Diskes Kukar Minta Dunia Usaha Bantu Alat Penanganan Pasien COVID-19
Kukar, nomorsatukaltim.com - Tingginya lonjakan kasus COVID-19 di Kukar tak sebanding dengan alat penanganannya. Fasilitas kesehatan (Faskes) yang menangani pandemi ini dihadapkan dengan keterbatasan alat.
Beberapa alat penanganan kasus COVID-19 mulai sulit didapati di Indonesia. Jikapun ada, maka saling berebut pemenuhannya dengan rumah sakit lainnya. Beberapa alat yang kini dibutuhkan di faskes yang menangani kasus COVID-19 di Kukar, di antaranya regulator oksigen yang berfungsi sebagai penyambung antara tabung oksigen dengan pasien COVID-19. Selain itu ada alat oksigen konsentrat hingga pulse oximeter. Untuk regulator oksigen sendiri, belum lama ini Pemkab Kukar mendapat sumbangan langsung dari salah satu dunia usaha di Kukar, yakni PT MKH. "Peralatan ini sangat vital dan penting, yang sulit diadakan di sini (Indonesia)," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kukar, Martina Yulianti, belum lama ini. Sedangkan untuk alat pulse oximeter, juga tidak kalah penting dijelaskan oleh Martina. Terlebih saat ini banyak pasien kasus aktif yang memilih menjalani isolasi mandiri (isoman). Mencapai 2 ribu lebih pasien isoman di Kukar. Sehingga perlu alat ini untuk memantau kondisi saturasi oksigen, atau kadar oksigen dalam darah. Karena mulai banyaknya pasien COVID-19 yang meninggal saat isoman. Maka pemantauan ketat akan diberlakukan dari tingkat kecamatan hingga kabupaten. Karenanya, pasien isoman diupayakan memiliki alat tersebut. Sebagai langkah dini pemantauan jika-jika saturasi oksigen pasien isoman di bawah 94 persen, tidak lagi diperbolehkan isoman. Wajib ke puskesmas atau rumah sakit untuk menjalani penanganan lebih lanjut. "Ini merupakan alat yang tidak terlalu mahal tapi sangat penting, dan masyarakat susah mendapatkannya," lanjut Martina lagi. "Jadi kita membutuhkan alat ini (dalam jumlah) banyak," timpalnya lagi. Maka dianggap Martina, perlu peran serta dunia usaha di Kukar. Diketahui jumlah dunia usaha di Kukar memang banyak. Jika dunia usaha berbondong-bondong, maka tidak mustahil semua kebutuhan alat tersebut dapat terpenuhi. Hal ini selain memang menjadi "kewajiban" dunia usaha dalam membantu Pemkab Kukar. Juga disebabkan kelangkaan barang tersebut di pasaran, harga menjadi tidak wajar dan terkendali. Dikhawatirkan menggunakan anggaran pemerintah, akan menjadi masalah di kemudian hari jika dilakukan audit. "Kami sangat harapkan kolaborasi dengan dunia usaha," tutup Martina. Sementara itu, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar, Sunggono, menjelaskan dalam waktu dekat akan segera berkoordinasi dengan seluruh dunia usaha di Kukar. Utamanya yang tergabung dalam Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (FTJSP) Kukar. Untuk itu, seluruh stakeholder terkait. Di antaranya Diskes Kukar dan dinas terkait lainnya, untuk berkoordinasi dan memastikan kebutuhan alat medis apa saja yang dibutuhkan secara detail. "Intinya kita berharap kontribusi nyata (dunia usaha) ke pemerintah, kita jadwalkan secepatnya, dan koordinasikan dengan pak bupati," pungkas Sunggono. (mrf/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: