Cerdas Cermat Pancasila, Cara Disdikpora PPU Tangkal Radikalisme sejak Dini

Cerdas Cermat Pancasila, Cara Disdikpora PPU Tangkal Radikalisme sejak Dini

PPU, nomorsatukaltim.com - Bertepatan dengan Hari Kelahiran Pancasila pada 1 Juni, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Penajam Paser Utara (PPU) Alimuddin mengambil peluang untuk menjejali generasi muda dengan wawasan kebangsaan.

Yakni menggelar lomba Cerdas cermat Pancasila. Untuk tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) seluruh PPU. "Selain untuk menyambut hari lahir Pancasila, kita juga mau membibit mereka sebagai tunas-tunas Pancasila di sekolah-sekolah," ucapnya, Jumat (4/6/2021). Tak ada hubungannya lomba ini dengan tes wawasan kebangsaan (TWK) yang sedang ramai dibicarakan rakyat. Tapi murni untuk mengingatkan nilai-nilai Pancasila itu melalui ajang kompetisi murid. Karena, kata Alimuddin, ia melihat nilai itu sudah mulai pudar di tengah masyarakat. Khususnya di kalangan para pelajar. "Kita memang mencermati itu, tapi tidak ada hubungannya. Tapi kalau kita 'setrum' anak-anak kita dengan butir-butir Pancasila itu, otomatis nada-nada radikal itu tidak akan ada," ungkapnya. Sekira 200 peserta SD dan SMP lolos hingga ke babak final yang dilaksanakan di SMP 21, Penajam. Penyisihan sudah dilakukan sejak beberapa pekan lalu. Mulai dari tingkat gugus, tingkat kecamatan, dan final di tingkat kabupaten. Materi dari cerdas cermat ialah wawasan kebangsaan, bela negara dan yang lainnya. Merupakan hasil reduksi dari falsafah lima dasar negara. Yang terejawantahkan ke-45 butir Pancasila. Alimuddin menjelaskan, semua peserta antusias mengikuti perlombaan. Padahal tak ada hadiah nominal dari ajang ini. Hanya sebuah penghargaan dan sebuah tabungan dari Bankaltimtara. “Saya sungguh bangga dengan para peserta lomba tahun ini. karena mereka mempunyai pemahaman yang kuat serta nalar kritis terhadap situasi yang berkembang juga sangat tajam,” jelasnya. Lebih dari itu, para peserta lomba bukan saja harus hapal dan paham tentang Pancasila tetapi juga mempunyai pemahaman yang utuh. Sehingga ketika harus memberikan analisis atas video kasus yang diberikan, bisa cepat dan tepat. Lomba ini menjadi media bagi para pelajar dalam memberikan pandangan-pandangan mereka tentang Pancasila. Maupun pemikiran-pemikiran terkait empat konsensus kebangsaan. “Hal ini menjadi salah satu indikator bahwa anak-anak bangsa pun memiliki kepedulian tinggi terhadap konstitusi dan kemajuan bangsa," sambungnya. Lebih lanjut, pendidikan berkebangsaan ini tak hanya akan dilakukan sekali ini saja. Bukan lombanya, tapi upaya untuk selalu mengingatkan generasi muda akan dasar negara. "Setiap lima menit dalam sebuah jam pembelajaran, guru wajib menyampaikan salah satu dari 45 butir Pancasila pada siswa di kelasnya," sebut Alimuddin. Bukan sekedar wacana. Pembelajaran ini sudah mulai dilakukan. Setidaknya di sebagian sekolah, dan segera diwajibkan pada tahun ajaran baru 2021. (rsy/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: