Dua Daerah Klaim Belum Ada PHK Dampak COVID-19

Dua Daerah Klaim Belum Ada PHK Dampak COVID-19

Kutim, nomorsatukaltim.com - Tahun ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutai Timur (Kutim) memastikan belum ada pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal itu berdasarkan kasus yang mereka tangani sepanjang tahun ini. Maka dampak pandemi COVID-19 terhadap dunia tenaga kerja di Kutim belum berpengaruh besar.

Kepala Disnakertrans Kutim, Sudirman Latif mengatakan, sepanjang tahun ini dirinya memang tidak pernah lagi menangani kasus hubungan industrial. Memang ada laporan terkait karyawan yang dirumahkan. Tetapi hal itu dikarenakan kebijakan perusahaan terhadap karyawan yang sedang menjalani isolasi mandiri. “Begitu selesai masa isolasi mandiri, karyawan itu kembali diperkerjakan perusahaan,” ucap Sudirman. Ia pun tidak mengetahui pasti penyebab hal ini. Karena di tahun-tahun sebelumnya tak pernah terjadi. Asumsi yang bisa ia ambil, kemungkinan perusahaan lebih mengetatkan protokol kesehatan. Sehingga tidak ada kebijakan untuk mengurangi jumlah karyawan. “Jadi mereka fokus pada pencegahan COVID-19 itu sendiri,” imbuhnya. Kendati demikian, angka pengangguran di Kutim sendiri masih terbilang tinggi. Angkanya mencapai 10.701 jiwa. Sedangkan angka angkatan kerja mencapai 180.582 jiwa. Sementara itu, sektor pertanian memiliki daya serap tenaga kerja terbesar, sebanyak 89.005 pekerja. Kemudian sektor angkutan, pergudangan dan komunikasi menyerap tenaga kerja sebanyak 58.908 pekerja. Sektor dengan jumlah pekerja terendah yakni pada sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan. Hanya menyerap tenaga kerja sebesar 2,580 pekerja. Pekerjaan rumah Disnakertrans Kutim bukan berarti tidak ada lagi. Menekan angka pengangguran wajib dijalankan. Apalagi perusahaan di Kutim terbilang selektif dalam menempatkan tenaga kerja. Beberapa langkah sudah diambil. Salah satunya dengan mendorong Balai Latihan Kerja (BLK) giat melatih warga Kutim. Selain itu, Disnakertrans juga merangkul lembaga pelatihan swasta. Tujuannya untuk dapat melatih berbagai keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Mulai dari welder (pengelasan), mekanik kendaraan berat dan ringan, kelistrikan dan menjahit. “Semua itu dibantu oleh lembaga pelatihan swasta. Ada sekitar 5 lembaga pelatihan yang bekerja sama,” ungkapnya. Dengan membuka 16 kuota tiap kelasnya, ia terus berupaya sering membuat pelatihan. Sehingga tenaga terampil pada 4 bidang itu akan semakin banyak. Mengingat bidang seperti itu yang juga selalu dibutuhkan perusahaan. “Sudah ada satu angkatan yang lulus. Jika anggaran memungkinkan kami akan buat lebih dari 5 kali dalam setahun,” tandasnya. Hal sama berlaku di Kabupaten Paser. Diketahui tak ada PHK yang dilakukan imbas dari pandemi COVID-19. Berita terkait: Kaltim Kerja Keras Membendung Badai PHK "Kalau PHK karena COVID-19 tidak ada. Sejauh ini juga tak ada laporan," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Paser, Murhariyanto, Kamis (26/8). Namun di awal-awal COVID-19 terjadi, ia menyebutkan, banyak pekerja atau karyawan yang dirumahkan. "Ya dulu sempat ada pengurangan (pekerja), tapi sekarang sudah kembali bekerja, dirumahkan saja," sebut kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser itu. Jikalau pun terjadi pemberhentian itu karena adanya persoalan dari pihak pekerja dan perusahaan. Dirinya menyebutkan dalam sepekan setidaknya dua atau tiga hari diakukan mediasi oleh kepala Bidang Hubungan Industrial. "Ya kalau laporan karena adanya suatu masalah itu ada. Tapi kalau PHK karena corona tidak ada," ungkapnya. Terkait dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan melatih dan meningkatkan keahlian, ia bilang bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Paser. Diketahui, beberapa pelatihan dilaksanakan di UPT BLK Kabupaten Paser, yakni pembuatan roti dan kue, menjahit, pemeliharaan kendaraan ringan sistem konvensional, pemasangan instalasi otomasi listrik industri, serta plate welder  smaw 3G-UP. BCT/ASA/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: