Kisah Kakak Beradik di Kukar Berjualan Tahu Gunting Sejak Dini

Kisah Kakak Beradik di Kukar Berjualan Tahu Gunting Sejak Dini

Belajar dan bermain adalah hak anak yang mesti dipenuhi. Namun sepasang kakak beradik ini rela menanggalkan masa kecilnya, demi mencari dan mencukupi kebutuhan keluarganya.

nomorsatukaltim.com - Dipaksa dewasa karena keadaan. Mungkin itu yang menggambarkan sosok Rangga Aditya (9) dan Aqila (8). Kakak beradik yang berjualan tahu gunting di Jalan Imam Bonjol, Tenggarong. Tepatnya di depan eks RSUD AM Parikesit Tenggarong. Demi membantu perekonomian keluarga, dua orang anak yatim inipun harus rela masa kecil untuk bermainnya hilang. Ya, dua sosok kakak beradik inipun memang sudah setahun lebih berjualan tahu gunting. Mencari pundi-pundi rupiah untuk membantu sang ibu. Iya, memang kenyataannya mereka harus bertahan hidup setelah ditinggal oleh ayah untuk selama-lamanya. Sejak mereka masih bayi. "Bapak sudah meninggal, pas masih bayi, waktu masih kecil," ujar Aditya polos. Aditya dan Aqila pun harus bahu-membahu membantu sang ibu, yang hanya bekerja serabutan. Mulai dari tukang bersih-bersih halaman sekolah, hingga menjadi asisten rumah tangga (ART). Sangat minim untuk menghidupi keluarga, yang terhitung banyak. Yakni dari enam bersaudara. Lebih-lebih di masa pandemi COVID-19 saat ini. Dari mulut Aditya, ternyata bukan hanya mereka berdua saja yang membantu mencari nafkah. Kakak nomor pertama sudah menikah dan ikut suami. Kakak nomor dua berjualan ikan di pasar, itupun ikut usaha orang. Sedangkan dua kakak lainnya, di rumah mengerjakan aktivitas lainnya. Aditya yang kini masih duduk di kelas 3 Pondok Pesantren AsySyauqi inipun menceritakan, perlu membagi waktu dengan Aqila untuk berjualan tahu. Pagi mulai jam 7.00 giliran Aqila, sedangkan siang hingga pukul 17.00 sore tugas dirinya untuk menjajakan tahu gunting miliknya. Cukup Rp 10 ribu per pak. Cukup memanjakan selera. Ibaratnya, meskipun jualan kaki lima, rasanya tak kalah seperti yang di toko-toko. Uang hasil jualannya pun, langsung diberikan kepada ibunya. Dengan niat, setidaknya bisa membantu mengurangi beban sang ibu. Meskipun ia tidak secara gamblang menyebutkan berapa jumlah yang didapat. Tapi lumayan lah membantu perekonomian keluarga. "Sampai sore ndik (tidak) tentu, kadang banyak kadang sedikit, uang langsung diberi ke ibu," ujarnya mengakhiri perbincangan santai kami dengan anak hebat ini. (mrf/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: