Untung Ciamik dari Bisnis Kostum Komik

Untung Ciamik dari Bisnis Kostum Komik

Dalam sebuah bisnis diperlukan kreativitas tanpa batas. Karena kreativitas ini lah yang mampu mempertahankan bisnis dalam situasi apa pun. Selama ada kreativitas. Bisnis, tak akan pernah mati. Irwan Wiryadinata adalah salah satu contoh nyata menjadi pebisnis dengan kreativitas.

Samarinda, Nomorsatukaltim.com - Penggemar karakter superhero ini, mendirikan bisnis kostum. Bisnis yang masih sangat minim ditemukan di Kalimantan Timur. Diakui Irwan, menggeluti bisnis kostum superhero diperlukan kreativitas dan ketekunan yang tinggi. Untuk menciptakan produk yang sesuai dengan minat pasar.

Ketekunan Irwan bisnis kostum berbuah manis. Dalam beberapa tahun terakhir, bisnisnya semakin dilirik para konsumen. Bahkan sudah diekspor ke berbagai negara. "Pesanan lebih banyak luar negeri. Terutama dari para peminat cosplay," ungkap Irwan dalam acara Ngopi Sore: Ngobrol Pintar dan Inspiratif. Di Lounge Bankaltimtara Prioritas, Kamis (8/4). Sebuah program talk show mingguan, yang digelar Diskominfo dan Harian Disway Kaltim. Irwan menyebut, salah satu keunggulan produk bisnisnya. Dibanding produk dari bisnis serupa adalah faktor kenyamanan. Ia menjamin, produk kostum buatannya, sangat nyaman dikenakan. Karena ia yang juga merupakan seorang cosplayer. Sangat mengedepankan kenyamanan pemakaian saat memproduksi kostum. Ia bahkan hadir mengenakan kostum Spiderman buatannya. Untuk membuktikan, bahwa kostum buatannya memang sangat nyaman dikenakan. Disamping itu, bisnis kostum irwan terus memberikan inovasi pada produknya. Agar semakin beragam. "Kalau kompetitor sejenis misalnya hanya produksi satu karakter kostum Spiderman. Saya punya banyak item karakter Spiderman itu. Karena versi universe Spiderman kan memang luas," jelasnya. "Dalam sekali produksi, saya selalu berinovasi paling tidak menciptakan 5 item. Dari jumlah itu, minimal 1 item bisa laku," sambungnya. Selama memproduksi kostum karakter superhero. Irwan mengaku, model kostum model armor adalah produk yang cukup sulit dibuat. Seperti kostum Iron Man, Gundam, dan robot. Karena membutuhkan bahan-bahan rumit dan proses pembuatan yang lebih detail. Irwan turut membagikan tips dalam berbisnis. Mulai lah bisnis yang sesuai dengan kegemaran. Karena dari sana, akan muncul kreativitas. Dwie Arum Meynina seorang pengusaha kuliner asal Kutai Kartanegara juga menyebut perlunya kreativitas dalam bisnis. Apalagi bagi sebuah bisnis baru. Kreativitas itu diperlukan untuk menciptakan konsep bisnis yang unik dan berbeda. Sehingga menggaet minat konsumen. Dwie mendirikan brand minuman kopi dengan nama Kopi Hak. Meski bisnis kopi telah menjamur, Dwie tetap bisa tampil dengan pasar bisnis yang mampu bersaing dengan brand lainnya. Dwie mengedepankan konsep budaya lokal dalam brand bisnisnya. Kopi Hak, berbasis di Tenggarong, ibu kota Kutai Kartanegara. Kata 'Hak' dalam brand kopinya, diambil dari bahasa serapan Kutai. Yang berarti sebuah ajakan atau kalimat penegasan. Pelayanan di kedai kopi, mulai dari kasir dan karyawan juga selalu menggunakan bahasa Kutai. Ke-khasan daerah ini, yang membuat brand kopi ini punya tempat di hati para pelanggannya. "Misal, saat kasir memanggil pesanan pelanggan. Pakai bahasa Kutai; kopi susu sanak sudah siap, sini hak!" ujar Dwie memperagakan pelayanan di kedai kopi miliknya yang menggunakan bahasa Kutai. Selain membangun citra brand, dengan begitu ia juga bisa memperkenalkan bahasa dan budaya lokal kepada para pemuda. Selain bisnis kopi, Dwie juga menggeluti bisnis kuliner lainnya. Dengan mendirikan produk makanan bernama Mieknya. Yang menyajikan sajian olahan mie. Sama seperti brand sebelumnya, Dwie kembali menyisipkan kekhasan daerah dalam setiap produknya. Ia memang punya misi memajukan daerahnya melalui bisnis kekinian seperti ini. Mieknya diambil dari resapan bahasa Kutai yang sangat familiar. Dengan tag line, "Mieknya ndik sepedas sungut tetangga." Artinya, mie nya tidak sepedas mulut tetangga. Haha.. Dwie mengaku sebagai brand lokal, ia memiliki tantangan untuk bersaing dengan produk franchise yang lebih terkenal. Namun ia optimistis, dengan harga dan kualitas produk yang kompetitif. Akan mampu bersaing dengan brand sejenis. "Bisnis lokal memang masih dipandang sebelah mata. Kadang, kami pebisnis lokal juga insecure. Tapi saya encourage teman-teman, bahwa selama kita menunjukkan kualitas terbaik, kita pasti bisa bersaing!” tekadnya. Oleh karena itu ia berpesan kepada para pemilik brand lokal. Untuk tidak takut bersaing dan memberikan totalitas penuh dalam berbisnis. "Produk kita harus bagus, marketing kita juga harus kuat. Buktikan meskipun kita brand lokal, tapi kita juga mampu menciptakan produk terbaik," pungkasnya. (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: