Rossi dan Messi Bikin MotoGP dan LaLiga Tak Sama Lagi
Gelaran balapan dunia sepeda motor tak akan lagi sama mulai musim depan. Terlepas betapa hebatnya Marc Marquez dan mulai munculnya bakat-bakat besar dalam diri Quartararo, Zarco, hingga Mir. Rasanya tentu akan berbeda jika tanpa Valentino Rossi. Hal yang tak jauh berbeda akan dialami LaLiga, mulai musim ini. Sebabnya, Lionel Messi tak akan berseragam Barcelona lagi. Federasi sepak bola Spanyol saat ini patut ketar-ketir. Karena akan lebih sulit menjual pamor LaLiga tanpa kehadiran Messi, yang sudah didahului dengan kepergian, Cristiano Ronaldo.Sang rival abadi.
JAGAD olahraga di Eropa menjadi gaduh pada Kamis (5/8) malam waktu setempat. Paling tidak, ada tiga hal besar terjadi berdekatan. Pertama, resminya Jack Grealish menjadi rekrutan Manchester City dengan mahar 100 juta paun atau sekitar Rp 2 T. Bukan … Rp 2 T yang prank itu ya. Kedua, pengumuman pensiunnya Valentino Rossi dari MotoGP mulai musim depan. Terakhir dan yang paling menghebohkan. Sampai pemberitaan soal Grealish dan Rossi nyaris tenggelam, adalah perpisahan Lionel Messi dengan Barcelona.
Mengenai Grealish, ya, sudahlah. Pandangan tentang betapa over price-nya gelandang nasional Inggris itu memang jadi perdebatan. Tapi menengok tren dalam 2 tahun terakhir. Di mana harga pemain lokal di Liga Inggris jadi tidak ‘lokal’ lagi. Pembelian tetangga berisiknya Manchester United itu bisa dimaklumi.
Hal yang lebih menarik untuk diulas, ya, soal Rossi dan Messi. Tentang dampak apa yang akan mereka tinggalkan untuk kejuaraan masing-masing. MotoGP dan LaLiga.
Valentino Rossi mulai mengabdikan dirinya pada ajang balap sepeda motor dunia pada tahun 1996 silam. Membawa bakat besarnya, pria kelahiran Urbino, Italia itu langsung menyabet juara di kelas 125 cc di tahun keduanya. Gelar berikutnya didapat pada 1999 dengan menjadi juara di kelas 250 cc.
Tak butuh waktu lama baginya untuk mendapat perhatian dunia. Pada tahun berikutnya, Rossi secara resmi mengenyam debut di kelas utama (saat itu bernama GP500). Naik podium sebanyak 10 kali di musim perdana, dengan 2 kali di antaranya keluar sebagai juara. Rossi dianggap sebagai ancaman besar. Walau pada musim 2000 itu, Rossi urung mendapat titel karena kalah dari Kenny Robert Jr.
Rossi kemudian balas dendam di musim 2001. Ia memenangkan 11 balapan. Dominan! Gelar juara dunia di kelas utama pun jatuh ke tangannya. Gelar itu kemudian menjadi pembuka untuk gelar-gelar selanjutnya. Karena setelah itu, Rossi kembali jadi juara pada musim 2002, 2003, 2004, dan 2005.
Rentetan dominasinya sempat diputus oleh Nicky Haiden (2006) dan Casey Stoner (2007). Dua musim beruntun berikutnya, Rossi mengambil mahkotanya lagi. Juara pada tahun 2009 itu kemudian menjadi akhir dari dominasi Sang Doktor. Karena 11 musim selanjutnya, Rossi gagal mempertahankan kejayaannya. Catatan kegagalannya tampak akan bertambah 1 musim, tahun ini.
Selain faktor usia, juga karena kehebatan Stoner, Lorenzo, hingga Marc Marques bergiliran tak bisa dibendung lagi. Bahkan dengan segala pengalaman Rossi di lintasan balap. Tapi tahukah? Seberapa pun hebatnya nama-nama di atas. Bahkan jika Marquez kelak melampaui rekor Rossi (yang tentu rekor sebagai juara 125 cc, 250 cc, GP500, dan MotoGP tak akan bisa dipecahkan). Mereka semua tak akan bisa melampui The Doctor dalam satu hal; pamor.
Dalam sejarah MotoGP, tak ada nama yang lebih besar dari Valentino Rossi. Bahkan di senjakala karienya, hasil balapan Rossi yang kerap di urutan buntut. Tetap menjadi berita utama media.
Judul-judul seperti; Marquez Menang di Jerez, Rossi Urutan Ke-15, Lorenzo Menangkan Seri Catalunya, Rossi Gagal Finis, atau judul serupa mudah sekali ditemui. Intinya, Rossi akan selalu ada dalam setiap langkah MotoGP. Itu.
Ayah Valentino Rossi, Graziano, pada Februari tahun lalu pernah bilang. Bahwa atmosfer balapan MotoGP akan berubah ketika putranya sudah tak lagi membalap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: