Sungai Kedang Pahu Tercemar Limbah

Sungai Kedang Pahu Tercemar Limbah

Kutai Barat, nomorsatukaltim.com – Sungai Kedang Pahu di Kabupaten Kutai Barat tercemar. Limbah perusahaan diduga menjadi penyebab tercemarnya  anak Sungai Mahakam. Peristiwa itu diketahui warga sejak Rabu (28/7/2021). Masyarakat menduga kondisi air keruh berlumpur itu dari limbah perusahaan perkebunan atau tambang.

Untuk memastikan hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kubar tengah melakukan pemeriksaan mengenai dugaan tercemar limbah perusahaan yang beroperasi di sekitar kawasan tersebut. "Kami akan secepatnya turun ke lapangan," kata Kepala DLH Kubar Ali Sadikin, Rabu (28/7/2021) saat dikonfirmasi media ini. Dia juga menyarankan, saat mengambil sampel air tersebut harus disaksikan camat dan pemerintah kampung. Sekaligus menyusuri sungai agar tahu persis asal limbah tersebut. Kepada media ini, warga Kampung Damai Kota, Mulyani yang tinggal di bantaran Sungai Kedang Pahu mengatakan, air sungai berubah warna setelah dirinya bangun tidur saat pagi sekitar pukul 06.00 wita. “Kemarin sore, Selasa (27/7/2021) air sungai masih biasa saja tidak ada perubahan, setelah bangun pagi air sungai sudah berubah sangat keruh coklat seperti susu,” katanya Rabu (28/7/2021). Dijelaskan Mulyani, air sungai memang biasa keruh apalagi saat turun hujan. Akan tetapi pagi ini lain sekali perubahannya, airnya seperti susu. Diakuinya sekitar sebulan yang lalu pernah terjadi seperti ini, tetapi tidak terlalu menyolok. “Coba bapak lihat sendiri ke sungai ini airnya seperti susu kan,”ujarnya dari depan rumahnya sambil menunjuk ke sungai. Saat ini masyarakat yang hidup di bantaran Sungai Kedang Pahu sangat menderita sekali. Mereka tidak tidak bisa mandi dan memasak menggunakan air sungai. Jalan satu satunya harus membeli air bersih. Tercemarnya air limbah ini mengalir dari Kecamatan Damai, Muara Lawa hingga Kecamatan Muara Pahu. Hal ini juga dirasakan warga Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu membenarkan air tercemar. "Saya melihat sendiri air Sungai Kedang Pahu keruh seperti susu," kata Arli, salah seorang nelayan warga Kampung Muara Beloan. Secara terpisah, Camat Damai Fransisco mengakui, pencemaran Sungai Kedang Pahu sudah terjadi dua kali dalam dua bulan terakhir ini,. Waktu itu sebulan yang lalu sudah pernah terjadi, karena waktu itu air agak besar jadi tidak terlalu keliatan. “Waktu kejadian sebulan yang lalu itu ada laporan warga, asal limbah itu keluar dari sungai Nyahing anak dari sungai kedang pahu ini,”kata Fransisko. Ia mengatakan sudah mengecek langsung ke Sungai Kedang Pahu. Diduga air limbah yang mengalir sama juga dengan yang terjadi sebulan yang lalu dari Sungai Nyahing. Kalau benar, ada dugaan sementara limbah tersebut dari tambang atau sawit yang pabriknya ada di dalam. Karena di bantaran Sungai Nyahing hanya dua perusahaan itu saja. “Saat ini air PDAM dimatikan karena sangat bahaya untuk dikonsumsi. Kita lihat sendiri tadi kesungai melihat ikan sudah pada mabuk timbulan diatas sungai,”jelas Fransisko. Fransisko menghimbau kepada masyarakat Damai khusunya yang hidup di bantaran Sungai Kedang Pahu agar jangan mengonsumsi air sungai untuk sementara hingga keadaan normal kembali. Pewarta: Lukman Hakim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: