Jamaah Tablig: Ketika Pendosa Berkelana Menebar Rahmat

Jamaah Tablig: Ketika Pendosa Berkelana Menebar Rahmat

nomorsatukaltim.com - Musala tua bernama Baiturrahman di Jalan Baru RT 12 di Kelurahan Melak Ilir, Kecamatan Melak, Kubar tidak pernah sepi aktivitas. Di sana selalu hidup dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Seusai magrib dan sebelum azan isya berkumandang, sejumlah jamaah khusyuk mengikuti pengajian. Ustaz Ahmad menjadi penceramah. Ia bagian dari jamaah tablig di Kubar. Yang semakin marak karena fenomena hijrah.

Munir, salah seorang pengikut jamaah tablig mengungkap. Fenomena hijrah di Kota Beradat baru belakangan ramai. Karena saat itu cukup lama tertekan oleh rezim Orde Baru yang tergolong represif terhadap kelompok Islam. Sejauh mata memandang, cukup banyak kalangan milenial yang memperbaiki diri dengan cara hijrah. Termasuk di Kubar. Fenomena untuk menjadi lebih religius itu tak lepas dari peran kelompok Jamaah Tabligh. “Alhamdulillah perkembangan terus saja terjadi. Tak pandang bulu. Siapa dia, dan apa latarbelakangnya dialah rahmat yang dikehendaki Allah,” imbuh Munir. “Jangan heran jika melihat jamaah kami di sini terihat bertato. Bahkan telinga bertindik,” sambungnya. Penyebaran cara untuk menjadi lebih religius atau hijrah terjadi secara alami. Tidak dibuat-buat. “Tidak ada paksaan yang dilakukan. Hanya ajakan yang diutamakan selama berkelana merambah pelosok,” ujarnya lagi. Jamaah tabligh fokus pada gerakan mengajak seluruh umat Islam kembali kepada Alquran dan Sunnah. Para penyebar atau mubaligh yang hijrah tersebut mulai masuk ke wilayah strategis, hingga pelosok daerah. “Sejak dulu sudah jauh perjalanan kita. Waktu Mahakam Ulu masih kabupaten induknya di Kubar, kita sudah ke sana,” jelasnya. Munir mengatakan gaya tersebut dianggap berbeda dengan organisasi Islam yang lain. Kelompok ini hanya fokus jalankan pengajian dari musala ke musala. Kelompok yang hanya bermodal pengajian ini justru banyak mendapast respon kalangan milenial. Karena metode dakwahnya mengajarkan Islam secara mudah, tidak berputar-putar. Jumlah pengikut jamaah tabligh pun terus berkembang seiring berjalannya waktu. Belakangan strategi penyebaran dakwah melalui media sosial mulai dimanfaatkan. Guna menyasar generasi muda yang hidup di era digital. Strategi komunikasi ala milenial itu terbukti mujarab. Kini begitu banyak anak muda yang memutuskan untuk berhijrah mengubah gaya hidup. Baik dari segi aspek keimanan maupun penampilan. Munir yang dulunya adalah seorang pengajar ini mencermati. Bagaimana penyebaran dakwah lewat media sosial meningkat seiring dengan menjamurnya iklan produk atau jasa yang bernuansa Islami, kurun 10 tahun terakhir. Perbincangan bersama Munir terhenti saat azan Magrib berkumandang. Pesan-pesannya kepada generas penerusnya, tidak akan pernah surut. (luk/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: