Kesaksian Aspiadi, Salah Satu Korban Selamat Kecelakaan Beruntun di Jalan Suryanata
Ketika hari menjelang senja, Aspiadi masih berada di perjalanan pulang menuju rumahnya di Samarinda. Aspiadi merupakan karyawan di salah satu perusahaan yang berada di Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara.
nomorsatukaltim.com - Seperti biasanya, pria 45 tahun ini selepas bekerja, selalu pulang melewati Jalan Poros Tenggarong-Samarinda, terutama pada Senin (16/8/2021) sore, sekitar pukul 17.30 Wita. Aspiadi yang sedang melakukan perjalanan dengan mengendarai mobil panther putih miliknya, baru saja menuruni tanjakan di Jalan Suryanata, Kecamatan Samarinda Ulu. Atau yang lebih dikenal dengan gunung sampah. Belum terlalu jauh dari tanjakan itu, mobil yang dikendarainya tiba-tiba mendapatkan benturan keras dari arah belakang sebelah kiri. Saking kerasnya benturan itu, setir mobil sampai tidak dapat dikendalikan. Dari kaca spion ia melihat sebuah truk merah menyeruduk mobilnya hingga sejauh 10 meter. Jantungnya berdegup begitu kencang saat itu. Akibat diseruduk begitu kerasnya, mobil yang dikendarainya sampai naik ke median jalan dan nyaris keluar jalur. "Mobil saya langsung mengarah kanan menabrak pembatas jalan. Habis menabrak, saya lihat truknya itu masih melaju terus nabrak kendaraan lainnya," ungkap Aspiadi ketika dikonfirmasi media ini. Aspiadi merupakan salah satu korban kecelakaan beruntun yang melibatkan antara truk roda enam, empat mobil, dan dua pengendara motor. Peristiwa itu terjadi di Jalan Suryanata, Kecamatan Samarinda Ulu , Senin (16/8/2021) sore lalu, sekitar pukul 17.30 Wita. Akibat kecelakaan beruntun itu, seorang pengendara motor yang belakangan diketahui bernama Murfat Efendi (45), tewas di tempat dengan menderita luka serius di bagian kepalanya. "Iya, mobil saya yang pertama kali ditabraknya, saya lihat truk itu memang laju dari turunan gunung sampah langsung menabrak belakang mobil saya," sambungnya. Lanjut Aspiadi mengisahkan, truk merah bermuatan itu baru berhenti usai menabrak mobil bak terbuka, tepat di simpang empat Jalan Ring Road - Suryanata. Dari informasi yang berhasil dihimpun di lokasi kejadian, seorang saksi mata bernama Ridwan menyampaikan kronologis kejadian yang serupa. Kejadian mengenaskan ini bermula ketika truk merah bermuatan ban dengan nomor polisi KT 9775 AK, melaju cukup kencang saat menuruni jalan dari arah Tenggarong ke Samarinda. Belum diketahui sebab pastinya, truk itu tiba-tiba langsung menyeruduk mobil panther putih yang dikendarai Aspiadi hingga keluar dari jalur. Truk yang terus saja melaju kemudian menabrak Honda PCX hitam dengan nomor polisi KT 2503 FZ yang dikendarai korban Murfat Efendi. Korban seketika terpental dan terlindas ban truk hingga mengalami luka parah di bagian kepalanya. Sementara motornya terus terseret hingga sejauh 100 meter ke depan. Truk ini baru dapat berhenti setelah kembali menabrak mobil pikap putih. "Truknya itu memang laju. Tadi menabrak pengendara yang pakai motor PCX, jadi korbannya langsung jatuh baru terlindas," ungkap Ridwan saat ditemui di lokasi kejadian. Sang sopir truk merah itu baru keluar bersamaan dengan teriakan histeris dari warga, ketika melihat seorang pengendara motor tergeletak dengan keadaan bersimbah darah. Tak lama kemudian warga berkerumun membantu para korban yang terlibat kecelakaan itu. Sedangkan sang sopir yang hendak jadi bulan-bulanan warga, langsung diamankan ke salah satu rumah, sampai Unit Lakalantas Satlantas Polresta Samarinda tiba di lokasi kejadian. Sementara itu, korban tewas dalam kecelakaan tersebut langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie. Tak berselang lama, Unit Lakalantas Satlantas Polresta Samarinda yang tiba di lokasi kejadian langsung mengatur lalu lintas yang sempat macet, sembari melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Sopir truk yang hampir jadi bulan-bulanan warga itu kemudian diamankan ke markas Unit Lakalantas Satlantas Polresta Samarinda di Jalan Bhayangkara, Samarinda Kota. Dikonfirmasi terpisah, Kasatlantas Polresta Samarinda Kompol Wisnu Dian Ristanto menyampaikan, usai olah TKP kecelakaan, upaya yang dilakukan pihaknya ialah lebih dahulu mengevakuasi sejumlah kendaraan yang terlibat kecelakaan. "Tadi malam kami fokus untuk lakukan evakuasi dulu, karena ada tujuh kendaraan yang terlibat kecelakaan. Setelah melakukan evakuasi, selanjutnya kami lakukan pengembangan barang bukti," ungkapnya, Selasa (17/8/2021). Saat ini pihaknya tengah melakukan proses penyelidikan kecelakaan tersebut. Kendati sempat menahan sopir truk, namun pihaknya belum melakukan penahanan terhadap yang bersangkutan. "Jadi karena masih proses penyidikan. Untuk penahanan itu membutuhkan dua alat bukti. Jadi perlu kita kumpulkan dulu kelengkapannya," jelasnya. Selain belum menetapkan tersangka dan penahanan, pihaknya juga belum memeriksa keterangan dari sejumlah saksi yang terlibat kecelakaan. "Saat ini saja kami juga belum memeriksa saksi. Jadi sopir truk masih kita periksa sebagai saksi. Tentunya juga dengan saksi-saksi pengendara yang terlibat lainnya, itu yang kita periksa," terangnya. "Tidak mungkin ketika terjadi kecelakaan ada korban meninggal, si sopir langsung bisa kita tahan. Kita tetap pada bagaimana proses penyidikan itu," imbuhnya. Lebih lanjut disampaikan, apabila hasil dari penyelidikan ada salah satu pengendara atau pun sopir truk yang terbukti lalai dengan disertai dua alat bukti pendukung, barulah pihaknya akan menetapkan tersangka. "Saat ini jadi kita masih proses penyidikan. Dan sopir truk masih kita periksa sebagai saksi, karena pengendara yang lain belum kita periksa. Kita juga tidak bisa menahan seseorang tanpa adanya alat bukti," tegasnya. Wisnu menambahkan, total ada tujuh korban, satu di antaranya meninggal dunia. Sedangkan yang lainnya mengalami luka-luka. "Lainnya luka-luka tidak terlalu parah. Hanya saja ada satu pengendara motor yang meninggal," pungkasnya. (aaa/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: