Kemarin, 87 Orang Meninggal Dunia Akibat COVID-19 di Kaltim

Kemarin, 87 Orang Meninggal Dunia Akibat COVID-19 di Kaltim

Angka kematian akibat COVID-19 di Kaltim pada Selasa (20/7) kemarin menyentuh rekor. Satgas penanganan corona mencatat ada 87 warga yang wafat dalam sehari.

Nomorsatukaltim.com - Dengan tambahan kasus kematian maka tercatat 2.556 warga Kaltim yang meninggal akibat virus corona. Dari 87 kasus kematian yang terdata kemarin, terbanyak terjadi di Balikpapan dengan 29 kasus, kemudian Kutai Kartanegara 19 kasus, dan Samarinda 12 kasus. Sementara dari Kabupaten Kutai Barat ada 7 kasus, Kota Bontang dan Kabupaten Paser masing-masing 5 kasus. Sementara Kabupaten Berau dan Kutai Timur ada 4 kasus, serta Kabupaten Penajam Paser Utara 2 kasus. Selain mencatat jumlah kematian,  kasus aktif juga naik. Setelah sehari sebelumnya berada di bawah 1.000 kasus, pada Selasa malah melejit menjadi 1.178 kasus. Secara keseluruhan, ada 16.324 kasus aktif di Kaltim yang menjalani perawatan di rumah sakit maupun isolasi mandiri. Dari total tambahan kasus hari ini, paling banyak penularan terjadi di Balikpapan dengan 282 kasus, kemudian Kota Samarinda 159 kasus, Kabupaten Kutai Timur 159 kasus, Kabupaten Kutai Barat 129 kasus, dan Kutai Kartanegara 122 kasus. Sedangkan untuk kasus Covid-19 yang berada di bawah 100 kasus, yakni Kota Bontang 96 kasus, Kabupaten Berau 91 kasus, Kabupaten Paser 70 kasus, dan Kabupaten Penajam Paser Utara 70 kasus. Namun untuk Kabupaten Mahakam Ulu 0 kasus. Adapun pasien yang sembuh seluruhnya sebanyak 79.825 orang, setelah hari ini bertambah 563 orang yang dinyatakan sembuh. Serta secara kumulatif sebanyak 98.705 kasus covid-19 di Kaltim. Terkait tingginya kasus aktif dan kematian di Balikpapan, pemerintah menyiapkan Embarkasi Haji Batakan sebagai rumah sakit darurat khusus pasien COVID-19. Pasien dengan gejala berat akan dirawat di Embarkasi Haji. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty sudah ada pasien yang dirawat menggunakan oksigen dan infus. “Pasien yang tidak mendapat perawatan di rumah sakit rujukan, bisa dirawat di Embarkasi Haji Batakan,” kata Andi Juliarty. Diakuinya, saat ini rata-rata rumah sakit penuh dengan pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan. Bahkan, ruang ICU sudah tidak ada lagi tempat tidur kosong. Dari 11 rumah sakit, untuk keterisian ruang isolasi sudah mencapai 96,4 persen. Sedangkan ruang ICU 100 persen dan selalu penuh, karena kasus penularan masih cukup tinggi. “Embarkasi hanya punya kapasitas 300. Cuma ada satu gedung sekarang yang kita jadikan tempat perawatan kapasitas 30 tempat tidur,” jelasnya. Terkait tambahan petugas nakes, dia mengemukakan, saat ini sudah ada tambahan lima dokter yang baru direkrut dan ada yang  punya pengalaman menanganipasien COVID-19 di Wisma Atlet Jakarta.

Krisis Obat dan Oksigen

Menyikapi penambahan angka penderita COVID-19, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil V berharap pemerintah daerah bertindak cepat. Dalam pemantauan stok dan harga jual oksigen di seluruh Kalimantan, KPPU menemukan minimnya oksigen dan obat-obatan. Informasi itu diperoleh berdasarkan pantauan di apotek, toko alat kesehatan dan distributor pada beberapa kota besar.   Kepala Kantor Wilayah KPPU Balikpapan, Manaek Pasaribu mengatakan, monitoring telah dilakukan secara berkala dengan melakukan pendataan langsung maupun via telepon. "Khusus untuk monitoring obat, KPPU Kanwil V juga melakukan perbandingan antara data stok obat yang ada pada website https://farmaplus.kemkes.go.id/ dan stok di masing-masing apotek yang terdaftar pada website tersebut," ujarnya. Harga oksigen ukuran 1 meter kubik (lengkap) di Balikpapan telah terjadi kenaikan yang semula Rp 1,4 juta per tabung, menjadi Rp 1,5 juta per tabung dengan jumlah stok yang sangat terbatas. Penjualan oksigen ukuran 1 meter kubik (lengkap) di Samarinda yang semula Rp 990 ribu per tabung, naik menjadi Rp 1,3 juta per tabung dengan jumlah stok yang sangat terbatas. Di Kabupaten Paser, Kota Tarakan, Kota Banjarmasin dan Kota Palangkaraya belum mengalami kenaikan harga, namun stok yang dapat dibeli oleh masyarakat umum sangat terbatas. Adapun informasi dari beberapa distributor oksigen di Balikpapan, status tabung saat ini kosong dan stok sebelumnya difokuskan kepada Rumah Sakit dan Puskesmas. "Di samping itu, stok regulator oksigen juga kosong sejak tanggal 5 Juli 2021. Beberapa toko alat kesehatan di Balikpapan sudah mulai melakukan pemesanan regulator ke distributor, namun hingga 15 Juli 2021 belum ada kepastian kapan oksigen dan regulator akan tersedia kembali," jelasnya. Untuk monitoring obat penanganan COVID-19, rata-rata apotek di Kalimantan hanya menjual Azitromicin, Favipiravir dan Oseltamivir dengan harga yang bervariasi. Beberapa apotek pernah menjual obat tersebut di atas HET yang telah ditetapkan pemerintah dan stoknya sangat terbatas. "Beberapa apotek konvensional memberikan informasi pemesanan obat Azitromicin, Favipiravir dan Oseltamivir sudah tidak dapat dilakukan karena distributor memprioritaskan distribusi ke Rumah Sakit dan Puskesmas terlebih dahulu," akunya. Sementara itu, berdasarkan data website https://farmaplus.kemkes.go.id/ jenis obat yang ada di Kalimantan hanya Azitromicin, Favipiravir dan Oseltamivir saja dan hanya tersedia di Apotek Kimia Farma. KPPU Kanwil V juga mencoba membandingkan data ketersediaan obat pada apotek  di Kota/Kabupaten yang ada di website https://farmaplus.kemkes.go.id/ dan mengkonfirmasi pada apotek yang bersangkutan. "Setelah dikonfirmasi, masih banyak apotek yang belum menjual dan belum memiliki stok obat yang dimaksud. Hal ini menunjukan bahwa antara data Kemenkes dan data dilapangan tidak koheren," katanya. Pada 15 Juli 2021, di Balikpapan yang memiliki stok obat Azitromicin hanyalah Apotek Kimia Farma dan telah diberlakukan pembatasan jumlah pembelian yakni maksimal 10 tablet per orang. Sedangkan di Banjarmasin, selain membatasi jumlah pembelian, Apotek Kimia Farma juga mewajibkan pembeli untuk menunjukkan resep dokter dan hasil swab positif sebagai syarat pembelian obat Azithromicin dan Oseltamivir. Dikatakan Manaek, KPPU Kawil V juga telah melakukan monitoring melalui marketplace. Bahwa penjual oksigen dan obat penanganan covid di Kalimantan via marketplace stok kosong. "Kami mendapatkan informasi Obat yang dapat didistribusikan dan stoknya tersedia adalah Azithromycin dan Favipiravir untuk Obat Oseltamivir stok kosong. Pendistribusian difokuskan kepada Rumah Sakit untuk harga jual sejak 3 Juli 2021 sudah mulai mengikuti HET," akunya "Sebelum ditetetapkan HET, harga jual Azithromicin dan Favipiravir melebihi HET. Azithromicin sebelumnya dijual dengan harga Rp 11 ribu/tablet dan saat ini HET 1.700/tablet. Sedangkan Favipiravir sebelumnya dijual dengan harga Rp 47 ribu/tablet dan saat ini HET Rp 22.500/tablet," tambahnya. Selain itu KPPU Kanwil V juga telah berkoordinasi dengan Puskesmas dan Satgas COVID-19 di beberapa kota. Saat ini belum ada hambatan terkait proses pengadaan oksigen dan obat bagi pasien covid yang ditangani, karena pasokan langsung didapatkan dari Dinas Kesehatan dan distributor. Berdasarkan informasi dari beberapa puskesmas di Balikpapan, jenis obat yang diberikan kepada pasien covid yang sedang melakukan isolasi mandiri adalah Oseltamivir, Azitromisin, Enervon C, Holisticare Ester C, CDR Redoxon dan belum menggunakan obat Ivermectin. "Fokus distribusi yang mengutamakan Rumah Sakit akan menimbulkan hambatan baru bagi pasien isolasi mandiri. Pasien isolasi mandiri akan kesusahan mendapatkan obat terapi covid karena stok di Apotek sangat terbatas dan sulit didapatkan," tutupnya. *FEY  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: