Kutim Belum Melirik Porang Jadi Komoditas Unggulan

Kutim Belum Melirik Porang Jadi Komoditas Unggulan

 Kutim, nomorsatukaltim.com - Besarnya potensi tanaman porang ternyata belum dilirik Kabupaten Kutai Timur. Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengaku mengikuti perkembangan budi daya porang.

Namun ia menyebut, untuk di Kutim porang masih belum dapat dijadikan komoditas unggulan. Meskipun sudah banyak daerah yang menikmati hasil dari tanaman umbi-umbian tersebut. "Kalau di Kutim belum. Apalagi dinas terkait belum menyampaikan mengenai porang ini," ucap Ardiansyah. Kabupaten Madiun di Jawa Timur misalnya, sudah menyiapkan sentra budi daya Porang. Beberapa kelompok tani di Sumatera Utara berhasil meningkatkan nilai ekspor porang mencapai Rp 19,1 miliar. Bahkan sentra pengolahan tepung porang juga sudah hadir di Wonogiri, Bandung dan Pasuruan. Selain harga yang makin meningkat dari hari ke hari, porang juga termasuk tanaman yang tidak sulit dibudidayakan. Biasanya, tanaman yang termasuk family iles-iles ini hidup di hutan. Cocok dengan wilayah Kutim yang masih banyak hutannya. Serta dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja dengan ketinggian 0 sampai 700 meter dari permukaan laut (mdpl). Namun, Ardiansyah tak serta-merta ikut dalam booming porang ini. Pasalnya, katanya, dulu pernah ramai membudidayakan kenaf. Tapi karena tidak terorganisasi dengan baik justru tak ada manfaat yang bisa diambil. https://www.youtube.com/watch?v=Xn-8VIDLC2c Bahkan dahulu sempat dibuka sentra budi daya di Teluk Pandan "Memang isu-isu seperti ini sering muncul. Tapi belum bisa dipastikan porang bakal berhasil di Kutim," katanya. Sejauh ini, kajian terhadap budi daya porang juga belum dilakukan. Bahkan laporan ataupun usulan untuk pengembangan porang juga tidak ada sampai ke meja bupati. Baca Juga: Kaltim Mendorong Ekspor Komoditas Super Prioritas Sehingga ia pun tidak punya gambaran bagaimana pengembangan porang ketika berjalan di Kutim. "Tapi jika ada petani, kelompok tani, Koperasi Unit Desa yang ingin mencoba, saya persilakan. Hanya saja belum dapat jadi komoditas utama sektor pertanian," ungkapnya. Saat ini, komoditas utama di Kutim adalah kelapa sawit. Mengingat sudah berjalan lama dan telah dikelola dengan baik hingga ke tingkat desa. Angka luasan kebun sawit sudah menyentuh 450 ribu hektar. Namun hanya sekira 300 ribu hektare yang merupakan kebun aktif. Terdiri dari 240 ribu hektare milik perusahaan, 47 ribu hektare jatah untuk kebun plasma dan 7 ribu hektar adalah milik swadaya masyarakat. Sementara untuk kontribusi ke daerah, perusahaan sawit menghasilkan sekitar Rp 30 miliar per tahun melalui dana bagi hasil. Sementara untuk tanaman hutan, Kutim terus melakukan pengembangan Aren Genjah. "Untuk Aren Genjah karena sudah ada uji coba. Dan akan terus dipoles untuk meningkatkan produktivitas tanaman itu," ungkapnya. BCT/ENY Baca Juga: Budi Daya Porang di Kukar Terkendala Pengadaaan Bibit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: