Siap-Siap, Lelang Proyek Desalinasi Dimulai Lagi Tahun Ini

Siap-Siap, Lelang Proyek Desalinasi Dimulai Lagi Tahun Ini

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Progres lelang proyek desalinasi air laut kembali mengulang. Setelah tahun lalu gagal karena minim peminat. Direktur Utama Perumdam Tirta Manuntung Kota Balikpapan Haidir Effendi menjelaskan, pihaknya sedang mempersiapkan dokumen desalinasi air laut untuk kebutuhan air bersih.

“Sudah siap. Sekarang prepare dokumen untuk lelang. Siapkan dokumen dulu baru kita tawarkan,” kata Haidir Effendi saat dijumpai Rabu (16/6). Proses lelang tahun lalu diketahui mengalami kendala.  Dalam prosesnya, satu investor yang tertarik belakangan mundur karena pandemi COVID-19. “Kendala itu karena investornya. Sebenarnya ada satu investor yang berminat, kemudian ada covid mereka (investor) mundur sehingga gagal di tahun 2020 lalu,” terangnya. Untuk mempersiapkan lelang tahun ini pihaknya pun masih melakukan koordinasi dengan wali kota Balikpapan. Menurutnya, sejauh ini konsep yang ditawarkan tidak ada perubahan. Adapun investasi desalinasi air laut menjadi air minum sebesar Rp 150 miliar. “Angka tersebut masih dihitung kembali. Bisa saja ada kenaikan, pasti ada perhitungannya lagi. Yang mana berubah dan mana yang tidak berubah,” tandasnya. Selain itu, Haidir mengatakan keputusan untuk membuka lelang masih menunggu hasil laporan ke Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud. “Keputusan lelang setelah nanti laporan,” ujarnya. Desalinasi untuk memanfaatkan air laut sebagai air minum adalah salah satu upaya menangani persoalan defisit air bagi Kota Balikpapan. Di mana hingga kini Balikpapan masih kekurangan air bersih untuk melayani penduduk yang terus bertambah. Sementara itu, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengungkapkan masih menunggu laporan terkait progres dari proyek tersebut. “Kalau sudah ada laporannya nanti bisa dicermati. Sepanjang itu untuk kebaikan maka bisa dimanfaatkan dan tidak membebankan masyarakat,” tuturnya. “Harapannya bisa cepat ada laporannya, karena persoalan air menjadi kebutuhan masyarakat,” tutupnya.   Diketahui, 2019 lalu sebanyak 19 investor dari luar negeri maupun dalam negeri hadir dalam acara Market Sounding KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha). Mempertemukan manajemen PDAM dengan investor terkait proyek desalinasi tersebut, 28 November 2019 lalu. Para investor yang hadir dari berbagai latar belakang. Namun, kebanyakan bergerak dibidang pertambangan dan migas. Seperti Medco Energy, Adaro, maupun Elnusa, “Para investor yang hadir karena mau tahu dulu tentang program desalinasi. Karena ini  alternatif untuk memenuhi air bersih masyarakat. Ada juga BUMN konstruksi Wika (Wijaya Karya), dan perusahaan dari Singapura,” kata Hadir Effendi kala itu. Saat itu, langkah yang dilakukan akan dimulai melakukan pra-kualifikasi tender pada 5 Desember 2019. Lalu, dilanjutkan dengan tender dengan perkiraan waktu tiga hingga enam bulan sudah mengantongi pemenang tender. Namun proses itu tidak berjalan sesuai target. Hingga akhirnya proses lelang tidak berjalan hingga saat ini. Dijelaskan sebelumnya, jika kerja sama yang ditawarkan berjangka waktu 25 tahun. Menggunakan sistem kerjasama Build Operate Transfer (BOT)). Setelah 25 tahun barulah kemudian diserahkan ke pemerintah. “Konsepnya mereka investasi, mengolah kemudian dijual ke PDAM. Nanti PDAM yang menjual ke masyarakat kita. Misal harga 15 ribu per kubik," terangnya. Proyek itu direncanakan akan berlangsung di kawasan Stalkuda. Sebab diproyeksikan juga melayani pembangunan coastal road atau jalan lingkar tepi pantai. Air dari desalinasi diharapkan bisa memproduksi air bersih sebesar 50 liter per detik. Pada tahap awal, proyek itu dapat menangani empat ribu pelanggan rumah tangga. Namun untuk pertama diutamakan pelanggan industri atau kelas bisnis. “Karena maksimal harga awal 15 ribu per kubik. Jadi belum berani menawarkan ke pelanggan rumah tangga,” tandasnya. Lahirnya ide proyek ini karena masalah sulitnya air baku.  Selama bertahun-tahun PDAM mengandalkan Waduk Manggar maupun sumur pompa untuk sumber utama air baku. Kondisi itu menyulitkan ketika memasuki musim kemarau. (fey/eny) https://www.youtube.com/watch?v=Xn-8VIDLC2c

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: