Aruna Mendunia dari Kampung Baru, Balikpapan 

Aruna Mendunia dari Kampung Baru, Balikpapan 

Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Perkembangan Aruna sebagai startup teknologi yang menyediakan platform bagi para nelayan, tak lepas dari nama Utari Octavianty.

Gadis asal Kampung Baru, Balikpapan Barat itu, bersama kedua rekannya semasa kuliah yakni Farid Naufal Aslam dan Indraka Fadhlillah, sama-sama mengembangkan aplikasi untuk mempermudah para nelayan menjual produknya langsung ke pasar global dan domestik.

Mereka mengusung visi “Laut Untuk Semua”. Aruna berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup komunitas nelayan dengan mendorong praktik perdagangan ikan yang adil dan bertanggung jawab untuk keberlanjutan industri perikanan dalam jangka panjang. Nama Utari Octavianty oleh bahkan disejajarkan dengan tokoh filantropi, Melinda Gates, Co-Chair of Bill & Melinda Gates Foundation. Anda tentu tahu, Melinda Gates adalah istri pendiri perusahaan perangkat lunak Microsoft. Utari juga disandingkan dengan Phumzile Mlambo-Ngcuka, executive director of UN Women. Perempuan Afrika yang menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan direktur eksekutif PBB untuk urusan wanita. Berita Terkait: Dapat Tambahan Investasi, Aruna Perluas Jangkauan ke Nelayan Juga dengan Marieme Jamme, founder of iamtheCODE. Perempuan Afrika lainnya yang mengajarkan coding kepada lebih sejuta anak-anak muda negaranya. Utari juga satu frame dengan Miffy Chen, Head of Alibaba A.I (Artificial Intelligent) Labs. Miffy Chen adalah otak dibalik keberhasilan Alibaba menguasai industri digital dengan kecerdasan buatan (A.I) yang dibangunnya. Ketokohan Utari Octavianty dipublikasikan Alibaba dalam sebuah kampanye #TheWorldSheMade. Video yang disebarkan ke seluruh dunia itu mengulas tentang  perempuan-perempuan inspirator, sekaligus punya pengaruh bagi lingkungan sekitarnya. Aruna kini berhasil membangun platform yang mengonsolidasikan semua aspek dalam industri perikanan. Mulai dari agregator untuk penawaran dan pembelian hingga pembiayaan. Sehingga dapat mengurangi kesenjangan harga sekaligus meningkatkan taraf hidup nelayan. Sebelumnya, Utari sempat menceritakan pengalamannya kepada Disway Kaltim. Bagaimana perjalanan awal Aruna sejak awal.  Di mana Kota Bandung menjadi pilot project pengembangan aplikasi, karena dekat dengan tempat kuliah. Namun setelah beberapa lama tak berkembang, Utari memutuskan pulang ke Balikpapan. “Saya pikir kalau di Jawa susah (menggandeng nelayan). Soalnya sudah ada koperasi perikanannya,” kata dia. Tokoh termuda yang pernah tampil di Asian Productivity Organization (APO) Meeting ini, memilih pulang kampung. Dia mulai menyampaikan rencana bisnis itu kepada keluarga. Namun bukan dukungan yang diterima. “Waktu ngobrol soal ini sama orangtua dimarahin.  Harapan mereka setelah lulus kuliah cari kerja, bukannya bikin aplikasi kayak gini,” kata Utari. Tak putus asa, Utari lantas menemui sang paman yang dikenal sebagai ketua kelompok nelayan Kampung Baru. “Ternyata paman sudah berhenti menjadi ketua kelompok nelayan. Bahkan sudah tak melaut lagi dan main (bisnis) sarang walet sama nyewain lahan buat parkir motor,” imbuh pembicara berbagai seminar ini. “Perikanan ini nggak ada lagi masa depannya. Di sini sudah banyak yang berhenti jadi nelayan,” kata Utari menirukan Abidin, sang paman. Utari terus membujuk Abidin supaya mengumpulkan para anggota kelompok nelayan.  Lantaran terus didesak, Abidin baru bersedia mencobanya. Para nelayan dijanjikan menjual langsung hasil tangkapannya kepada konsumen. Ikan tangkapan yang punya kualitas bagus difoto, kemudian ditawarkan ke pasar internasional. “Pertama kali kami kirim ke US (Amerika), kerja sama dengan pabrik (pengemas), dan itu berhasil,” ungkap Utari. Hasil penjualan setelah ditransfer bisa langsung dinikmati nelayan. Keberhasilan itu mendorong Utari membujuk saudara-saudaranya yang lain supaya membantu mengumpulkan para nelayan di daerah lain. Dimulai dengan Utomo, sepupunya, yang mengenalkan aplikasi kepada nelayan Kabupaten Penajam Paser Utara. “Saya nggak sangka, kampung halaman membawa keberuntungan,” ucapnya . Setelah sukses, mereka kemudian melebarkan sayap ke Berau, Grogot, Kaltara, Kalsel, Sumatera, bahkan sampai Raja Ampat, Papua.  “Jadi dari Balikpapan itulah kami duplikasi model bisnisnya ke banyak daerah,” ungkap Utari. Saat ini, Aruna telah membangun lebih dari 40 pusat komunitas nelayan yang tersebar di 13 provinsi. RYN/NOS/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: