Jalan Licin Berlumpur karena Longsoran, Setiap 3 Menit, 1 Pengendara Terjatuh

Jalan Licin Berlumpur karena Longsoran, Setiap 3 Menit, 1 Pengendara Terjatuh

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Longsor yang menimbun sebagian badan jalan di kawasan yang disebut Teluk Bajau, Jalan Trikora Kelurahan Mangkupalas, Samarinda Seberang kian menyengsarakan warga.

Lumpur tanah liat yang terbawa aliran air hujan menutupi permukaan jalan. Membuat jalan licin dan membahayakan pengendara yang melintas. Dalam 15 menit Disway Kaltim berdiri di lokasi itu, Minggu (11/4) sore kemarin. Sedikitnya lima pengendara roda dua terguling bersama kendaraannya. Di titik jalan menurun dari arah Palaran ke Samarinda Seberang yang sudah terlumuri lumpur itu. Itu baru di satu titik. Pada bagian lain di lokasi longsor sepanjang sekitar 500 meter, kemungkinan ada saja pengendara yang tergelincir pada saat bersamaan. "Minimal dalam satu jam ada 10 lebih yang terjatuh, di bagian sini," ujar Rendi menunjukkan turunan dari arah Palaran setelah melalui titik penyempitan jalan akibat tanah yang melorot. Rendi adalah relawan dari Bala Bantuan Kebakaran (Balakar) Kelurahan Harapan Baru, Loajanan Ilir. Ia terpanggil untuk membantu mengatur lalu lintas pengendara di lokasi tersebut setiap sore sejak sepekan terakhir. Menurut kesaksian Rendi, kondisi parah ini terjadi sejak minggu lalu. Longsor yang menimbun jalan, yang sedianya sudah dikeruk perlahan oleh otoritas terkait, kembali melorot bersamaan dengan hujan deras beberapa hari terakhir. "Ini sudah seminggu ini, habis dikeruk, kembali lagi. Tanah longsoran turun terus, setiap hujan," katanya diwawancarai Disway Kaltim di lokasi tersebut kemarin sore. Hendra, warga lainnya yang menjadi relawan pengatur lalu lintas mengungkapkan hal senada. Ia berkata, sejatinya longsor terjadi sejak hampir setahun terakhir. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah provinsi. Namun belum mampu mengatasi masalah yang terjadi. Ia menceritakan, rutinitas yang dilakukan setiap pagi pukul 08.00 hingga pukul 10.00 dan pukul 16.00 sampai pukul 20.00 sore. Adalah berusaha mengurai kepadatan kendaraan yang hendak melintas. Yang kemacetannya bisa sampai 2-3 kilometer dari dua arah. Jalur tersebut merupakan akses utama dari Samarinda Seberang ke Palaran, Sanga-sanga dan sebaliknya. Hampir tidak ada alternatif jalan yang cukup menguntungkan bagi pengendara. Yakni dari arah Palaran dan Sangasanga cuma bisa melalui Kecamatan Sambutan. Yang berarti harus menyeberang Jembatan Mahkota Dua. Dan besar kemungkinan juga akan terjebak macet di kawasan Gunung Manggah, Sambutan. Atau warga melalui jalun masuk Stadion Palaran, Desa Tani Aman. Keduanya tidak menjadi pilihan karena jarak tempuh yang jauh lebih panjang. "Jadi mau tidak mau orang pulang pergi bekerja lewat sini. Makanya padatnya pagi saat orang berangkat kerja. Dan siang waktu pulang kerja," ucapnya. Menurut pengamatan Hendra, jika sedang padat setidaknya 20-30 orang yang terjatuh dari kendaraan. Tidak sedikit yang mengalami cedera parah dan dilarikan ke rumah sakit. Sementara Anto, rekan setim Hendra sebagai relawan pengatur lalu lintas, yang tinggal di dekat lokasi itu menyarankan median jalan di sisi turunan dibongkar. Agar kendaraan dari arah Palaran yang telah melalui titik penyempitan, bisa segera masuk ke sisi kiri jalan dua arah itu. Agar tidak lagi melalui turunan yang licin itu. Yang banyak menyebabkan pengendara tergelincir. Budi pun kebingungan. Melihat pemerintah seolah tak berdaya mengatasi masalah ini. Yang hanya melakukan perbaikan sekenanya. Ia salah satu pengendara yang rutin melintas. Rumahnya dj Sangasanga. Ia bekerja di Samarinda. Sore kemarin ia terpanggil untuk singgah dan membantu mengatur lalu lintas. Menunjukkan kepada pengendara lintasan yang tidak begitu parah. Atau membantu setiap pengendara yang terjatuh. "Kita juga belum tahu kapan selesainya ini diperbaiki. Cuma ada perbaikan memindahkan tanah longsor. Yang malah tambah parah sekarang," tuturnya, pria yang menyisihkan waktu dalam perjalanannya untuk membantu pengendara melintas saat tengah macet-macetnya. Harian ini telah berupaya menghubungi Joniansyah. Ia adalah kepala Bidang Pemeliharaan Infrastruktur Wilayah II DPUPR Pera Kaltim. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada jawaban. (das/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: