Nakes di Kaltim: Tumbang di Sini, Tumbang di Sana

Nakes di Kaltim: Tumbang di Sini, Tumbang di Sana

Selain di Balikpapan dan Samarinda sejumlah fasilitas kesehatan di berbagai daerah juga ditutup menyusul tumbangnya ratusan tenaga kesehatan (nakes). Pemerintah daerah berupaya merekrut pekerja dan relawan.

Nomorsatukaltim.com - Lonjakan kasus aktif di Kutai Kartanegara memaksa RSUD AM Parikesit mengalihfungsikan ruangan pasien non COVID-19. Upaya itu bisa mengatasi persoalan ketersediaan ruangan, namun kekurangan tenaga kesehatan. Para dokter dan perawat di rumah sakit melebihi jam kerja dan dikhawatirkan mempengaruhi kondisi fisik mereka.  Apalagi, RSUD AM Parikesit membuka tenda darurat untuk menampung antrean pasien yang belum mendapatkan ruang perawatan khusus COVID-19. Kepala Dinas Kesehatan Kukar, Martina Yulianti mengatakan penambahan relawan nakes sangat mendesak. Selain mengantisipasi kelelahan, sudah banyak nakes yang terpapar COVID-19 saat bekerja. "Kami membutuhkan 150 relawan nakes yang akan ditempatkan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) khusus COVID-19 di RSUD AM Parikesit Kukar, juga di RS Darurat Wisma Atlet Kukar di Tenggarong Seberang,” kata Martina, Jumat (16/7). Meski begitu dua rumah sakit lainnya, yakni RSUD Dayaku Raja Kota Bangun dan RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti (Abadi) Samboja juga memerlukan tambahan nakes. Alokasi 150 relawan nakes yang akan direkrut oleh Diskes Kukar, terdiri dari dua profesi. Yakni untuk dokter umum dan tenaga perawat. Dua posisi ini dianggap sangat emergency untuk menangani penambahan kasus bergejala sedang dan berat. Martina mengatakan, rumah sakit tidak akan mampu terus menambah ruang perawatan lantaran jumlah nakes sangat terbatas. Semua pihak diminta sama-sama bertanggung jawab untuk memutus mata rantai penularan. Masyarakat yang mencari uang untuk makan pun tidak dilarang berada di luar rumah namun wajib waspada. "Kita harus bisa bertanggung jawab agar tidak menularkan atau tertular, jangan sampai jadi media penular virus kepada orang lain," tutup Martina.

5 Puskesmas Hentikan Pelayanan

Di Kabupaten Kutai Barat jumlah pasien terkonfirmasi positif telah mencapai 4.707 orang. Dalam kurun 11 hari terakhir, sekitar 700 kasus baru dalam dua pekan. Dampak lonjakan pasien membuat fasilitas kesehatan di daerah itu kolaps. Sejumlah puskesmas di wilayah Kabupaten Kubar terpaksa ditutup sementara akibat tenaga kesehatan terpapar COVID-19. Puskesmas yang tutup berada di Kecamatan Barong Tongkok, Puskesmas Melak, Puskesmas Damai di Kecamatan Damai, Puskesmas Belusuh di Kecamatan Siluq Ngurai dan Puskesmas Jambuk di Kecamatan Bongan. "Terpaksa tutup sementara untuk memutus mata rantai penyebaran virus karena ada beberapa orang nakes kami yang terkonfirmasi positif," kata Kepala Puskesmas Barong Tongkok, Arbayanti saat dihubungi media ini, kemarin. Penutupan dimulai Kamis 15 Juli 2021 hingga aktif kembali pada Senin 19 Juli 2021 mendatang. Lebih lanjut, Arbayanti memaparkan, penutupan layanan juga dimanfaatkan untuk melakukan tressing dan tracking terhadap para nakes yang terpapar. Ini dilakukan sebagai memutus mata rantai penyebaran virus. Penutupan layanan kesehatan di Bumi Tanaa Purai Ngeriman ini dianggap sebagai alarm bagi masyarakat Kubar, agar lebih waspada terhadap ancaman COVID-19. Sementara RSUD Ratu Aji Putri Botung Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus bertahan di tengah menurunnya jumlah nakes yang bertugas. Tim Tanggap COVID-19 RSUD RAPB PPU dr Alexander Sinaga mengatakan kemampuan dan jumlah nakes masih mampu merawat pasien yang masuk. Dengan catatan: tidak ada lonjakan pasien COVID-19. Menurut data, jumlah nakes yang positif terpapar COVID-19, sejak Juni - 12 Juli 2021 mencapai 24 orang. Di antaranya sudah pulih. Tersisa 16 orang nakes masih berstatus positif. Semua melakukan isolasi mandiri (isoman), karena tidak memiliki gejala berat. “Kini tersisa 16 orang masih positif. Sedangkan sisanya sejumlah delapan orang telah selesai isolasi atau dinyatakan sembuh. Nakes semua masuk dalam klaster RSUD PPU. Namun tidak semua nakes yang bertugas dalam penanganan COVID-19 tetapi juga ada beberapa dari nakes pelayanan lain,” ungkapnya. Untuk diketahui, total jumlah SDMK di rumah sakit tipe C ini ada 119 orang perawat, 59 orang kebidanan dan 20 orang kefarmasian dengan sekira 40 dokter. Situasi terkini itu sudah ia laporkan ke Satgas COVID-19 kabupaten. Sudah disiapkan pula skema antisipasi jika terjadi lonjakan signifikan dalam waktu dekat. “Berdasarkan pertemuan dinas kesehatan (dinkes) dan RSUD serta beberapa puskesmas baru baru ini. Apabila terjadi lonjakan cukup tinggi, maka kami di rumah sakit ini akan mendapatkan bantuan nakes dari puskesmas melalui Dinkes,” tuturnya. Selain itu, Alexander menyebutkan para nakes di RSUD PPU secara umum sangat rentan terpapar. “Kiat kami agar para nakes di sini terhindar dari paparan varian baru, meminta agar mereka lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan 6 M. Yakni, menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, membatasi mobilitas, menghindari keramaian atau kerumunan dan menghindari makan bersama,” urainya. Direktur RSUD Ratu Aji Putri Botung, dr Lukasiwan menambahkan, kedisiplinan merupakan kunci utama dalam menangkal penyebaran COVID-19. Untuk masyarakat umum, lebih-lebih untuk nakes. "Seperti mencuci tangan, tidak boleh ditunda. Begitu juga protokol dalam penggunaan alat pelindung diri (APD). Jika sudah dipakai, maka sesuai prosedur harus terus digunakan," ujarnya. Terutama protokol pemusnahan APD yang telah digunakan untuk menangani pasien COVID-19. Perlindungan lainnya sebenarnya pernah dilakukan pihak rumah sakit. Yaitu dengan menyediakan rumah khusus bagi para nakes. Kala itu saat lonjakan virus pertama, di pertengahan 2020 lalu. Mereka diwajibkan untuk tinggal di asrama, setelah usai bertugas di rumah sakit. Mereka baru boleh kembali ke rumah setelah menjalani masa karantina dengan beberapa kali tes. Standar keamanan agar potensi penyebaran virus di masyarakat bisa diantisipasi sejak dini. "Untuk saat ini hal itu belum diberlakukan lagi. Tapi tak menutup kemungkinan bisa kembali diberlakukan," tutup Lukas.

Sehari 58 Meninggal

Angka penyebaran COVID-19 di Kalimantan Timur terus mencatat rekor baru. Kemarin, Satgas Penanganan COVID-19 Kalimantan Timur mencatat pasien terkonfirmasi positif sebanyak 1724 kasus. Balikpapan memegang jumlah terbanyak 454 kasus, disusul Kutai Kartanegara, 257 kasus. Sedangkan Bontang 229 kasus, dan Samarinda 217 kasus, kemudian Kutai Timur 214 dan Berau 124 kasus. Kutai Barat 56 kasus, Paser 55 kasus, dan Mahakam Ulu 64 kasus. Kabupaten Penajam Paser Utara tercatat penambahan 54 kasus. Dari 58 kasus kematian, Berau tercatat 4 kasus kematian, Kutai Barat 3 kasus, Kutai Kartanegara 7 kasus, Kutai Timur 3 kasus, Paser 4 kasus, Penajam Paser Utara 1 kasus, Balikpapan 28 kasus, Bontang 5 kasus dan Samarinda 3 kasus. Terkait tingginya paparan kasus di Samarinda, DPRD setempat mengusulkan kepada pemerintah daerah menambah ruang isolasi. Salah satunya  mengubah Gedung Parkir Klandasan. (*mrf/luk/rsy/yos)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: