Agusriansyah: Misi Guru Meningkatkan SDM Kutim Melalui Parlemen
Banyak politisi butuh modal besar demi melenggang ke gedung dewan. Tapi itu tak berlaku pada Agusriansyah. Mantan guru di Kutim ini baru setahun ditunjuk menggantikan kader yang ‘naik kelas’, dan langsung terpilih. Peningkatan SDM jadi misi barunya.
Kutai Timur, nomorsatukaltim.com - Agusriansyah meyakini salah satu cara mendorong pertumbuhan daerah, ialah dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Dengan kualitas SDM yang baik, mereka akan mampu memanfaatkan sumber daya alam (SDA). Pria kelahiran 1975 itu menilai Kutim adalah daerah yang potensial untuk maju. Bahkan jauh lebih maju dari kabupaten dan kota di Bumi Etam. Namun syarat dan prasyarat menuju itu masih lamban dipenuhi. Salah satunya adalah kualitas SDM lokalnya. “Harusnya pembangunan SDM Kutim harus satu koridor dengan pengelolaan SDA yang ada. Sehingga dapat berjalan profesional dan proporsional dalam mengelolanya,” ucap Agusriansyah. Maka lanjutnya, untuk mendorong peningkatan SDM harus didesain dengan benar. Konsepnya juga harus beririsan dengan rencana pengelolaan hasil bumi di Kutim. Sebab jika hal itu absen dijalankan, bakal muncul angka pengangguran yang tinggi. “Karena tidak nyambung skill yang disiapkan. Hingga akhirnya tidak terpakai di proses pengelolaan SDA,” paparnya. Suami dari Kamariah ini berpandangan harusnya juga ada perspektif kebijakan dari pemerintah. Tentu untuk membuat SDM Kutim dapat linear dengan rencana pembangunan. Tentunya juga berkaitan dengan pengelolaan SDA daerah. “Misalnya, dengan memberi rekomendasi jenjang pendidikan tinggi kepada generasi muda,” imbuh politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. Maka Pemkab Kutim pun pada ranah penerapannya bisa mengintervensi. Lulusan SMA YPS Sangkulirang ini memberi contoh. Misalnya dengan cara mengelompokkan minat dan bakat siswa yang sebelumnya sudah terpetakan. “Dengan melihat SDM yang secara akademik dan potensi dianggap mampu. Tentu mudah untuk menyalurkan ke perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan Kutim,” tuturnya. Potensi SDA yang harusnya bisa mendongkrak kemajuan Kutim adalah sektor kelapa sawit. Pemkab Kutim pun coba menggenjot nilai tambah dari sektor ekonomi kelapa sawit. Hilirisasi industri sawit pun dicanangkan terwujud di Kutim. Agar dapat menghasilkan produk turunan yang bakal meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). “Maka harus disiapkan dari sekarang SDM yang sesuai dengan rencana itu,” urainya. Wajar saja ayah dua anak ini menitikberatkan pembangunan SDM. Lantaran dirinya sebelum menjadi wakil rakyat adalah seorang guru. Sebagai tenaga pendidik tentu dirinya paham benar bagaimana meningkatkan kualitas SDM. Walaupun dalam lingkup yang lebih kecil. Namun dirinya tidak begitu puas. Agusriansyah ingin membangun SDM dengan cakupan lebih luas. Hal itu yang menjadi dasar utamanya terjun ke dunia politik. Padahal ia menjabat Wakil Kepala Sekolah di Madrasah Aliyah Nurussa'adah Sangkulirang. Tapi menurutnya peran maksimal membangun SDM justru lebih maksimal lewat politik. Terutama mengintervensi dari sisi kebijakan. Mengenai pengabdian dan karya, menurutnya profesi apapun bisa menghasilkan hal serupa. Makanya ia pun tak menyesal mengambil langkah terjun ke dunia politik. Sementara untuk mempengaruhi kebijakan hanya ada dua cara. Melalui dunia birokrasi di pemerintahan atau jadi legislator di DPRD Kutim. “Tapi harus masuk di dalam partai politik untuk bisa menembus parlemen,” kata pengajar Pendidikan Kewarganegaraan kala menjadi guru itu. Untungnya dirinya sudah lama kenal dengan berbagai aktivitas politik. Bahkan hal itu didapat ketika masih sangat belia. Karena orang tua adalah seorang pengurus partai. Kemudian sebelum menjadi guru, ia juga sudah aktif sebagai pengurus tingkat kecamatan PKS di Sangkulirang. “Bagi saya berpolitik ini juga jadi hak sejak lahir tiap individu. Saya rasa wajar saja pilihan itu saya ambil,” ungkapnya. Sarjana Ilmu Pemerintahan ini memang akrab dengan partai yang lahir di era reformasi tersebut. Bahkan turut aktif dalam dakwah yang selalu jadi ciri khas partai. Meski sempat vakum berpolitik ketika menjadi guru. Namun panggilan partai kembali mengangkat gairah politiknya. “Saat itu karena tokoh partai untuk daerah pemilihan (Dapil) Sangkulirang didorong ke DPRD Provinsi. Jadi saya diminta menggantikan,” kenangnya. Tepatnya di tahun 2013 Agusriansyah diminta PKS untuk menjadi calon legislatif. Ia pun jadi tuan rumah di dapil Sangkulirang. Lantaran masih aktif pada dakwah PKS, ia tak kesulitan mendulang suara di Pileg 2014. “Saat menjadi guru saya masih terlibat dalam dakwah PKS. Beberapa pengajian masih saya kelola dengan baik. Sehingga kepercayaan masyarakat masih terjaga,” tandasnya. (bct/yos)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: