Cristiano Ronaldo si Manusia 111

Cristiano Ronaldo si Manusia 111

Tak ada yang lebih didambakan seorang pemain sepak bola selain membela negaranya. Tak ada yang lebih diharapkan selain membawa trofi untuk bangsanya. Tak ada yang lebih hebat dari seorang penyerang selain menjadi top skor di level dunia. Tak ada yang menduga, seorang bocah kurus dan miskin asal Kepulauan Madeira itu berhasil mendapat semuanya. Cristiano Ronaldo belum ingin berhenti!

OLEH: AHMAD AGUS ARIFIN

LAGA Portugal kontra Republik Irlandia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 kemarin dini hari punya arti lebih bagi Criatiano Ronaldo. Selain ingin menjaga status unbeaten negaranya di fase grup zona Eropa. Ronaldo si pemilik 109 gol di pertandingan Internasional, hanya perlu 1 gol tambahan untuk melampaui legenda Iran, Ali Daei. Satu gol itu, akan menjadikan Ronaldo sebagai pencetak gol terbanyak di level internasional sepanjang masa.

Pada menit ke-15, pemain Manchester United itu berpeluang membawa Portugal unggul. Sekaligus mendapatkan 1 gol tambahan yang diperlukannya. Namun sayang, sepakan tak terlalu kuat Ronaldo dari titik putih mampu ditepis oleh kiper Irlandia Gavin Bazunu.

Kegagalan itu sempat membuat situasi di Estadio Algerve sedikit hening. Padahal sebelumnya begitu riuh. Bruno Fernandes sempat ke pinggir lapangan dan membuat gesture mengayunkan kedua tangannya ke atas. Meminta 36.723 orang di dalam stadion itu kembali ribut. Demi mengangkat moril Ronaldo dan pemain Portugal lainnya.

John Egan sempat membuat situasi Portugal semakin sulit. Sundulannya di akhir babak pertama membuat tim tamu unggul.

Selepas jeda, permainan keras semakin tampak. Tekel demi tekel terjadi. Portugal terus mendikte permainan. Dicatat ESPN, Portugal mendominasi dengan 72 persen penguasaan bola dan membuat 29 tembakan tapi cuma tujuh yang on target.

Ketika semua orang berpikir pertandingan ini akan menjadi hari yang buruk untuk Portugal. Ronaldo muncul sebagai pahlawan ‘kesiangan’. Sundulannya semenit sebelum waktu normal berakhir, meluncur ke gawang Irlandia.

Sah sudah Ronaldo menjadi pencetak gol internasional terbanyak sepanjang masa. Tapi hasil imbang 1-1 bukan yang diinginkannya. Sekali lagi, Ronaldo membuatnya. Di menit ke-6 injury time. Kembali dengan menggunakan kepalanya. Portugal menang, menjadi pemuncak klasemen Grup A dengan 10 poin dari 4 laga. Unggul 3 poin dari Serbia yang baru bermain 3 kali. Portugal, bersama Perancis adalah dua tim yang sudah menjalani 4 laga tanpa kekalahan. Semakin sempurna karena Ronaldo berhasil mencetak rekor paling prestis di kalangan penyerang tim nasional tersebut.

Rekor ini bagi kebanyakan orang mungkin tak lagi istimewa. Karena yang mendapatkannya adalah Ronaldo. Penggemar sepak bola sudah mabuk dengan rekor dan pencapaian dari sang megabintang. Namun dari perspektif yang berbeda, pencapaian ini adalah bukti dari petuah ‘hasil tak mengkhianati proses’.

Cristiano Ronaldo bukan anak yang terlahir dari keluarga kaya raya. Yang bisa menyekolahkannya di sekolah sepak bola paling bagus di negaranya. Yang bisa memfasilitasi semua kebutuhan Ronaldo kecil untuk mengakomodir bakat sepak bolanya.

Jangan kan untuk dua hal itu, sekadar memenuhi gizi agar massa ototnya terbentuk saja tak didapatkan Ronaldo. Ia begitu kurus, terlebih untuk ukuran seorang atlet.

Modal Ronaldo masuk ke dunia sepak bola hanya dua. Bakat dan ambisi. Ia diberkahi bakat alami yang tak biasa. Namun ambisinya untuk bisa menjadi pemain profesional, kaya raya, dan mengangkat harkat keluarganya lah yang kemudian membawa Ronaldo mendapat petualangan sepak bola yang hebat.

Momen ketika Ronaldo menandatangin kontrak profesional pertamanya bersama tim paling sukses kedua di Portugal, Sporting Lisbon. Tak membuat ambisinya selesai. Justru semakin besar setelah itu. Ia kemudian menerima pinangan Manchester United beberapa hari setelah melawan tim Inggris itu di pertandingan pra musim.

Di MU, Ronaldo lagi-lagi merasa ambisinya belum berakhir. Di sini lah, awal dari semua mimpi besar Ronaldo untuk menjadi yang terbaik itu bermula. Mendapat pelatihan super keras dari Sir Alex Ferguson. Yang meminta Roy Keane dan Ferdinand memberi tekel pada sesi latihan. Membuat monster yang tertidur di tubuh Ronaldo terbangun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: