Pemprov Kaltim: Open House Pejabat Dilarang, Halalbihalal Boleh

Pemprov Kaltim: Open House Pejabat Dilarang, Halalbihalal Boleh

SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) melarang para pejabat publik menggelar open house saat Hari Raya Idulfitri tahun ini. Penegasan itu disampaikan Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, baru-baru ini. Menurut Hadi, kebijakan ini diambil sebagai antisipasi penyebaran COVID-19.

"Untuk ASN tidak boleh cuti dan open house. Itu aturan pusat yang nyambung juga dengan kita," ungkapnya. Meski open house dilarang, agenda halalbihalal masih tetap diperbolehkan. Dengan catatan, pembatasan jumlah tamu undangan dan penerapan protokol kesehatan. "Halalbibilahal terbatas boleh. Kalau itu kan berdasarkan undangan. Bisa terkontrol. Tidak terlalu terbuka seperti open house," sambung Hadi. Keputusan itu, kata wagub, sejalan dengan kebijakan larangan mudik periode 6-17 Mei 2021 dari pemerintah pusat. Untuk menegaskan aturan itu, Pemprov Kaltim telah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Kaltim Nomor 065/1975/B.Org-TL tentang pembatasan kegiatan bepergian keluar daerah atau mudik dan larangan cuti bagi ASN dalam masa pendemi COVID-19. Surat Edaran itu, ditandatangani Wakil Gubernur pada 12 April 2021. Dalam surat edaran itu, Pemprov Kaltim melarang ASN melakukan cuti pada periode larangan mudik, 6-17 Mei 2021. Kecuali yang sifatnya mendesak, seperti cuti melahirkan atau sakit. Larangan bepergian keluar daerah juga diperketat pada periode larangan mudik. Kecuali untuk tugas kedinasan yang bersifat penting. Dengan dibekali surat tugas dari pimpinan terkait. "Tidak ada cuti. Dan tanggal 6 sampai 17 Mei tidak boleh keluar tanpa surat dari atasan. Tapi ada hal-hal pengecualian ya silakan," jelas Hadi. Pihak pemprov pun meminta kepada organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk melaporkan pelaksanaan dari surat edaran tersebut. Dengan melaporkan total jumlah pegawai, pegawai yang melaksanakan cuti dan pegawai yang melakukan perjalanan dinas.

LONJAKAN KASUS

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Kaltim, Padilah Mante Runa berharap larangan mudik dipatuhi semua kelompok masyarakat. "Belajar dari tahun lalu, lonjakan kasus setelah ada liburan. Pertama libur Idulfitri, kemudian Iduladha, lalu Natal dan Tahun Baru," ujarnya selepas mengisi Rapat Koordinasi Teknis Lintas Sektor yang membahas pemberlakuan larangan mudik di wilayah Kaltim. Padilah membeberkan data penyebaran COVID-19 pada tahun 2020. Saat sebelum Idulfitri, jumlah kasus saat itu hanya 115. Kemudian meningkat menjadi 215 kasus pasca Idulfitri. Pasca Hari Raya Iduladha kasus kembali melonjak pesat ke angka ribuan kasus. Dan terus melonjak tanpa bisa dikendalikan. "Oktober tahun lalu itu, naik 9 ribu kasus. Pilkada dan Nataru naik 12 ribu kasus. Setelah PPKM mikro ini baru melandai,” tegas Padilah. Satgas Penanganan COVID-19, kata Padilah, terus meningkatkan langkah 3T, tracing, testing dan treatment. Serta pemerataan vaksinasi bagi seluruh kelompok masyarakat. "Walau pun sudah divaksin dan penyintas COVID, tetap berisiko tertular lagi. Jadi tetap waspada." Padilah mengingatkan jangan sampai masyarakat lalai untuk menjaga protokol kesehatan. Belajar dari kasus di India, yang saat ini terjadi lonjakan kasus karena kelalaian masyarakat mengabaikan protokol kesehatan. "Di India itu terjadi tsunami kasus. Langit India dipenuhi asap kremasi. Jadi saya takut sekali. Jangan sampai itu terjadi di kita," ungkapnya. Hal tersebut menjadi referensi Tim Satgas Penanganan COVID-19 bahwa libur panjang menjadi penyebab peningkatan kasus. "Rela korbankan perasaan dulu dari pada terancam masalah kesehatan," imbuhnya. Berdasarkan perkembangan data Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim,  jumlah kasus konfirmasi positif turun signifikan. Dalam beberapa pekan terakhir, angka kasus positif relatif rendah. Yakni, rata-rata di bawah 200 kasus per hari. Penurunan jumlah kasus konfirmasi ini, juga diikuti dengan menurunnya jumlah pasien dalam perawatan. Data pada Minggu (2/5/2021), angka kesembuhan meningkat pada 128 orang. Dan jumlah pasien yang dirawat terus berkurang, tinggal 1.655. Sehingga saat ini, total pasien sembuh telah mencapai 65.521 kasus. Dari total akumulasi kasus sebanyak 68.817. Pasien yang masih menjalani perawatan sebanyak 1.655 orang. Dan kasus meninggal sebanyak 1.641 orang. (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: