Farida Abdul Hadi: Antara Petanque dan Kucing

Farida Abdul Hadi: Antara Petanque dan Kucing

Jenis olah raga Petanque mulai digemari masyarakat Kalimantan Timur. Jenis olah raga permainan ini juga sudah memiliki induk. Namanya FOPI atau Federasi Olah raga Petanque Indonesia. Arena permainan Petanque (baca: petang atau petong), tersebar di Samarinda dan Balikpapan.

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Di Kota Tepian, Samarinda misalnya, bisa dijumpai di Unmul Petanque Park, Petanque Polder Air Hitam, dan lapangan Petanque SMP 2. Di Balikpapan, ada di Sepinggan Pratama. Farida Abdul Hadi, Ketua Pengprov FOPI Kaltim mengakui olah raga ini cukup mendapat tempat di hati masyarakat karena berbentuk permainan. Olah raga ini mirip dengan permainan kelereng. Bedanya, ‘kelereng’ yang digunakan lebih besar. Sebesar bola tenis. “Kami terus memasyarakatkan olah raga ini agar semakin dikenal,” kata Farida Abdul Hadi. Di luar kesibukan mempromosikan Petanque, Farida adalah penyayang binatang. Sudah lima tahun terakhir suka kucing. Bermula saat Mecca putrinya yang meninginkan adopsi kucing. “Anakku yang paling kecil minta adopsi kucing. Pertama kali saya adopsi kucing bernama mochi umur 3 bulan kalau tidak salah sekitar Rp 1,5 juta. Itu masih bayi kucing,” ujar Farida. Ada dua jenis kucing yang disukai Farida. Persia himalaya dan anggora. Harganya di pasaran bisa mencapai Rp 5 juta per ekor. Sekarang dia punya 10, ya nilainya bisa mencapai Rp 50 juta. Itu kalau dijual atau adopsi. Tapi Farida enggan menjual kucing kesayangannya. Sekalipun ada tawaran tinggi. Karena sudah terlanjur sayang. Kalaupun ada yang minta Farida akan kasih cuma-cuma. Tanpa mahar. Tapi Farida mesti interview dahulu si calon majikan baru kucing. Tak lain soal perawatan. Setidaknya bisa memenuhi kebutuhan kucing setiap hari. Mulai dari mandikan, beri makan, hingga rajin ke dokter hewan. Memang tak murah pelihara kucing ras. Dalam sebulan saja Farida merogoh kocek sampai Rp 5 juta. Itu jika kucing dalam keadaan sehat wal afiat. Belum termasuk jika ada yang sakit. Bisa lebih banyak lagi yang  mesti dikeluarkan. “Malah saya kasih makanan dan susu kucing. Supaya calon majikan kucing ini nantinya tahu apa makanannya,” terang wanita kelahiran Balikpapan itu. Awalnya Farida memang suka kucing. Tapi untuk bisa akrab butuh waktu. Terutama soal memegang kucing. Ada beberapa bagian tubuh kucing yang sensitif. Harus paham bagaimana menggendongnya dan membuat nyaman. Kalau sudah tepat, dia akan selalu mendekat. Alhasil selalu bikin kangen. “Saya kalau nggak lihat kucing-kucing saya sehari saja kangen. Makanya saya pasang CCTV. Kadang kalau lagi di luar kota pas kangen liat CCTV,” terangnya. Melihara kucing merupakan bagian yang menyenangkan bagi Farida. Sudah selayaknya manusia mesti bersahabat dengan kucing. “Kucing adalah hewan kesayangan Rasulullah SAW. Dan binatang yang tidak najis, juga kucing bisa menghilangkan stres,” ujar Farida. (*) Pewarta: Arief Fadhilah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: