PT Pelita Samudera Shipping Targetkan Pendapatan Naik 20 Persen

PT Pelita Samudera Shipping Targetkan Pendapatan Naik 20 Persen

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Rencana strategi ekspansi armada akan dilakukan PT Pelita Samudera Shipping Tbk. (PSSI). Dengan menargetkan belanja modal tahun ini sebesar USD 21 juta. Perusahaan yang memiliki operasional terbanyak di Kaltim ini menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 20 persen.

Optimisme itu disampaikan Direktur Utama PSSI Iriawan Ibarat. Iriawan mengatakan sangat yakin pertumbuhan pendapatan tahun ini bisa melebihi dua digit. Pada 2020, PSSI berfokus pada diversifikasi komoditas angkut multi kargo. Untuk merambah pangsa pasar potensial. Termasuk pasar internasional. "Pertumbuhan pendapatan pada 2021 ditargetkan meningkat sekitar 15 sampai 20 persen dari 2020, dengan target lebih tinggi dari 2019 atau pra-pandemi," jelas Iriawan, Selasa (27/4). Di tahun lalu juga, perseroan mencetak USD 68,4 juta atau sekitar Rp 0,96 triliun. Berkat strategi diversifikasi komoditas angkut. Alias, pengoptimalan utilisasi aset yang dimiliki di tengah melesunya pasar ekspor dan domestik akibat pandemi. Yang menekan industri global. Khususnya lagi soal lesunya permintaan komoditas batu bara. Pria dengan nama panggilan Alex ini juga menjelaskan, PSSI hanya mengalami penurunan sebesar 9 persen dari periode yang sama di 2019. Yakni sebesar USD 75,3 juta dengan tarif angkutan rata-rata mengalami kenaikan 10 persen. Yaitu menjadi USD 2,74 per metrik ton, yang sebelumnya USD 2,49 per metrik ton di 2019. "Dan membukukan total volume pengangkutan sebesar 24,9 juta metrik ton," tambah Alex. Alex menjelaskan, pendapatan sewa berjangka meningkat signifikan. Sebesar 35 persen menjadi USD 13,3 juta dari USD 9,9 juta di 2019. Yang mengalami peningkatan di semua segmen bisnis. Seperti, Floating Loading Facility (FLF), Kapal Tunda dan Tongkang (TNB) dan Kapal Curah Besar (MV). Kemudian, beban pokok pendapatan sedikit mengalami penurunan. Menjadi USD 55,9 juta dari USD 56,2 juta di 2019. Dengan kontribusi terbesar dari peningkatan biaya depresiasi kapal. Tetapi, diimbangi dengan penurunan biaya bahan bakar. Turunnya Pasar Batu Bara Alex melanjutkan, di tengah turunnya pasar batu bara, perseroan melakukan perbaikan dan pemeliharaan kapal di semester pertama. “Sehingga dapat mengejar kebutuhan volume pengangkutan di semester kedua. Terbukti dengan mulai menguatnya harga batu bara menjelang awal kuartal IV/2020," ujarnya. Lebih lanjut, perseroan mencatat marjin laba kotor sebesae 18 persen atau USD 12,5 juta. Marjin EBITDA sendiri, berhasil dicapai di angka 35 persen. Yakni sebesar USD 24,3 juta. Ini menunjukkan cash cost yang cukup stabil. Di mana dari 2018 marjin berada di angka 40 persen, atau EBITDA sebesar USD 29,9 juta. Kemudian, utilisasi penuh dan ekspansi multi kargo armada MV mencapai hampir 25 persen. Untuk volume pengangkutan freight charter komoditas di luar batu bara. Seperti, nikel, alumina, tembaga konsentrat, semen klinker, pasir, silika, billet baja dan produk besi. Di pertengahan 2020, TNB ekspansi ke segmen nikel. Terutama di area Sulawesi Tenggara. Serta membuka kantor perwakilan di Kendari pada akhir kuartal IV/2020. "Memperluas pangsa pasar dan optimisasi aset (guna) membantu PSS untuk melaporkan laba bersih tahun berjalan per 31 Desember kemarin, sebesar USD 8,4 juta," ucapnya. Lebih lanjut, perseroan membangun posisi keuangan yang kuat. Dengan jumlah aset meningkat sebesar 3 persen (year-on-year/yoy). Menjadi USD 146,8 juta dari USD 143,2 juta. Jumlah ekuitas juga meningkat sebesar 7 persen (yoy). Menjadi USD 94,5 juta dari USD 88,6 juta. Alex melanjutkan, dari saldo laba (Retained Earnings) meningkat sebesar 18 persen menjadi USD 394 juta per 31 Desember. "Dari USD 33,4 juta per 31 Desember 2019. Di periode yang sama, perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar USD 14 juta. Termasuk kas yang dibatasi penggunaan sekitar USD 1,3 juta," bebernya. Lalu, rasio utang terhadap aset dan rasio hutang terhadap ekuitas di 2020, masing-masing sebesar 0,24 kali dan 0,37 kali. Lebih rendah dari masing-masing angka di 2019. Yakni 0,28 kali dan 0,45 kali. Menurut Alex, ini merupakan kontribusi dari pembayaran penuh pinjaman bank jangka panjang UOB. Serta cicilan pokok pinjaman bank ICICI dan Citibank. Dengan total pembayaran pinjaman sebesar US$ 30,5 juta. Adapun, pembayaran pinjaman bank juga berkontribusi pada posisi Ratio Gearing yang lebih baik. Sebesar 0,22 kali vs 0,37 kali dari 2019. Struktur Modal yang Terjaga Posisi keuangan ini, jelas Alex lagi, menunjukkan perseroan memiliki struktur modal yang terjaga dengan baik. Dan kapasitas keuangan yang solid. Rasio harga saham terhadap pendapatan (Price Warning Ratio) juga meningkat lebih tinggi, sebesar 7,7 kali. Di mana di 2019 hanya 5,3 kali. Alex menyebut, PSSI telah berhasil mengamankan kontrak senilai USD 164,6 juta. Pada 2020 untuk kontrak baru. Lalu, perpanjangan kontrak jangka panjang 1 hingga 3 tahun ke depan. "Kami optimis akan bertumbuh tangguh dengan diversifikasi bisnis, optimalisasi aset dan ekspansi armada sebagai strategi berkelanjutan," pungkasnya. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: