Permintaan Daging Kerbau di Kaltim Meningkat

Permintaan Daging Kerbau di Kaltim Meningkat

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Sejak Ramadan lalu, konsumsi daging kerbau mengalami peningkatan. Terbukti permintaan di bulan tersebut sebanyak 56 ton, untuk wilayah Kalimantan Timur dan utara.

Akibat tingginya permintaan, Bulog Kaltimra sampai kehabisan stok setelah Ramadan. Namun dalam waktu dekat akan kembali datang sebanyak 28 ton. Kepala Bulog Divre Kaltimra Arrahim Karimullah menjelaskan, masyarakat kini mulai terbiasa mengonsumsi daging kerbau. Sehingga permintaan pun mengalami kenaikan. Perputaran daging pun begitu cepat. “Perputarannya sangat cepat sehingga penjualan perlu diatur," katanya, Senin (7/6) lalu. Menurutnya, apabila sesuai jadwal dalam waktu dekat 28 ton daging beku akan datang untuk kebutuhan Kaltim. Disusul untuk Kaltara sebanyak 14 ton. Persediaan daging ini untuk mengantisipasi peningkatan permintaan menjelang Lebaran Iduladha. "Prediksi tren daging masih akan ramai hingga Lebaran Haji, nanti akan naik lagi di akhir tahun," ujar Arrahim. Rahim mengaku daging kerbau bisa dijual hingga 1 ton dan bahkan bisa menembus 4 ton dalam sehari. Sementara pada Ramadan lalu, Bulog bisa menjual 10-15 ton yang langsung dikirimkan ke konsumen atau melalui pengecer. “Kenaikan permintaan terhadap daging kerbau beku ini sekitar 10-20 persen apabila dibanding tahun sebelumnya,” tandasnya.   Secara nasional permintaan daging juga cukup tinggi. Karena itu, pasokan dari pusat pun tidak terlalu banyak. Selain itu, serapan beras juga masih tinggi. Untuk stok beras medium saat ini di posisi 6.800 ton. Selama momentum Ramadan dan Lebaran serapan beras medium mencapai 242 ton untuk April dan di Mei mencapai 188 ton. Untuk premium mencapai 370-an ton. “Permintaan Ramadan dan Lebaran masih didominasi paket sembako. Tidak adanya kegiatan rutin operasi pasar untuk itu kami mengandalkan paket sembako ini. Ada satu kegiatan bazar hanya tiga hari. Itu cukup mendorong permintaan,” katanya. Kemudian disusul permintaan minyak goreng mencapai 1000 liter lebih dan gula mencapai 70 ton. Walaupun tidak ada operasi pasar, Arrahim menyebut pihaknya mengandalkan RPK yang ada dan mengadakan kerja sama dengan pedagang di pasar. “Jadi kami berikan harga lebih murah kepada para pedagang ini. Mereka tetap menjual dengan harga eceran tertinggi (HET). Kami sudah memiliki perjanjian sebelumnya jadi mereka kecil kemungkinan untuk melanggar,” pungkasnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: