Gubernur Kaltim: Daerah Wajib Sediakan Rumah Sakit Khusus COVID-19

Gubernur Kaltim: Daerah Wajib Sediakan Rumah Sakit Khusus COVID-19

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memerintahkan kepala daerah dan direktur rumah sakit untuk menunjuk Rumah Sakit Khusus (RSK) pelayanan COVID-19 di Kaltim. Perintah itu dituangkan dalam Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 17 Tahun 2021, yang ditandatangani gubernur Isran Noor, Selasa 21 Juli 2021.

Ingub berisi petunjuk teknis untuk mengantisipasi lonjakan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di berbagai daerah di provinsi ini. Yang memerlukan pelayanan rujukan dengan kuota pelayanan yang lebih besar. “Khusus RSU (rumah sakit umum) milik Pemprov Kaltim seperti RSU AW Syahrani Samarinda, diminta menambah ruang ICU dan ruang isolasi dengan mengonversi ruang perawatan minimal tiga puluh persen dari tempat tidur yang ada,” jelas Kepala Biro Humas Pemprov Kaltim, Muhammad Syafranuddin. Diterangkan, bahwa Ingub tentang penunjukan rumah sakit khusus merupakan tindak lanjut surat Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes kepada pemprov pada 13 Juli 2021 lalu. Instruksi itu memuat tiga bagian poin arahan. Pertama mengoordinasikan seluruh rumah sakit yang ada di wilayah masing-masing untuk menambah ruang ICU dan ruang isolasi dengan mengonversi ruang perawatan yang ada sebanyak minimal 30 persen dari tempat tidur yang ada di rumah sakit. Bila daerah memiliki lebih dari satu rumah sakit, agar dikoordinasikan dan segera menunjuk Rumah Sakit Khusus untuk pelayanan atau rujukan pasien COVID-19. Rumah sakit rujukan khusus COVID-19 yang ditunjuk memiliki jumlah tempat tidur yang memadai dan sebaiknya bukan rumah sakit pusat rujukan (Top Refferal) di setiap kabupaten/kota. Pada bagian kedua, Ingub menginstruksikan direktur rumah sakit yang telah ditunjuk sebagai Rumah Sakit Rujukan Khusus COVID-19 agar melakukan update kapasitas total tempat tidur yang dapat merawat pasien COVID-19 melalui situs www.sirs.kemenkes.go.id (RS Online).   Ketiga, direktur rumah sakit milik pemerintah provinsi Kaltim diarahkan untuk menambah ruang ICU dan ruang isolasi dengan mengonversi ruang perawatan yang ada sebanyak minimal 30 persen dari tempat tidur yang ada.

Optimalkan Embarkasi Haji sebagai RS Darurat

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty awal pekan lalu menyebut, tingkat keterisian tempat tidur dan ICU di seluruh rumah sakit rujukan di kota itu masih berfluktuasi pada persentase tertinggi. Keterisian tempat tidur masih 100 persen, ICU 100 persen, tempat tidur isolasi sementara di 96,4 persen. "Tetapi kalau malam terisi lagi, jadi 100 persen," kata dia. Begitu juga dengan hotel berkapasitas ratusan tempat tidur yang disiapkan pemerintah setempat, telah terisi penuh. Ia mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan Embarkasi Pemberangkatan Haji di Kota Beriman sebagai rumah sakit darurat untuk pelayanan pasien Coronavirus Disease 2019 bergejala. "Jadi di sana sudah mulai dirawat pasien yang menggunakan oksigen, juga pasien yang sudah harus pakai infus tapi tidak termuat rumah sakit rujukan," ucap dokter Dio, sapaannya. Embarkasi Haji, Batakan di Balikpapan berkapasitas 300 tempat tidur. Diskes mengonversi sebuah gedung di kawasan itu, untuk tempat perawatan gejala ringan hingga berat. Dengan kapasitas 30 tempat tidur. "Itu untuk pelayanan dengan oksigen, infus dan sebagainya. Ruang perawatan sisanya untuk perawatan pasien tanpa gejala," urainya. Pemkot Balikpapan juga tengah memfokuskan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Beriman untuk hanya membuka pelayanan pasien di poly COVID-19. Sementara pasien non COVID-19 yang memerlukan perawatan sementara akan dirujuk ke rumah sakit lain. "Agar RSUD Beriman jadi fokus COVID-19," imbuhnya. Rumah sakit milik Pemkot Balikpapan itu dikatakan juga telah menambah tempat tidur. Dari yang tadinya kapasitas isolasi untuk 32 orang menjadi 54 orang. Kemudian IGD telah ditingkatkan hingga mencapai kapasitas 18 tempat tidur. "Meski begitu RSUD Beriman ini baru proses menjadi rumah sakit khusus COVID-19. Karena kita butuh penyesuaian tenaga juga. Jadi semua berjalan, embarkasi juga begitu. Tapi mau tidak mau kita harus bersiap menuju ke situ. Karena situasinya mendesak. Seperti embarkasi ada pasien dengan saturasi 60 di sana. Jadi harus ditolong," beber dokter Dio. Diskes Balikpapan baru-baru ini juga telah merekrut lima dokter. Untuk menambah kekuatan pelayanan di Embarkasi Haji yang disulap jadi rumah sakit darurat itu. "Kita menambah tenaga dokter. Ada lima yang kita rekrut. Salah satunya ada yang dari wisma atlet Jakarta. Mudah-mudahan mereka punya ilmu yang bisa di sharing ke tim dokter lainnya di sini," pungkas Kadiskes. Di Samarinda, wali kota telah terlebih dahulu mengumpul direktur seluruh rumah sakit yang ada di daerah itu. Ia meminta agar rumah sakit-rumah sakit menambah kapasitas pelayanan terhadap pasien COVID-19 yang mengalami lonjakan. "Semua rumah sakit di bawah Pemkot Samarinda, setidaknya menyediakan 30 persen dari kapasitas tempat tidur yang dimiliki, untuk penanganan COVID-19 ini," ujar Andi Harun, wali kota Samarinda. *DAS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: