Produksi Minyak di Kuartal Pertama 2021 Tak Sesuai Target Pemerintah

Produksi Minyak di Kuartal Pertama 2021 Tak Sesuai Target Pemerintah

Jakarta, nomorsatukaltim.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi minyak bumi pada kuartal I 2021 hanya mencapai 679,5 ribu barel per hari (bph) atau 96,4 persen dari target APBN 2021 sebesar 705 ribu bph. Capaian ini juga masih di bawah realisasi produksi tahun 2020 sebesar 708,5 bph.

Seperti diketahui, pada 2020 harga minyak sempat anjlok. Bahkan ke level negatif. Sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Namun pada 2021 ini harga minyak sudah bergerak ke arah yang positif. Berdasarkan data SKK Migas, realisasi rata-rata ICP telah melonjak ke kisaran USD 59,01 per barel. Lebih tinggi dari asumsi APBN 2021 sebesar USD 45 per barel. Angka ini juga jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga minyak dunia pada 2020 yang berada di kisaran USD 42 per barel. Sementara untuk produksi minyak terangkut (lifting) sepanjang kuartal I 2021 masih lebih rendah dibandingkan produksi. Yakni 676,2 ribu bph atau 95,9 persen dari target APBN 705 ribu bph. Lifting gas juga masih di bawah target: 5.539 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 98,3 persen dari target APBN sebesar 5.638 mmscfd. Secara total, untuk lifting migas sepanjang kuartal I 2021 mencapai 1,66 juta barel setara minyak per hari (boepd). Di bawah target APBN sebesar 1,71 juta boepd. Hal tersebut disampaikan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. “Saat ini lifting migas untuk minyak capai 96 persen dari target 705 ribu bph. Tercapai 676 ribu bph,” paparnya dalam konferensi pers terkait Kinerja Hulu Migas Kuartal I 2021, Senin (26/4). Dia mengatakan, masih rendahnya produksi minyak pada kuartal I ini karena entry point (tingkat produksi awal) yang rendah pada Desember 2020. Yakni 699 ribu bph. Kinerja beberapa lapangan juga tidak sesuai prognosis seperti Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang dioperasikan ExxonMobil Cepu Ltd. Karena isu kenaikan water cut dan GOR; Lapangan Sukowati oleh Pertamina EP juga karena isu kenaikan water cut. “Mundurnya kontribusi bor beberapa sumur dan kejadian unplanned shutdown di Q1 2021 seperti Train-1 dan Train-2 BP Berau, CPGL Suban Plant dan trip di BGP PetroChina Jabung juga berkontribusi terhadap produksi minyak 2021,” tuturnya. Meski demikian, seiring dengan kenaikan harga minyak dan juga efisiensi di cost recovery, maka ini berdampak pada penerimaan negara di atas ekspektasi. “Realisasi penerimaan negara pada kuartal I 2021 USD 3,29 miliar atau 45,2 persen dari target satu tahun. Kalkulasi kami, USD 500-600 juta terdampak dari efisiensi cost recovery,” ujarnya. (cnbc/qn) Sumber: Produksi Minyak Q1 Masih Lesu Meski Harga Melonjak, Kenapa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: