Dilarang Mudik dan Berwisata, Mal Pun Mau Ditutup, Terus, Mau Liburan Kemana?

Dilarang Mudik dan Berwisata, Mal Pun Mau Ditutup, Terus, Mau Liburan Kemana?

Kebijakan larangan mudik nampaknya akan berefek ke banyak sektor bisnis. Setelah tempat wisata yang direncanakan ditutup, akankah pusat perbelanjaan menghadapi nasib serupa? 

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Pusat perbelanjaan dan ratusan tenant di dalamnya belum membukukan kunjungan dan penjualan normal. Masih jauh dibanding sebelum pandemi COVID-19 terjadi. Namun, kerja keras menaikkan omzet dan penjualan nampaknya akan kembali tergerus. Pendapatan terancam jauh menurun. Satgas Penanganan COVID-19 juga berencana menutup operasional mal saat libur Lebaran. Wacana ini mengemuka setelah adanya kebijakan nasional tentang larangan mudik, 6-17 Mei mendatang. Masyarakat yang tidak menjalankan tradisi ini tentu akan memilih alternatif kegiatan mengisi libur Lebaran. Salah satunya mengunjungi tempat-tempat wisata. Baik di dalam kota, maupun antarkota dalam provinsi. Namun pilihan itu nampaknya akan hilang. Pemerintah berencana akan menutup operasional tempat wisata karena berpotensi menimbulkan kerumunan. Sebab dinilai sama dengan kerumunan dalam perjalanan saat mudik. Pusat perbelanjaan atau mal yang menjadi alternatif terakhir juga diwacanakan ditutup. Sama seperti tempat wisata, mal menjadi atensi karena dinilai rawan kerumunan. Padahal mal sebenarnya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kepala Satpol PP Balikpapan Zulkifli mengatakan, berkaca pada Lebaran tahun lalu, penutupan sementara tempat-tempat rekreasi yang dikelola pemkot seperti Pantai Segarasari Manggar di Balikpapan Timur, membuat masyarakat mencari alternatif lain. Yakni berlibur di sejumlah pusat perbelanjaan yang masih beroperasi. "Tahun lalu kita tutup dua hari (tempat rekreasi). Nanti kita koordinasi dulu dengan pengelola pusat perbelanjaan," ujarnya, baru-baru ini. Menurutnya, pengelola mal sebenarnya sudah berinisiatif menutup pusat perbelanjaan sampai hari pertama dan kedua Idulfitri. Untuk menghindari potensi kerumunan. Namun ternyata jumlah kunjungan masyarakat meningkat setelah mal kembali dibuka. Meski demikian, ia memastikan bahwa satgas sudah mengambil keputusan agar tempat-tempat rekreasi di Balikpapan ditutup selama sepekan. Menurutnya penutupan sementara itu untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Ia menyebut koordinasi penutupan tempat-tempat rawan kerumunan sangat penting. Agar seluruh stakeholder terkait memiliki persepsi yang sama terkait penanganan pandemi di Kota Minyak. Apalagi saat ini satgas mencatatkan penurunan grafik kasus terkonfirmasi positif harian yang cukup signifikan selama satu bulan terakhir. Dari yang tadinya bisa mencatat penambahan ratusan kasus positif setiap harinya. Kini menjadi sekitar 20 sampai 40 kasus harian. "Kita akan bahas dengan pengelola mal. Karena jangan sampai objek wisata di tutup ternyata malah pengunjung mal yang membeludak," imbuhnya. (ryn/eny)

Mal Sudah Siapkan Prokes Ketat

Meski belum ada kepastian soal operasional mal pada saat libur Lebaran. Namun beberapa pusat perbelanjaan sudah melakukan persiapan menyambut Idulfitri. Tentunya dengan mengedepankan protokol kesehatan. Public Relation (PR) Senior Balikpapan Super Blok (BSB) dan Pentacity Balikpapan Adelina memastikan BSB dan Pentacity telah siap menyambut Idulfitri 2021 dan akan beroperasi. "Sepertinya tahun ini kita tetap beroperasi (saat Lebaran)," ujarnya.   Adapun persiapan yang dilakukan yakni menerjunkan tim operasional bersama tim Satgas COVID-19 BSB. Memastikan semua pihak baik manajemen, mitra dan pelaku usaha yang menempati setiap tenant selalu memaksimalkan protokol kesehatan (prokes). Terutama jika ada kenaikan pengunjung yang membeludak. "Karena yang membeludak itu bisanya bukan saat hari lebarannya. Tapi sebelumnya, seperti hari-hari biasa saat ini. Jadi sudah kita antisipasi dengan merencanakan segala sesuatunya dengan menerapkan protokol kesehatan," ujarnya, saat dihubungi, Minggu (2/5). Beberapa tenant dengan brand besar, kata dia, sebut saja seperti Matahari dan H&M, membatasi jumlah pengunjungnya sampai 50 persen dari total kapasitasnya. "Jadi kalau sudah melebihi kapasitas yang ditentukan, itu kita setop dulu pengunjungnya. Kita biarkan dulu antre, nanti kalau ada pengunjung yang keluar, baru pengunjung lain diperkenankan masuk," katanya. Ia menyebut pihaknya juga mengimbau para pengunjung pusat perbelanjaan yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Stal Kuda, Balikpapan Selatan itu, agar disiplin prokes. Sehingga semua pihak terlibat dalam meminimalkan penularan virus COVID-19. "Karena kita enggak bisa memonitor semua orang setiap saat. Jadi kami selalu informasikan kepada pengunjung agar disiplin. Jadi dua belah pihak sama-sama menjaga," katanya. Suasana Ramadan dan Idulfitri tahun ini, kata dia, terkesan berbeda dari tahun sebelumnya. Di mana tahun lalu, pihaknya sempat berhenti beroperasi sementara saat Lebaran. Lantaran kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sedang tinggi-tingginya. Kini, kondisi pandemi di Balikpapan sudah melandai dan stabil. Menurutnya hal itu merupakan sinyal yang baik bagi pelaku usaha dan perekonomian khusus ritel di masa pandemi. Hal itu, kata dia, tidak terlepas dari andil dan kinerja Satgas Penanganan COVID-19 Balikpapan. "Apa lagi sekarang sebagian masyarakat Balikpapan sudah divaksin. Ini memberikan harapan baru," terangnya. Selain itu, ia menilai euforia masyarakat yang antusias menyambut Idulfitri juga didukung dengan penguatan ekonomi dan daya beli yang semakin membaik. Seiring dengan melandainya kasus-kasus COVID-19 di Kota Minyak. "Kalau tahun lalu kan kita benar-benar lockdown. Tapi tahun ini gaji juga mulai normal, nih. Kita juga tidak bisa menahan euforia masyarakat yang mulai membaik," imbuhnya. Hal serupa disampaikan Public Relation Rapak Plaza Hamzah. Ia menyebut Rapak Plaza tetap beroperasi saat Lebaran nanti. "Tetap beroperasi seperti biasa, tapi yang kita perhatikan itu prokes," katanya. Menurutnya sampai saat ini, baik pihak pengelola pusat perbelanjaan maupun pemangku kebijakan, sudah bekerja optimal agar bisa bersama-sama menekan penyebaran COVID-19. Dengan cara menerapkan prokes di segala aspek. "Dampak positifnya yakni pemulihan ekonomi masyarakat bisa tercapai. Artinya dengan tren kasus yang melandai ini, mal bisa tetap beroperasi. Hanya saja kita enggak boleh terlena," tukasnya. Menurutnya kasus COVID-19 yang melanda India menjadi contoh. Bahwa penerapan prokes menjadi salah satu langkah antisipasi agar tidak terjadi second wave atau gelombang kedua peningkatan kasus COVID-19. "Di Rapak Plaza, kita perketat prokesnya. Artinya sama-sama menjaga," katanya. Menurutnya, langkah Satgas Penanganan COVID-19 Balikpapan sudah tepat dengan menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro dan kota. Yang lebih difokuskan pada penanganan di lingkup masyarakat yang lebih kecil, yakni di permukiman warga. Sehingga daya dukung terhadap pemulihan perekonomian benar-benar bisa berjalan. "Dan terbukti PPKM kita efektif. Jadi para pelaku usaha seperti di mal juga bisa fokus mencari penghidupannya," imbuhnya. (ryn/eny)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: