Masterplan Penanganan Banjir Samarinda Berfokus pada Proyek Fisik
Samarinda, nomorsatukaltim.com - Pemerintah Kota Samarinda terus mematangkan rencana induk pengendalian banjir Samarinda. Beberapa skema program dibahas bersama Balai Wilayah Sungai (BWS), Bappeda Kaltim dan Dinas PUPR Pera Kaltim, Rabu (14/4/2021).
Rapat koordinasi juga menegaskan pembagian tugas dalam penanganan banjir. Berdasarkan kewenangan dan nota kesepahaman antara BWS, pemprov dan pemkot. Pemkot juga tengah melakukan pemetaan terhadap permasalahan sosial. Yang berpotensi menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan program. Pembahasan lainnya, ialah penyusunan rencana pelaksanaan APBD yang berbasis banjir. Wali Kota Samarinda Andi Harun menuturkan telah menyimpulkan identifikasi masalah lambatnya progres pembangunan pengendalian banjir selama ini. Yaitu karena pemerintah hanya sekadar membuat masterplan yang berisi program-program. Tetapi tidak diejawantahkan dalam penyusunan APBD setiap tahun. "Jadi kita susun masterplan, kemudian secara tahunan ada program yang kita eksekusi. Karena kalau masterplan saja, tidak dieksekusi dalam APBD ya akhirnya identifikasi masalahnya di situ," paparnya. Karena itulah berbagai masalah akhirnya timbul. Seperti lahan yang seharusnya menjadi kolam retensi, kembali dikuasai masyarakat. Karena tidak kunjung dibebaskan. "Ada juga yang tadinya luasannya 25 hektare, sekarang menjadi hanya 1,5 hektare. Kita sudah tidak bisa melakukan apa-apa. Karena pasti permasalahan sosialnya makin bertambah," katanya. Oleh sebab itu, kata wali kota, untuk mempercepat upaya pengendalian banjir ini, dibutuhkan konsistensi dan komitmen pelaksanaan di masing-masing pihak. Andi Harun mengungkapkan, pemkot menekankan tiga agenda utama. Yang akan menjadi fokus penanganan tahun ini. Ketiganya adalah persimpangan Mal Lembuswana serta Stadion Sempaja yang di dalamnya ada Griya Mukti dan Bengkuring. Lalu fokus ketiga ialah mengatasi banjir di Jalan DI Panjaitan yang meliputi Mugirejo dan Lempake. "Nanti tahun berikutnya, fokus kita kemudian masuk lagi ke wilayah-wilayah lain. Misalnya penanganan banjir di Samarinda Seberang, sistem Karang Asam Besar misalnya, dan lain lain," pungkas Andi Harun. (das/eny)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: