Hasil Tes COVID-19 Dianggap Membebani Peserta Seleksi CASN Kukar
Persyaratan wajib menjalani tes COVID-19, yakni tes polymerase chain reaction (PCR) atau antigen sebelum menjalani seleksi calon aparatur sipil negara (CASN), mendapat tanggapan dari peserta. Beberapa di antaranya keberatan, namun ada pula yang setuju demi kebaikan bersama.
nomorsatukaltim.com - Salah satu yang menanggapi adalah Mitha. Menurutnya, saat pelaksanaan tes seleksi kompetensi dasar (SKD) nanti, sebaiknya lebih mengetatkan protokol kesehatan (prokes) saja. Terlebih pelaksanaannya juga tidak membutuhkan waktu lama, dan jumlah yang mengikuti tes pun dibagi dengan jumlah seminimal mungkin. Apalagi, harga sekali tes usap PCR mencapai Rp 525 ribu, dan tes usap antigen yang mencapai Rp 200 ribu. Tentu membuat peserta tes CASN merogoh kocek lebih dalam lagi, ketika suaminya nanti akan mengikuti tes SKD. "Alhamdulilah kalau lulus tesnya, kalau tidak lulus ya jadi buang-buang biaya, sih," ungkap Mitha pada Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com, Kamis (26/8/2021). Lain hal dengan salah satu calon peserta lainnya yang enggan menyebutkan namanya. Secara pribadi, ia setuju saja dengan kebijakan tersebut. Karena menurutnya, itu sebagai salah satu penerapan Prokes di tengah maraknya kasus COVID-19 saat ini. Dengan adanya tes usap PCR atau antigen, setidaknya memberikan kondisi riil terkait kesehatan peserta tes. Juga sebagai bentuk saling menjaga satu sama lain. "Tapi di sisi lain kasihan juga buat peserta yang tempat tesnya jauh, sudah ongkos transportasi mungkin ditambah harus swab, menambah pengeluaran," ujarnya. Sebelumnya, Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengeluarkan beberapa persyaratan tambahan sebelum seleksi CASN dimulai pada September mendatang. Di antaranya menerapkan protokol kesehatan, dan kewajiban menunjukkan hasil tes PCR dua hari sebelum pelaksanaan, atau menunjukkan hasil tes usap antigen sehari sebelum tes dilaksanakan.PERSIAPAN SELESAI
Sementara itu, terkait persiapan pelaksanaan tes SKD CASN 2021, di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Tenggarong, diklaim sudah mencapai 100 persen. Baik itu dari infrastruktur alat pelaksanaan tes dan infrastruktur penunjang lainnya, yakni jaringan layanan internet. Total tiga ruang kelas disiapkan untuk pelaksanaan tes SKD pada September nanti. Masing-masing satu aula untuk menampung 60 peserta tes dengan 10 komputer cadangan, dua ruang kelas yang mampu menampung 30 peserta tes. Juga turut disiapkan empat ruang kelas steril, masing-masing mampu menampung 30 peserta yang menunggu masuk ke dalam sesi SKD. Bahkan tim BKN pun sudah melakukan peninjauan langsung ke SMPN 1 Tenggarong, untuk melihat persiapan yang dilakukan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) selaku panitia pelaksana. "Tes SKD dilaksanakan sebanyak tiga sesi," ungkap Ibnu Hamdiansyah M, Kabid Pengadaan, Pemberhentian, dan Informasi BKPSDM Kukar. Diketahui, sebanyak 816 pelamar yang dinyatakan lolos seleksi administrasi untuk formasi CPNS tenaga kesehatan (nakes) dan PPPK nakes. Sedangkan PPPK tenaga guru yang dinyatakan lolos administrasi mencapai 1.600-an pelamar. Nantinya, ribuan pelamar yang dinyatakan lolos administrasi dan mengikuti tes SKD akan saling berebut untuk mengisi 1.204 formasi yang dijatah Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). (mrf/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: