SD Inpres: Sepatu Soeharto dan Nobel Duflo (3)
Duflo, menyabet penghargaan Nobel 2019, setelah meneliti SD Inpres. (time) ===========
Proyek besar SD Inpres, diserahkan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (BP3K). Di bawah kendali Depdikbud. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
BP3K ini bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek SD Inpres. Dalam realisasinya, pembangunan sekolah ini ditargetkan membidik pemerataan pendidikan. Pada tiga golongan.
Yakni, sekolah untuk golongan anak orang miskin, anak-anak di daerah terpencil. Dan anak-anak yang memiliki kecacatan fisik maupun mental.
Ketiga golongan ini menjadi skala prioritas untuk dapat mengenyam pendidikan di SD Inpres. Langkah ini disiapkan, tahun 1974.
Di tahun yang sama, Soeharto kembali mengeluarkan instruksi. Yakni dengan menerbitkan Instruksi Presiden No. 6 tahun 1974. Diterbitkan pada 14 Mei 1974 tentang Program Bantuan Pembangunan SD.
Inpres ini menjadi pijakan pelaksanaan program bantuan pembangunan SD tahap kedua. Sebuah proyek yang melanjutan program pembangunan gedung-gedung SD tahap pertama. Seperti yang ditetapkan dalam Inpres No. 10 Tahun 1973.
Sekolah-sekolah di tahap kedua ini, tetap terdiri dari tiga ruangan kelas. Seperti pembangunan sebelumnya. Serta dilengkapi kamar kecil dan bantuan alat-alat sekolah.
Setelah sarana prasarana SD Inpres diwujudkan, dilanjutkan dengan menyiapkan program pengajaran.
Eksekusi tata laksana program pengajaran di SD Inpres, dimulai tahun 1975. Di akhir tahun ajaran 1980, untuk kali pertama, SD Inpres meluluskan para siswanya.
Secara bertahap, proses belajar mengajar terus berjalan. Dari daerah ke daerah. Di awal tahun ajaran 1979, SD Inpres membidik tiga provinsi prioritas. Yakni, di Madura, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah. (rap/bersambung) Berita Terkait: SD Inpres: Sepatu Soeharto dan Nobel Duflo (2) SD Inpres: Sepatu Soeharto dan Nobel Duflo (4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: