuat kita bingung dan harus beradaptasi. Alhamdulillah selalu ada orderan setiap harinya. Artinya masih ada mencari bunga ini. Kalau saya tutup mungkin banyak yang nyariin," terang dia. Jika menemukan kendala atau mandek dalam wirausaha, dikatakannya tantangan itu harus dihadapi, bukan menghindar. "Kalau menemukan jalan buntu, bukan menghindar, tapi berpikir kreatif. Bagaimana caranya melewati itu, ya dapat meningkatkan produk-produk yang dijual supaya pasarnya itu semakin luas. Jadi harus upgrade diri juga," tandas Ulik. *ASA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: