Peradaban Manusia Purba Pernah Ada di Lokasi IKN

Peradaban Manusia Purba Pernah Ada di Lokasi IKN

PPU, nomorsatukaltim.com – Manusia purba pernah menghuni Kaltim. Di lokasi ibu kota negara (IKN) baru di PPU. Berdasar temuan Tim Arkeolog Nasional.

Belum bisa dipastikan. Tapi bukti-bukti keberadaannya sudah diketahui. Mulai dari tempat tinggal, berbagai perkakas hingga sisa makanan dan tulang-belulang manusia masa dulu. Diperkirakan usianya sekira 45 ribu tahun lalu. Dalam tiga kali penelitian tim yang ditunjuk oleh kementerian itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU bertindak sebagai tuan rumah. Yang mengantarkan personel ke titik-titik tertentu. "Ada beberapa dugaan permukiman, kependudukan manusia raksasa sebagai penghuni di sana. Peninggalannya ada," kata Kepala Bidang Kebudayaan dan Produk Pariwisata Christian Nur, Selasa, (1/6/2021) Selanjutnya hasil penelitian itu disampaikan ke pusat. Nanti akan ada keputusan. Jika memang ditetapkan itu menjadi situs purbakala, maka tidak boleh tersentuh dalam pembangunan IKN. "Tentu kami berkoordinasi untuk menjaga peninggalan itu. Agar tak hilang karena ada pembangunan IKN," ucapnya. Christian menyebutkan jika benar adanya peninggalan itu, masuk akal saja. Ia mengingat ada semacam cerita rakyat Suku Pasir. Tentang adanya manusia bertubuh besar pada zaman dulu. "Ada juga semacam mitos, dongeg yang berkembang di sini tentang Ayus (manusia raksasa dalam cerita rakyat). Tentang penduduk awal di kerajaan ini. Bisa jadi itu asal tutur yang dicatat oleh masyarakat asli di sini," sebutnya.   Ketua Tim Peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Profesor Harry Truman Simanjuntak menyebutkan hingga saat ini memang banyak temuan-temuan mengejutkan. Yang tidak terpikirkan sebelumnya. Adapun penelitian ini dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Yakni lembaga penelitian dari pemerintah. Tugasnya menggali, mengembangkan dan memasyarakatkan sejarah serta peninggalan bangsa Indonesia. "Yang mestinya dilakukan mulai awal tahun karena pandemi, mengalami kemunduran. Namun presiden bertekad sekali untuk mewujudkan rencana ini. Dalam rangka pembangunan IKN itulah, penelitian ini dilakukan," terangnya. Harry menjelaskan penelitian ini sangat penting. Karena dalam pendirian sebuah IKN, pasti membawa perubahan dalam banyak hal. Mulai dari lingkungan, kebudayaan, demografi, landskap dan sebaginya. "Dengan perubahan itu tentu kita berpikir, di wilayah yang berdiri ibu kota negara, bisa saja bukti-bukti itu hilang," sebutnya. Tentu jangan sampai adanya IKN malah menghancurkan dan menghilangkan nilai-nilai lokal. Dalam lingkup lingkungan, budaya, sejarah dan yang lainnya. "Makanya penelitian ini semacam penelitian antisipatif. Agar dengan penelitian ini semua tergali nilai-nilai kewilayahan itu untuk mejadi perhatian dalam pembangunan IKN itu," sambungnya.   Temuan tak terduga dan mengejutkan di luar perkiraan itu salah satunya ialah temuan goa hunian. Dikenal dengan nama Goa Panglima. Menurut tim, jaraknya hanya 5 kilometer dari titik nol. Berarti masuk kawasan inti IKN. Dekat dengan kawasan karst dan hutan kayu primer. Harry menuturkan bisa dikatakan sudah ada yang menghuni wilayah di sana sejak ribuan tahun yang lalu. Menurut data temuan, itu minimal 45 ribu tahun lalu. Temuannya lengkap. Mulai dari artefak, sisa peralatan, Batu, tulang, spatula dari tulang, juga dari cangkang kerang. "Berarti leluhur kita dengan kemampuan penjelajahannya mampu membuat itu," ucapnya. Tim juga menemukan sisa kerangka manusia. Berupa fragmen tulang. Bukan kerangka utuh. Baik berupa gigi, tulang lengan, pundak dan perlu beberapa bagian lagi yang perlu dianalisis.  Ada lagi bebatuan sungai yang dijadikan alat perkakas. Kemudian sisa pembakaran yang mungkin digunakan untuk membuat makanan. "Temuan ini juga ada ditemukan di wilayah Kalimantan lain. seperti di lereng barat pegunungan Meratus di Kalsel, ada juga di Sangkulirang," katanya. Tidak menutup kemungkinan mereka masih menjadi satu bagian dari manusia purba yang pernah mendiami wilayah-wilayah itu. Karena berada dalam rentang jarak yang tak begitu jauh. "Memang ada sejak dulu wilayah yang digunakan menjadi wilayah dihuni secara kontemporer manusia, dan ada interaksi di antara mereka. Ada kesamaan peralatan yang ditemukan," bebernya. Yang kedua ada di Kelurahan Maridan. Sekira 20 kilometer dari titik nol. Tim menemukan semacam industri peleburan logam. Diduga pusat industri, karena sebarannya sangat luas. Mulai dari tepi pantai hingga ke hulu sungai. Radius 3 kilometer sudah teridentifikasi. Ditemukan kerak besi, peleburan besi, lelehan besi, dan alat untuk melebur bahan logam. Penelitian ini dipastikan tak akan berhenti di sini. Karena masih banyak tanda tanya tang belum bisa terjawab. Namun paling tidak tim sudah bisa menggambarkan. Untuk penelitian lebih lanjut. Ia meminta pemerintah untuk menjaga ini. Memerhatikan dan mempertahankan. Bahwa leluhur bangsa Indonesia punya capaian besar untuk mengembangkan teknologi. Ini salah satu milestone perkembangan manusia di Indonesia. "Agar menjadi ibu kota negara yang kita idam-idamkan. Yang ramah lingkungan, budaya, sejarah dan ramah manusia. Peradaban yang berkembang di sini, bagian dari sejarah Indonesia. Tidak bisa dilepaskan. Jika tidak digali, itu akan menghilangkan sejarah kita," pungkasnya. (rsy/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: