Wujudkan Masyarakat Adil, Sejahtera, Berkualitas dan Berketuhanan

Wujudkan Masyarakat Adil, Sejahtera, Berkualitas dan Berketuhanan

Rahman, Sekretaris Komisi III DPRD Berau. Wajah baru cukup banyak menghiasi DPRD Berau periode 2019-2024, salah satunya Rahman. Berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, berkualitas, serta berketuhanan, merupakan program yang akan diwujudkannnya. ARJUNA MAWARDI, Tanjung Redeb EMPAT poin itu merupakan impian Rahman, yang akan dicapai sesuai tugas dan fungsi pokok (Tupoksi) sebagai wakil rakyat. Megutamakan kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi. Kata adil, jelasnya, didefinisikan tidak berat sebelah, berpihak kepada kebenaran, menghargai hak dan kewajiban,mendekatkan diri pada ketakwaan yang merupakan nilai universal lintas agama. “Sesuai poin satu Pancasila yang menjadi dasar Negara kita, yaitu berketuhanan,” katanya kepada DiswayBerau, Selasa (15/10). Kedua sejahtera. Arti kata itu mencakup kesejahteraan ekonomi, sosial, budaya, agama dan sebagainya. Menurutnya, kesejahteraan tidak hanya dapat diukur dengan lajunya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat inflasi yang stabil dan kesempatan kerja yang luas. Tetapi harus lebih dari itu. Harus terjadi laju distribusi pendapatan dan sumber ekonomi secara adil dan merata di Bumi Batiwakkal. Terdapat kebebasan politik santun, bebas mengepresikan pendapat, berserikat, berkumpul. “Harus sejahtera lahir dan batin. Itulah kesejahteraan yang sesungguhnya, diidam-idamkan oleh seluruh masyarakat,” ucapnya. Ketiga, Berau harus berkualitas. Artinya, masyarakat harus cerdas, sehat, beriman dan bertaqwa. Sebab, masyarakat yang berkualitas mencerminkan berjalannya sistem pendidikan yang teratur dan efektif, berfungsinya jasa kesehatan dan mengimplementasikannya ajaran agama dalam hidup. Dengan kata lain, masyarakat berkualitas adalah refleksi kesejahteraan itu sendiri.”Itulah situasi yang diharapkan masyarakat Berau,” tuturnya. Terakhir ketuhanan. Itu, kata Rahman, merupakan tujuan yang paling hakikih dari semua kehidupan yang harus ditanamkan sejak akil balig, bahkan sejak lahir. Ketuhanan merupakan patokan aktivitas kehidupan dalam pencapaian suatu tujuan. Tanpa hal itu, kehidupan tidak berarti di hadapan tuhan dan masyarakat. Sesungguhnya, sekulerisasi berawal dari hilangnya nilai agama. “Jadi segalanya, selalu diukur secara material dan fisikal tanpa menembus nilai spiritual yang hakiki,” ucapnya. Rahman siap memperjuangkan, dengan berbagai risiko yang akan muncul. Harus tegar dihadapi, sebagai konsekuensi dari sebuah gerakan dan perjuangan untuk masyarakat Berau. “Insya Allah, amanah yang diberikan masyarakat, akan semaksimal mungkin saya laksanakan,” pungkasnya.(*/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: