Ekspor Perdana, 13 Ton Damar Batu dan Rempah dari Kaltim Berlayar ke Bangladesh

Ekspor Perdana, 13 Ton Damar Batu dan Rempah dari Kaltim Berlayar ke Bangladesh

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Kaltim kembali menambah daftar panjang potensi ekspor. Sebanyak 13 ton Damar Batu dan rempah berlayar ke Bangladesh dari Pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal (KKT), Balikpapan, Kamis (5/8/2021).

Damar Batu adalah salah satu komoditas dengan peluang pasar internasional yang menjanjikan. Di daerah lain di Tanah Air, komoditas tersebut telah diekspor ke beberapa negara. Bumi Etam yang juga memiliki kekayaan alam ini turut berpartisipasi. Kemarin, PT Shifa Naghari dan CV Naghari mengirim Damar Batu dan rempah pertama kalinya sebanyak 13 ton melalui Pelabuhan KKT Balikpapan. Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud turut langsung melepas ekspor didampingi Dirut KKT Abdul Aziz, Kepala Karantina Pertanian Ridwan Alydrus, Direktur PT Shifa Naghari dan CV Naghari Abdullah Umar di Terminal Peti Kemas KKT, Kariangau Kilometer 13.   Direktur PT Shifa Naghari Abdullah Umar mengatakan, ekspor perdana Damar Batu sebanyak 13 ton dibarengi komoditas lainnya seperti rempah-rempah serta cabe dan jamu. "Hari ini (kemarin, red) total ada satu kontainer 20 feet yang berisi sekitar lebih dari 13 ton," jelas Abdullah Umar Bahar. Damar Batu yang diekspor ini asli dari Kalimantan. Yaitu dari daerah Sepaku, Nunukan dan Berau. Karena itu, proses pengumpulan komoditas ini memakan waktu 2 tahun. "Cuma memang saat ini belum terekspos karena mungkin masyarakat masih berpikir ini tidak ada manfaatnya. Bahkan pengumpulan Damar Batu dilakukan hingga dua tahun," tandasnya. Diketahui, Damar Batu memiliki beragam manfaat. Di antaranya mulai dari bahan baku cat, pernis, celupan batik, lilin, tinta cetak, linoleum dan kosmetik serta bahan semir sepatu. Getah damar merupakan hasil sekresi pohon Shorea sp., Vatica sp., Dryobalanops sp., dan dari suku meranti-merantian atau Dipterocarpaceae. Pohon damar merupakan tanaman asli Indonesia. Ada beberapa jenis getah damar yang menjadi buruan orang, yakni Damar Mata Kucing, Damar Batu, Damar Hitam dari jenis meranti, juga Damar Resak. Saat ini, dari jenis-jenis itu yang banyak dimanfaatkan orang adalah jenis Damar Batu dan Mata Kucing. Abdullah menyebut, Damar Batu ini dibeli dari pengepul senilai Rp 4 ribu per kilogram. "Memang agak turun (harganya) karena bukan komoditas unggulan. Kalau rempah-rempah biasa dimanfaatkan untuk bumbu dapur, farmasi dan herbal," sebutnya. Untuk menjaga kontinuitas ekspor, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah. Yang tujuannya untuk menyosialisasikan ke pelaku UMKM agar dapat berperan aktif. "Dengan adanya ini kami ingin mendukung pemerintah untuk peningkatan ekspor di Kaltim," ujarnya. Selain itu, ia mengatakan, ekspor juga dilakukan di Banjarmasin dengan beragam komoditas. Yang sudah dilakukan sejak 2016 lalu. Barang yang diekspor seperti Arang Kayu tujuan Jeddah, Arab Saudi. “Begitu juga di Pontianak, Damar Batu juga, kalau di Sulawesi ekspornya Kopra dan Damar tujuan Pakistan dan India," bebernya. Kepala Karantina Pertanian Balikpapan, Ridwan Alaydrus mengatakan ekspor getah damar, cabai jawa dan rempah sebanyak 13.000 kilogram ini ber nilai Rp 100,8 juta. Ekspor ini juga sejalan dengan program Kementerian Pertanian yaitu Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) yang menargetkan penambahan frekuensi ekspor komoditas pertanian serta penambahan negara baru tujuan ekspor. “Dengan kegiatan ini diharapkan menjadi penyemangat petani khususnya di Kalimantan Timur. Untuk lebih bersemangat dalam bidang pertanian dan berorientasi ekspor," katanya usai menyerahkan Phytosanitary Certificate ke pengguna jasa. Dalam kesempatan itu, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengapresiasi adanya kegiatan ekspor di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini. Hal ini membuktikan bahwa pengusaha tidak patah arang untuk terus produktif. "Ekonomi global dan nasional mengalami penurunan, tetapi hal itu jangan menyurutkan semangat. Ekspor produk baru ini menjadi motivasi. Kinerja ekonomi bangkit, pertumbuhan ekonomi bangkit,” tuturnya.   Sementara itu, Direktur Utama PT KKT Abdul Azis mengatakan, dengan adanya ekspor ini dapat memberikan kontribusi trafik peti kemas.   Tahun lalu trafik peti kemas di KKT mencapai 209 ribu twenty-foot equivalent unit (TEUs). Trafik itu mengalami kenaikan dari tahun 2019. "Tahun ini dharapkan bisa tumbuh. Bisa bangkit karena ada alat kesehatan, logistik dan lainnya yang dapat meningkatkan trafik," ucapnya. Menurut Abdul Azis, direct call atau ekspor langsung sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Dan manfaat yang diperoleh bagi daerah juga sangat besar. Mekanisme ekspor langsung melalui KKT membuat Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) terbit di Balikpapan. Meski kapal untuk ekspor tidak secara langsung datang ke KKT. "Sehingga bisa dinikmati produsen. Meskipun ada tambahan cost," ujarnya. Di tengah pandemi ini, KKT juga terus melakukan peningkatan kapasitas tampung terminal. Seperti penambahan lahan untuk penumpukan seluas 2 hektare. Lapangan kontainer tersebut berkapasitas 200 ribu TEUs. "Upaya perluasan lapangan ini untuk meningkatkan pelayanan. Ada juga penambahan peralatan untuk mempercepat aktivitas," pungkas Abdul Azis. FEY/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: