Sabar Ya, Proyek Jargas di Kukar Tahun Ini Ditunda Dulu

Sabar Ya, Proyek Jargas di Kukar Tahun Ini Ditunda Dulu

Kukar, nomorsatukaltim.com – Masyarakat Kukar harus bersabar. Karena target pemasangan jaringan gas (jargas) rumah tangga urung terealisasi. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kukar Slamet Hadiraharjo memastikannya.

Ia sudah berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Kementerian EDM. Pemicunya karena adanya realokasi dan refocusing anggaran di tubuh Kementerian ESDM. Nah, jargas sendiri anggarannya juga disupport dari APBN. Oleh kementerian ESDM. Otomatis ikut berdampak pula di daerah. "Tahun ini hanya mengaktifkan jaringan yang sudah ada (terpasang) saja," jelas Slamet Hadiraharjo saat dikonfirmasi. Pengajuan proposal pun sudah diberikan Pemkab kepada Kementerian ESDM. Sejak 2019 lalu. Untuk sekitar 40 ribuan sambungan jargas. Namun baru dirasakan oleh masyarakat sebanyak 8.500 sambungan rumah tangga. Penyambungannya dalam dua tahapan. Tahap awal, 5 ribu sambungan pada 2019 lalu. Tahap kedua, sekitar 3.500 sambungan. Dan aktif pada awal 2021. Tapi sejauh ini baru Kecamatan Muara Badak dan Marangkayu yang terakomodasi oleh perusahaan PT Pertamina ini. Meskipun baru mengakomodasi dua derah tadi, ternyata beberapa kecamatan jadi sasaran pengajuan oleh Dinas ESDM Kukar. Sebut saja Kecamatan Muara Jawa dan Kecamatan Sanga-sanga. Yang memang terlewati jalur pipa migas milik Pertamina. "Itu kami usulkan semua ke kementerian," lanjut Slamet. Namun lagi-lagi tertunda. Kondisi anggaran tadi jadi hambatan utama. Membuat pemerintah pusat lebih memilih mengalokasikan anggaran ke wilayah lain di luar Kukar. Yang memang belum ada tersentuh sama sekali pembangunan jargas untuk rumah tangga. "Karena anggaran dari pusat dan terbatas, jadi ada skala prioritas, (Kementerian) utamakan yang prioritas," timpalnya. Tapi Slamet tetap berharap. Tahun depan pengajuan pembangunan jargas bisa berlanjut. Demi memenuhi kebutuhan jargas rumah tangga yang sudah diajukan. Dan juga berharap kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia cepat mereda. Apalagi proses vaksinasi telah berjalan, setidaknya bisa jadi indikator perbaikan ekonomi. (mrf/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: