Perkuat Keamanan Siber, BSSN-Huawei Teken MoU

Perkuat Keamanan Siber, BSSN-Huawei Teken MoU

Jakarta, nomorsatukaltim.com – Keamanan siber menjadi tantangan di balik kemajuan dan pemanfaatan teknologi saat ini. Karena itu, kerja sama berbagai pihak diperlukan. Agar adaptasi teknologi sejalan dengan antisipasi risiko keamanan. Langkah ini diambil pemerintah bekerja sama dengan perusahaan teknologi asal China, Huawei. Sejalan dengan kesepakatan Belt Road Initiative and Global Maritime Fulcrum Framework (BRI-GMF) antara kedua negara. Kesepakatan tersebut diteken dalam Memorandum of Understanding (MoU) tripartit antara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), PT Huawei Tech Investment, dan Institut Teknologi (IT) Del di Jakarta, Senin (27/9/2021). Penandatanganan itu disaksikan langsung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. "Dengan dilakukannya kerja sama ini, diharapkan Indonesia bisa bergerak ke pembangunan hijau, menciptakan teknologi yang lebih ramah lingkungan, dan menciptakan Indonesia cerdas," kata Luhut dalam keterangan tertulis, Selasa (28/9/2021). Luhut juga mengapresiasi Huawei Academy di Indonesia. Menurutnya, kerja sama antara Huawei, BSSN, dan IT Del menunjukkan komitmen Huawei untuk tidak hanya membangun infrastruktur digital di Indonesia. Tetapi juga pengembangan sumber daya manusia digital dan alih teknologi tinggi. Pendiri dan CEO Huawei Ren Zhengfei menekankan bahwa ada satu potensi yang kedua negara dapat jelajahi. Yaitu kecerdasan anak muda dan bagaimana mereka mampu menciptakan terobosan utama di bidang teknologi. Saat ini, teknologi adalah bidang yang dianggap masih membuka lebar kesempatan pengembangan. Kerja sama antara BSSN, PT Huawei Tech Investment, dan IT Del dilakukan untuk memajukan dan menghubungkan Indonesia. "Kami mendukung pengembangan teknologi di Indonesia dan staf kami akan terus bekerja keras untuk semua ini," kata CEO Huawei Indonesia Jacky Chen. Kepala BSSN Hinsa Siburian menyatakan Indonesia sendiri termasuk negara dengan pertumbuhan digital yang tinggi. Ditambah dengan terjadinya pandemi Covid-19 yang menuntut pengerjaan banyak hal secara daring. Namun, dengan semakin majunya teknologi, semakin tinggi pula risiko atau ancaman keamanannya. Lebih lanjut, kerja sama tersebut diharapkan dapat memunculkan teknologi yang mampu mengurangi penggunaan bahan bakar dan energi fosil, mendorong pembangunan baterai lithium yang komprehensif dan rantai pasokan kendaraan listrik di Indonesia, serta mempromosikan energi terbarukan menggunakan panel surya, tenaga air, maupun energi terbarukan lainnya. *BEN/AN/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: