Premi Asuransi Jiwa Naik 24 Persen

Premi Asuransi Jiwa Naik 24 Persen

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat presmi asuransi jiwa naik sebesar 24,77% (year on year) menjadi Rp 50,86 triliun per Maret 2021. Angka itu naik dibandingkan premi pada periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 40,76 triliun.

Kepala OJK Kaltim Made Yoga Sudharma menjelaskan, bahwa dengan melihat data yang diperoleh tersebut masyarakat sudah mulai adaptasi di situasi pandemi. Hal ini membuat perencanaan keuangan lebih matang. “Jadi triwulan pertama 2021 ini, nampaknya masyarakat kita sudah mulai terbiasa dengan COVID-19, sudah mulai bisa mengatur segala sesuatunya, lebih pede lagi untuk transaksi keuangan sehingga menyebabkan premi itu naik,” kata Made Yoga Sudharma dalam acara webinar Prospek dan Tantangan Asuransi Jiwa 2021 yang digelar Forum Jurnalis Ekonomi Balikpapan, Selasa (29/6) siang. Menurut Made, kondisi ketidakpastian yang terjadi di masa pandemi telah memberikan dampak yang justru meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi jiwa. “Hal ini menjadi salah satu yang menyebabkan peningkatan premi asuransi jiwa di triwulan pertama 2021 ini, yang lumayan tinggi hingga 25 persen,” tandasnya. Dalam acara tersebut Made mengatakan agar lebih teliti dalam memilih penawaran asuransi. Yakni dengan mempelajari secara detail produk asuransi yang akan dibeli. Sehingga manfaat proteksi yang diharapkan dapat sesuai diperoleh. “Yang terpenting adalah kita tahu apa yang dibeli, karena kita tahu sendiri asuransi ini bukan produk yang mudah untuk dimengerti. Jangan sampai ketika kita membutuhkan proteksinya itu, kita tidak bisa nikmati manfaatnya, karena kita salah memahami produknya di awal,” ujarnya. Untuk itu, dirinya juga meminta agar masing-masing institusi jasa keuangan yang bergerak di bidang asuransi dapat membekali tenaga pemasaran agar lebih bertanggung jawab. Karena banyak nasabah yang salah memahami ketika membeli produksi asuransi. “Jangan sampai sesuatu hal yang kita harapkan bisa memproteksi kita tidak bisa digunakan secara maksimal, justru ketika sangat membutuhkannya,” ungkapnya. Chief Communication Officer AXA Mandiri Atria Rai mengungkapkan, bahwa masa pandemi ini diperlukan adaptasi dari perubahan yang ada. Di mana memanfaatkan peluang akibat perubahan. Di mana tingkat kesadaran masyarakat mengenai kebutuhan perlindungan meningkat. “Mendorong percepatan transformasi digital dan mendorong inovasi serta kreativitas,” tuturnya. Axa Mandiri sendiri berfokus pada proteksi jiwa dan kesehatan. Asuransi adalah lebih dari sekadar memberikan proteksi. Ada beberapa produk yang bisa ditawarkan oleh AXA Mandiri. Selain itu, untuk mencegah munculnya keluhan terhadap nasabah. Pihaknya secara konsisten melaksanakan literasi keuangan setiap tahunnya. Yang menyasar berbagai program masyarakat. “Di tengah pandemi menjadi tantangan tersendiri. Untuk menghadapi tantangan berbagai hal dipersiapkan. Dari SDM berkualitas, memaksimalkan pengalaman nasabah, transformasi distribusi dan digital serta data analytics,” ujarnya. Ia pun menyebut premi pada tahun ini pun bertumbuh. Sama halnya data yang dicatat oleh OJK. Dalam kesempatan tersebut, Akademisi Ekonomi Universitas Mulawarman Purwadi mengatakan, bahwa yang terpenting sebelum memiliki produk keuangan harus memperbanyak literasi. Di mana langkah ini untuk meningkatkan kesadaran dalam asuransi. “Rasa ingin tahu konsumen untuk perlindungan diri menjadi peluang. Tetapi literasi menjadi penting untuk mengetahui semua hal informasi asuransi,” ucapnya. Selain literasi dan rasa ingin tahu, dalam catatannya adalah faktor demografi juga menentukan tingkat literasi. FEY/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: